Teguran Manis

on
Senin, 06 Oktober 2014
Duh, di mana-mana bau daging kambing, yep... hmm...
Em, ehh... tapi harus bersyukur... sodara-sodara kita di Palestine, Suriah dan negara-negara konflik lainnya apa kabar? Semoga mereka berkesempatan mencicip nikmatnya daging kurban :')

Saya nggak lagi pengen cerita soal itu sih sebenarnya. Saya mau cerita tentang sebuah buku yang seperti menampar saya bolak-balik, dan membuat saya akhirnya sadar -- entah sadar dari pingsan, atau dari tidur panjang. Hehe.

Buku ini bukan milik saya sendiri, melainkan pinjaman dari Mbak Prima. Sekitar tiga hari yang lalu saya mulai baca buku tersebut, dan langsung dibikin terperangah di bab-bab awal. Emm, ohya... saya nggak bisa sebutin judul bukunya, karna kalo sekedar tau judulnya nggak tau isinya, pasti bakal ngira saya galauers. Haha. Jadi, yang penasaran banget buku apa yang sebenernya saya maksud, email saya ya. *Saya terlihat Ge Er sekali, ya. Kayak ada yg baca blogpost ini ajah :D*

Anyway, saya bener-bener merasa buku tersebut sebagai hidayah dari Allah yang disampaikan dengan amat jelas melalui tangan Mba Prima. Hidayah yang membuat saya menyadari hal yang selama ini nggak saya sadari. Atau, saya sadari, namun selalu berusaha saya pungkiri. Saya menyadari tentang niat saya yang masih jauuuhhh dari kata lurus. Ah, ngomong niat 'karna Allah' memang gampang sekali, yah, diucap. Tapi kalo kita mau jujur sama diri sendiri, bisa banget kok sebenernya untuk tau niat kita bener-bener karna Allah atau bukan. Dan yang paling penting, saya jadi tau dan sadar bahwa ternyata ada 'sesuatu' yang belum beres pada diri saya sendiri. Ya, kini saya tau, sudah saatnya saya berdamai dengan banyak hal yang selama ini merongrong alam bawah sadar saya... sekian lama.

Kemarin, saat meneruskan membaca buku tersebut, dada saya tiba-tiba diserbu perasaan haru luar biasa. Ah, betapa Allah Mahabaik pada saya. Bersedia membenarkan langkah gegabah saya dengan cara yang sebelumnya nggak saya mengerti, sebelum saya bener-bener salah jalan. Mahabaik Allah yang selaluuu saja bersedia 'menegur' saya dengan maniiiisss sekali... mengirimkan pada saya orang-orang baik sebagai perpanjangan Tangan-Nya.

Saya jadi semakin yakin -- seyakin-yakinnya. Allah memang nggak kasih apa yang kita minta, tapi Allah akan selalu kasih apa kita butuhkan. Dan Allah - hanya Allah sejatinya yang benar-benar tau apa sebenernya yang kita butuh. Emm, saya pikir Allah bisa aja kasih apapun yang kita minta. Tentu saja sangat bisa! Tapi mungkin saat itu Allah sudah enggan 'menjaga' kita dari hal-hal keliru yang sering kita minta. Mau kayak gitu? Saya enggak :)
9 komentar on "Teguran Manis"
  1. Terkadang tanpa kita sadari setiap kejadian sehari2 mengandung pelajaran berharga

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mbak... kalo kita jeli ambil hikmah, sll ada hikmah yg bs kita ambil :)

      Hapus
  2. Duh jadi kepo sendiri, judul bukunya apa sih.. bisikin dong, ato mbok dikasih bocorannya dikit. dikiiittt aja *maksa* haha

    Eh, setting komennya gak bisa dibuat all url, ya.. yah masuk ke blog yg blogspot deh..
    ya udah lah klo mo kunjungan balik ke blog yuniarinukti.com aja ya mbak *GR* haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Feeling saya Mba yuni udah gak butuh buku ini deh. haha :D

      Hapus
  3. Setuju sm Rosa... Btw, bukunya judulnya apa sih? Bolehlah dibuat resensinya, dek...*bujuk
    Kepo niih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siappp mbaakk... kalo udh selesai pasti sy resensi Insya Allah :))

      Hapus
  4. Pada fase awal, mungkin kebutuhan itu masih sedikit. Namun ketika zaman bergerak, kebutuhan itu meningkat, membentuk setiap kebutuhan Manusia pribadi lepas pribadi.

    Gadget misalnya, telah menjadi sebuah kebutuhan. Alat Transportasi dll yang di fase awalnya hanya sebuah keinginan belaka. Melalui serangkaian strategi, Kaum pebisnis-(Baca: Kapitalis) berhasil merubah keinginan itu menjadi sebuah kebutuhan. Di pelosok, kaum miskin dipaksa harus menjadikan sesuatu itu menjadi kebutuhan, bila tidak akan ada pengasingan secara sosial yang laten terjadi. Di fase ini, "Tuhan" pun dipaksa untuk memenuhi sebuah kebutuhan yang terekayasa secara sistematis ditengah DOGMA yang terlanjur jadi sebuah kebenaran "Tuhan akan memenuhi apa yang kita butuh"

    Salam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahh keren sekali analoginya :))
      setuju sekali. Terima kasih ^^

      Hapus
  5. Apakah Anda membutuhkan pinjaman? Apakah Anda seorang pengusaha atau wanita dan Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda ?? Apakah Anda membutuhkan modal untuk memulai bisnis? Apapun masalah pinjaman Anda mungkin, di sini datang bantuan Anda karena kami menawarkan pinjaman kepada individu dan perusahaan pada tingkat bunga rendah dan terjangkau.
    Hubungi kami hari ini di (carrenbenfirm@outlook.com atau carrenbenfirm@gmail.com) untuk mendapatkan pinjaman Anda hari ini.

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature