#Ramadhan5: Hikmah Dari Sepotong Cerita Serial 'Di Bawah Lindungan Abah'

on
Senin, 22 Juni 2015
"Seungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al Ahzab: 35)
“....Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” 
(Al Hujuraat: 13)

Semalem ada yang nonton serial 'Di Bawah Lindungan Abah' nggak? Saya untuk pertama kalinya nonton. Ternyata, ada Reza Rahardian yang selalu mempersonaahh itu, yah. #eh #apasih #abaikan

Saya termasuk jarang banget nonton TV, apalagi kalau di rumah. Paling nonton TV cuma buat pengantar tidur. Nah, semalam saya nyetrika buanyaakk *ditulis, biar keliatan rajin, hihi*, sambil nonton TV. Setelah pindah-pindah channel, ketemulah sama wajah gantengnya Bang Reza *halah* serial 'Di Bawah Lindungan Abah'. Nggak dari awal sih saya nontonnya, cuma sepotong. Cumaa, qodarullah passs banget dapet potongan yang syarat makna. *ehm

Buat yang semalem nggak nonton, saya ceritain secara singkat, ya. Jadi, Gaza (diperankan oleh Reza Rahardian) yang merupakan anak orang kaya raya tengah jatuh cinta pada seorang muslimah cantik nan anggun bernama Jasmine (diperankan oleh Shireen Sungkar). Nah, Jasmine ini kebetulan berasal dari keluarga yang 'beda kasta' sama keluarga Gaza. Bumi-langit deh pokoknya. Ayah Jasmine yang tunanetra merupakan seorang mubaligh di kampungnya. Em, ahya, adegan pertama yang saya lihat semalem adalah adegan ketika Gaza tertegun saat ia diam-diam mengintai rumah Jasmine. Saat itu, ia melihat ibunda Jasmine sedang menjual botol bekas dan koran bekas. Yah, kalo saya sih biasa aja, yaa... ada botol bekas yang bisa diuangkan buat tambah-tambah beli cabe sama bawang kan lumayan banget. Lha tapi kalo Gaza yang (ceritanya) udah kaya bawaan orok? Ya shock lah! Hahaha

Nah nah... sesampainya di rumah Gaza ditanya-tanya sama orangtuanya perihal cewek yang sedang ditaksirnya (Jasmine). Pertanyaan intinya, seperti apa latar belakang keluarga si wanita itu. Tadinya si Gaza (yang juga masih terlihat depresi setelah mengetahui latar belakang Jasmine) hanya mengatakan pada orangtuanya bahwa Jasmine tinggal di sebuah gang sempit, dan berasal dari keluarga sederhana. Orangtuanya masih kekeuh ngejar, minta penjelasan yang lebih detail. 'Sederhananya tu sesederhana apaaaa???', pekik mamanya geregetan. Haha. Lalu pertanyaan-pertanyaan spesifik mulai muncul satu persatu secara bergantian dari papa-mama Gaza.

'Itu rumah sendiri apa ngontrak?'

'Rumahnya ada garasinya?'

'Rumahnya ada parabolanya?'

de el el

Setelah pertanyaan-pertanyaan itu dijawab gaza apa-adanya, makin histerislah papa-mamanya. Ahahaha. Malamnya - menjelang tidur - mereka resah. Merana memikirkan kemungkinan harus mempunyai besan yang 'beda kasta' sama mereka.

Pada potongan cerita selanjutnya, jasmine sedang berbincang-bincang dengan abahnya. Abahnya bertanya perihal Gaza. Lalu Jasmine dengan nada sendu mengatakan bahwa ia minder karna latar belakang keluarga mereka dengan keluarga Gaza beda jauuuhh banget. Nah, pada potongan adegan inilah saya termehek-mehek. Berikut akan saya tulis percakapan antara Abah dan Jasmine. Emm, mungkin nggak bisa sama plek, tapi Insya Allah intinya sama dengan percakapan semalam.

Abah: Jasmine, bolehkah Abah bertanya? Jawablah dengan jujur

Jasmine: Boleh, Bah...

Abah: Bagaimana sholat lima waktumu selama ini?

Jasmine: Alhamdulillah selalu tepat waktu, Bah

Abah: Sudah berapa kali kamu khatam Al-Qur'an?

Jasmine: Emm, sekitar 10 kali, Bah

Abah: Bagaiamana puasa sunnahmu?

Jasmine: Insya Allah, tiada pekan yag Jasmine lewatkan tanpa puasa sunnah senin-kamis

Abah: Bagaimana hubunganmu dengan orangtua?

Jasmine: Kalau itu, kan Abah dan Umi yang lebih tau. Sekarang Jasmine tanya, apakah Abah dan Umi ridho pada bakti Jasmine selama ini?

