Kalian pernah merasakan gemetar bertemu seseorang? Saat lutut seolah kehilangan dayanya, lalu seketika itu tubuh seperti hendak luruh begitu saja...
Kalian pernah seketika terlonjak bahagia saat melihat seseorang meski hanya kelebatan singkat saja? Saat jantung menjadi berdetak teramat cepat, hinggah suhu tubuh menjadi panas dingin tak karuan rasanya...
Kalian pernah amat tersiksa tidak melihat sesosok orang meski hanya sehari saja? Saat malam menjadi teramat panjangnya, dan mata menjadi amat nakal tak bersedia memicing meski malam terus beranjak matang...
Kalian pernah merasakan sakit yang tak terkatakan saat melihat seseorang yang membuatmu gemetar dan terlonjak bahagia, juga tersiksa ketika tak melihatnya, tengah berjalan bersama orang lain di suatu siang sambil berbincang hangat tertangkap retina? Saat hanya air mata yang akhirnya bisa mewakili semua kesakitan itu, namun esok hari kamu tetap mengharap pertemuan kembali dengannya...
Kalian pernah merasa amat benci pada seseorang karna merasa ia telah menjadi penyebab atas semua berbagai rasa yang menyesakkan dadamu, tapi tetap selalu menanti saat-saat dimana kamu bisa melewati seuntai rentang waktu, meski tidak hanya berdua, bahkan bertegur sapa pun sama sekali tidak? Saat kamu bisa melihat senymya terkembang meski melalui curi-curi pandang, juga suara celotehnya samar-samar tertangkap gendang telinga...
Apa kalian pernah merasakan itu semua?
Aku pernah...
Aku masih mengingat persis rasanya, meski berbagai gumpal rasa itu telah tertinggal ratusan hari nun jauh belakang sana...
Dulu aku tak tahu apa gerangan nama macam-macam rupa rasa itu...
Lalu aku bertanya, dan mereka bilang itu cinta
Cinta? Seperti itukah cinta?
Aku masih belum yakin... entahlah...
Rosa, 30 Agustus 2012