Jika Hendak Berkurban, Jangan Lupakan Hal Ini

on
Selasa, 30 Agustus 2016

Idul Fitri rasanya baru kemarin, ya. Tiba-tiba sebentar lagi kita akan kembali mendengar gema takbir bergemuruh di seluruh pelosok negeri. Yup, Idul Adha sebentar lagi menghampiri :)

Apa yang sudah kita siapkan untuk menyambut akan datangnya idul adha? Baju baru? Sepatu baru? DUh, kalau itu rasanya idul fitri aja cukup kali, ya. Saat idul adha, betapa lebih bijaknya kita jika menyisihkan uang yang tadinya mau dibuat beli macem-macem itu untuk berkurban saja. Beli baju kan dua ratus-tiga ratus ribu, mana cukup buat kurban! Itu kan kalau budget buat sekali beli. Coba kalau budget setahun dikumpulin! Hehe. Intinya, mari berusaha agar kita menjadi orang yang mampu berkurban. Jangan malah terus-terusan terlena pada zona 'merasa' tidak mampu, dan terlanjur fasih mengatakan, "aku sih kurban perasaan aja!" tiap idul adha datang.

Nah, kalau sudah mampu dan tahun ini hendak berkurban, jangan sampai melupakan hal ini. Saya juga inget gara-gara kemarin ada yang mengingatkan. Hehe. Makanya pengen mengingatkan teman-teman yang lain juga lewat tulisan ini. Siapa tau ada yang lupa, atau malah belum tau :)

Apa sih hal yang gak boleh dilupakan itu?

Ini nih:

”Barangsiapa yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.” (HR. Muslim 5236, Abu Daud 2793, dan yang lainnya)
(Sumber: https://konsultasisyariah.com)
Nahh, sudah ingat dan sudah tau ya sekarang?! Jika kita punya niat hendak berkurban di idul adha besok, maka saat memasuki tangga 1 Dzulhijjah yang di kalender masehi jatuh pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016 besok, maka janganlah memotong kuku atau rambut hingga hewan kurban kita selesai disembelih.

Emang kenapa sih?

Sebelum tanya kenapa, mari kita tanamkan dulu kuat-kuat dalam hati kita, bahwa apapun yang Allah atau Nabi Muhammad perintahkan atau anjurkan itu pastilah baik. Pastilah ada manfaatnya. Pastilah ada hikmahnya.

Jujur saja sebelumnya saya juga belum tau apa hikmah dari hadist tentang larangan memotong rambut dan kuku bagi shohibul kurban mulai 1 Dzulhijjah tersebut. Tapi qodarullah, tadi siang saya membaca sebuah artikel yang memaparkan tentang hal tersebut.

Kenapa kita gak boleh memotong rambut dan kuku sejak tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurban kita disembelih?

Salah satu hikmahnya adalah, agar seluruh anggota tubuh kita masih diperhitungkan turut berkurban dan mendapat pembebasan dari api neraka.

Wallahu A'lam bisshawwab...

Membekali Diri Dengan Berbagai Pengetahuan Seputar Kehamilan Melalui Program SMSbunda

on
Jumat, 26 Agustus 2016
Bagi pasangan yang baru saja menikah, segera memiliki keturunan merupakan hal yang sangat diidamkan. Rasanya hampir tidak ada orang yang tidak ingin memiliki keturunan. Apalagi bagi wanita. Hamil merupakan salah satu momen yang ingin segera dirasakan karena merupakan salah satu simbol bagi kesempurnaan fitrahnya. Setidaknya seperti itulah yang saya rasakan.

Sejak menikah pada tanggal 7 Mei 2016 lalu, berbagai persiapan kehamilan telah saya lakukan. Dari mulai menjaga pola makan bersama suami, meminum susu persiapan kehamilan, meminum beberapa multi-vitamin, dan lain sebagainya. Meski sempat kecewa pada bulan pertama pernikahan karena tamu bulanan masih tetap datang, penantian itu akhirnya tunai pada bulan kedua – tepat menjelang hari raya Idul Fitri.

Credit
Bagaimana perasaan saya? Campur aduk. Bahagia tak terkira pastinya, tapi tetap ada perasaan-perasaan lain yang kadangkala terasa mengganggu. Karena ini merupakan kehamilan pertama saya, saya diliputi perasaan was-was. Apakah kehamilan saya akan baik-baik saja? Makanan apa yang harus saya konsumsi agar janin dalam kandungan saya sehat? Apa saja yang harus saya lakukan agar saya dan bayi saya sehat serta selamat hingga saatnya saya melahirkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang terus menghantui benak saya. Apalagi, pada awal kehamilan saya, saya sempat dikagetkan dengan sebuah kabar duka yang menimpa seorang sahabat. Kandungannya yang sudah memasuki bulan ke-enam tiba-tiba dinyatakan meninggal dalam kandungan, setelah sehari sebelumnya ia tak merasakan gerakan si janin sama sekali. Saya sempat menengoknya dan melihatnya saat masih dalam proses induksi untuk melahirkan janinnya. Ia merintih sendu, kombinasi antara rasa sakit akibat diinduksi dan perih menerima kenyataan kehilangan calon buah hatinya. Momen itu sungguh membuat saya yang tengah menikmati euforia kehamilan pertama menjadi terus terbayang-bayang dan sedikit merasa ketakutan.

Setelah kejadian itu, saya merasa perlu mencari dan memperbanyak informasi tentang seputar kehamilan. Tentang hal-hal yang harus diperhatikan selama hamil, asupan apa saja yang harus terpenuhi selama kehamilan, hingga masalah kesehatan apa saja yang beresiko menyerang wanita dan janinnya selama masa kehamilan hingga saat melahirkan. Saya juga sempat membaca berita tentang angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di beberapa daerah, salah satunya di Jawa Tengah, terbilang sangat tinggi. Hal itu membuat saya semakin termotivasi untuk terus membekali diri dengan berbagai pengetahuan tentang kesehatan ibu hamil dan janinnya.

Namun, meskipun sudah berbekal motivasi yang cukup besar, adakalanya kejenuhan melanda. Semangat untuk berselancar membaca berbagai artikel tentang kehamilan dan kesehatan ibu serta bayinya kadang tiba-tiba turun drastis. Apalagi jika pekerjaan di kantor sedang cukup padat. Saat istirahat kantor rasanya tidak ada lagi keinginan membaca artikel-artikel panjang, meskipun tahu bahwa itu bermanfaat.

Hingga saya merasa amat lega dan bersyukur sekali saat membaca sebuah info tentang program bernama SMSbunda yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan. Program SMSbunda ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir bisa ditekan hingga 25%. Bagi yang sudah terdaftar dalam program ini, maka akan menerima SMS berupa informasi dan pengetahuan seputar kesehatan selama kehamilan dan saat melahirkan secara berkala. Tidak hanya melalui SMS, kita juga bisa melihat lebih banyak lagi informasi dan pengetahuan melalui berbagai akun media sosial SMSbunda. Lalu, bagaimana cara daftarnya? Mudah sekali. Cukup ketik: SMSbunda, lalu kirimkan ke nomor 08118 469 468. Setelah mengirimkan mendaftar, kita akan mendapat beberapa pertanyaan lanjutan melalui SMS, diantaranya adalah nama, alamat, hari perkiraan melahirkan atau biasa disebut HPL, dan lain sebagainya.


Sesaat setelah mendapatkan informasi tentang program SMSbunda tersebut, tanpa ragu saya segera mendaftar. Saya senang sudah beberapa kali menerima SMS yang berisi pengetahuan seputar kehamilan. Jika terdaftar dalam program ini, kita akan terus mendapatkan SMS hingga masa menyusui. Oh ya, layanan ini gratis lho. Wah, senang ya?! Tak jarang pula saya membuka akun instagramnya untuk mendapat pengetahuan lebih banyak lagi dari yang dikirimkan melalui SMS.

Jadi bagi teman-teman yang juga sedang hamil, yuk segera mendaftarkan diri ke program SMSbunda ini. Tidak akan rugi apalagi menyesal. Ingat ya, segala sesuatu itu butuh ilmu. Apalagi hal ini berkaitan dengan keselamatan calon buah hati dan diri kita sendiri. Tentu kita tidak ingin menyesal jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lantaran kita abai mencari informasi dan ilmu tentang hal tersebut. Iya, kan?

Suka-Duka Menikah Dengan Teman Sekantor

on
Senin, 22 Agustus 2016

Jodoh itu skenario Allah. Siapa yang pernah menyangka akan berjodoh dengan si A atau si B? Bahkan gak  jarang orang yang ternyata menjadi jodohnya adalah orang yang pernah sangat dibenci sebelumnya. Gak da yang tau. Lalu di mana jodohku? Mungkin itu pertanyaan yang selalu membayangi langkah seseorang yang belum punya gambaran sedikitpun tentang siapa jodohnya. Konon, jodoh itu ada di dekat kita. Bisa dimaknai secara harfiah, maupun filosofis. Dekat dalam artian abstrak, dekat melalui doa-doa kita. Tapi bisa juga dekat dalam arti benar-benar gak jauh secara fisik, cuma kita belum menyadari.

Coba deh tengok kanan-kiri, pasangan suami-istri di sekitar kita, sebagiannya pasti karna mereka ada di lingkungan yang sama. Teman sekolah, teman les, teman kuliah, dll. Gak terkecuali teman sekantor. Iya, kan?

Dulu, saat ada salah satu teman kantor yang menyatakan cinta #Eaaaaa ke saya, saya berpikir berulang-ulang, Dan salah satu yang bikin saya galau berat adalah tentang status kami yang sekantor. Duh, saat itu saya benar-benar gak terbayang bagaimana jika harus sekantor dengan suami sendiri. Apa gak bosen ketemu setiap saat? (pikiran macam apa ini. plak!!), apa gak jadi kurang profesional saat kerja?... berbagai pertanyaan menghantui benak saya. Tapi, jalan takdir dan keteguhan hati si teman kantor saya itu, akhirnya membuat hati saya yakin dan mantap. Hingga akhirnya, kini ia benar-benar menjadi suami saya =D

Lalu apa sih suka-duka menikah dengan teman sekantor? Saya pengen sharing soal ini, siapa tau ada yang lagi cinlok sama teman sekantor. Aseeekkk =D Ohya, tapi sharing saya ini mungkin akan relevan jika saat setelah menikahpun kalian tetap diijinkan bekerja di tempat yang sama, ya! Banyak kan perusahaan yang mensyaratkan salah satunya harus resign jika ada dua karyawannya yang menikah. Alhamdulillah kantor saya termasuk yang mengijinkan =)

Waktu kebersamaan gak berkurang meskipun kami sama-sama bekerja

Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pasangan yang sama-sama bekerja adalah minimnya waktu kebersamaan. Ketemu pagi hari sebelum berangkat kerja, gak selalu sempat sarapan bersama karna mengejar waktu biar gak telat, lalu pulang sore hari saat badan sudah sama-sama capek.

Yang kayak gitu gak bakal kejadian jika pasangan kita adalah teman sekantor. Hehe. Saat jam makan siang, saya dan suami masih bisa makan bersama. Berangkat kerja dan pulang kerja juga bisa selalu sama-sama. Saat saya kurang enak badan, si Mas Suami tetap bisa memperhatikan saya di sela-sela pekerjaannya -- meski sekedar mengambilkan minum, misalnya =))

Gak perlu khawatir, cemas, de el el

Allah memang Maha Tahu kapasitas hamba-Nya. Salah satu sebab Allah menjodohkan saya dengan teman sekantor, menurut saya pribadi, mungkin adalah karna saya yang sukanya khawatir berlebihan dan mudah cemas. WA atau BBM gak dibales beberapa menit aja rasanya sudah gak karuan. Kenapa kok gak bales, ada apa, dia kenapa, bla bla bla. Yah, oke saya akui termasuk soal cemburu. Iya, saya cemburuan banget. Haha.

Nah, berhubung kerja sekantor sama suami, kekhawatiran semacam itu bisa terminimalisir. Ya gimana enggak. Sosoknya hampir selalu tertangkap mata selama di kantor. Misal saya lagi butuh bicara apa lewat chatt, dan beliaunya gak segera bales, saya tinggal jalan beberapa langkah nengok bilik kerjanya. Oh, ternyata lagi serius melototin komputer. Lega deh =D

Nah, itu sukanya. Dua aja kali ya, biar gak kepanjangan. Lalu dukanya apa?

Profesionalitas kami diuji

Yupp. Meski kantor mendukung dan mengijinkan karyawan menikah dengan teman satu kantor, dan gak mengharuskan salah satunya resign, tentu saja kita tetap dituntut untuk menjaga keprofesionalan kami dalam berkeja. Karna kami berangkat kerja selalu bareng, otomatis kami harus sangat mengusahakan untuk gak telat, karna kalau telat, berarti yang telat dua orang sekaligus. Misal ada acara yang bikin kita harus ijin di jam kerja misalnya, kami juga harus bijak mengatur waktu agar sebisa mungkin yang ijin cukup satu orang saja. Minggu lalu saya terpaksa harus priksa kehamilan sendirian karna saya priksanya pada saat jam kantor. Itu salah satu usaha kami menjaga profesionalitas =)

Kalau lagi ada masalah, siap-siap teman kantor kepo

Yah, namanya juga rumah tangga. Gak akan manis doang kan, isinya? Kalo manis terus nanti lama-lama bisa diabetes, jadi harus diimbangi sama asem-asin dan pahit. Hehe. Nah, saat lagi ngambek-ngambekan sama mas suami, beberapa teman kantor suka kepo, ada apa, kenapa, lagi marahan ya, bla bla bla.

Salah saya sih, jadi orang ekspresif banget. Kondisi hati dan perasaan saya itu pasti selalu tercermin jelas di wajah saya. Jadi gak heran kalo lagi ngambek pasti langsung pada tau. Yang kasian sih mas suami. Pernah suatu saat saya nangis saat jam kantor. Nangis gara-gara lagi ada masalah dikit sama kakak kandung saya (iya, masalah kecilpun sudah mampu bikin saya nangis. Dasar cengeng!!). Eeeehhh, teman-teman langsung 'menuduh' mas suami sebagai sebab saya menangis siang itu. Langsung deh beliaunya diceramahin sama salah satu teman yang sudah senior, gak boleh gitu sama istri bla bla bla. Hahaha, padahal dia gak salah apa-apa. #pukpukmassuami.

Yup, begitulah beberapa suka-duka yang bisa saya bagi. Intinya sih, yang namanya berumah-tangga, bagaimanapun kondisinya pasti punya tantangannya masing-masing. Hikmahnya adalah, tentu bukan berarti saya jadi menyarankan kalian nikah sama teman satu kantor, meskipun kalau iya ya Alhamdulillah banget. Hehe. Hikmahnya, jangan suka mikir dari sisi negatif duluan. Kayak saya yang langsung mikir macem-macem yang super negatif saat si mas suami ngajak nikah pertama kali dahulu kala. Hehe. Telaah baik-baik dulu, renungkan, dan tentu saja istikhoroh =)) Selamat menikah! #eh.

Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?

on
Jumat, 05 Agustus 2016
Apa itu puasa ayyamul bidh? Kenapa saya tiba-tiba tertarik menuliskan ini? Karna di sekitar saya ternyata ada beberapa orang yang belum familiar dengan puasa sunnah yang satu ini. Hingga pada suatu hari -- pertama-kalinya saya mengamalkan puasa ini setelah sekian lama hanya menyimpannya sebagai teori di memori -- ada teman yang 'menuduh' saya puasa untuk tujuan tertentu, kana saya puasa tiga hari berturut-turut pada hari yang menurut beliau gak biasanya orang puasa. Hihi.

Baca ceritanya disini: Puasa Untuk Siapa?

Tapi saya sangat bisa maklum sih. Puasa sunnah yang sangat tenar di masyarakat kita sepertinya adalah senin-kamis. Sehingga, saat ada yang puasa selain di hari senin atau kamis di bulan Ramadhan, maka akan ada pertanyaan 'puasa apa?' untuknya. Wajar. Tapi saya pengen membagi apa yang saya tau -- meski sedikit -- agar 'kewajaran' atas ketidaktahuan itu semoga lambat-laun menghilang, dan tulisan ini siapa tau bermanfaat bagi yang tengah mencari tau.

Puasa ayyamul bidh adalah puasa sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah. Puasanya selama tiga hari berturut-turut pada tengah bulan -- bulan hijriyah, setiap bulan. Berikut hadist yang menjadi salah satu pendukung puasa sunnah ayyamul bidh ini:

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178) (dikutip dari muslim.or.id)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) (dikutip dari muslim.or.id)
Saya pribadi, bukan orang yang istiqomah menjalankan puasa sunnah ayyamul bidh ini. Sejak tau ilmunya, sepertinya belum sampai lima kali saya menjalankan. Alasannya macem-macem. Yang paling sering ada dua. Lupa tanggal (karna lebih seringnya memperhatikan tanggal masehi buat ngitung kapan gajian *ups*) dan yang kedua, kebetulan adaaa aja acara yang bikin ragu buat puasa pas tanggal seharusnya puasa. Ah, tapi ya itu cuma alasan pembenaran, seharusnya tetep harus dilawan. Untuk lupa tanggal, ada solusi sebenarnya. Tiap awal tahun sekarang ada orang yang berbaik hati membuatkan kalender puasa sunnah. Semoga Allah membalas kebaikan orang tersebut.

Jadi mulai sekarang, kalau ada teman atau siapapun yang puasa selain hari senin atau kamis, cek tanggal, mungkin ia tengah berpuasa sunnah ayyamul bidh :) Jadi jangan malah dicurigai macem-macem, ya. Hehe.

Signature

Signature