Abah: Ya, Abah dan Umi menerima baktimu. Apakah keluarga ini pernah memberimu makanan yang tidak halal?

Jasmine: Setahu Jasmine Insya Allah tidak pernah, Bah...

Abah: Lalu apa yang membuatmu merasa minder?? Keluarga ini memang miskin, tapi Insya Allah keluarga ini menghasilkan wanita-wanita berkualitas baik. Percayalah, sampai akhir jaman, akan selalu ada laki-laki yang mencari wanita baik untuk dijadikan istri.

Duh, rasanyaaa... JLEB JLEB JLEB!!!

Jleb pertama... mendengar jawaban-jawaban Jasmine, membuat saya merasa tertampar sekali. Noohhh, wanita sholihah tuh kayak gituuu, bukan kayak giniii *tunjuk hidung sendiri*.

Jleb kedua, kadang secara nggak sadar kita masih sering dibuat minder sama hal-hal 'sepele' dan 'duniawi sekali', sedangkan untuk hal-hal yang lebih hakiki, kita sering luput memperhatikannya.

Emm, apa perbedaan mencolok dari keluarga Gaza dan jasmine yang tercermin dalam percakapan mereka? Kalau menurut saya, kelurga Gaza mungkin memang kaya raya. 'Terlihat' punya segalanya. Tapi mereka 'miskin' hati, hingga mudah dibuat resah dan gundah oleh hal-hal yang tidak hakiki. Terlihat dari apa yang mereka tanyakan. Garasi, parabola, dll???!!! Sedangkan keluarga Jasmine yang sederhana, justru menjelma 'kaya raya'. Karna mereka punya Allah. Mereka nggak merasa perlu mengkhawatirkan apapun, selama mereka selalu menjalankan apa yang Tuhan mereka perintahkan.

Fiuhhh... harusnya kita belajar dan introspeksi, ya, dari mereka - keluarga Gaza maupun keluarga Jasmine.
Dari keluarga Gaza kita bisa bertanya pada diri sendiri, apakah saya masih sering memikirkan hal-hal yang tidak hakiki dan menjadikannya pertimbangan? Apakah kalau saya sekaya mereka, saya juga akan memandang sebelah mata orang yang 'di bawah' kita?

Dari keluarga Jasmine kita bisa bertanya, sudah semaksimal apa kita berusaha menjadi hamba yang di ridhoi oleh Allah?

Di Bawah Lindungan Abah pada dasarnya bercerita tentang realita. Apa masih ada orang-orang seperti orangtua Gaza yang merasa pilihan anaknya amat menyedihkan 'hanya' karna latar belakang sosial yang tidak sepadan? Banyaaaakkkk!!!! Yup, meski sistem kasta 'sepertinya' hanya pernah kita baca dalam buku pelajaran SMA, sejatinya kita masih sering melihat prakteknya dalam keseharian.

Untuk itu, meski bukan fans Bapak Presiden Jokowi, saya angkat topi untuk beliau -- yang sama sekali tidak tampak keberatan berbesanan dengan rakyat jelata, saat tampuk kepemimpinan sedang ia genggam. Semoga Allah mencurahkan berkahnya bagi keluargamu, Pak :)

Akhir kata, yuk, sama-sama memperbaiki konsep diri. Nggak perlu minder sama hal-hal yang tidak hakiki, dan berhenti menilai sesuatu dari sudut pandang yang tidak hakiki pula. Kalau salah satu kalian pernah jadi 'Jasmine' yang akhirnya tidak diterima oleh keluarga 'Gaza', percayalah, mereka tidak cukup baik untuk mempunyai menantu sebaik kamu :) Yup, intinya satu: fokus menjadikan diri sendiri sebagai pribadi yang lebih Allah ridhoi. udah, itu aja.

**Sejatinya, ini nasehat untuk diri sendiri. Saya bagi di sini,
dengan selaksa harap semoga bermanfaat untuk yang sengaja/tidak sengaja membaca :)
5 komentar on "#Ramadhan5: Hikmah Dari Sepotong Cerita Serial 'Di Bawah Lindungan Abah'"
  1. wah mba penggemar sinetron 'di bawah lindungan abah juga?' :)
    iya benar mba laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya. makasih ya mba sharingnya. salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum bisa dibilang penggemar sih mbak, wong baru sekali nonton :D
      Salam kenal jugaaa :)

      Hapus
  2. Sekali nonton langsung berkesan, ya, Mbak. :)
    Karena saya tidak pernah nonton tipi, nunggu rangkuman ceritanya dari Mbak Rosa saja deh. :))

    BalasHapus
  3. Perh terbaik.

    Apa ending sinrtron ini sis?

    Saya ter nonton nya di tv sempena idulfitri... hanya sempat nonton 2 episod sahaja.

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature