Persentase Ideal Pengeluaran Bulanan dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

on
Minggu, 18 Oktober 2020

 Bulan Februari lalu, saya berkesempatan mengikuti kulwap alias kuliah whatsapp bertema pengelolaan keuangan keluarga yang diadakan duo Blogger terkenal yaitu Mbak Windi Teguh dan Mbak Annisast. Dari kulwap tersebut, saya mendapatkan banyak sekali ilmu tentang pengelolaan keuangan keluarga. Yah, meskipun ilmu yang saya dapat dari situ belum sepenuhnya saya terapkan hingga saat ini, hehe. Terutama soal mencatat dengan detail pengeluaran bulanan. Huhu, sampai sekarang belum bisa disiplin.

 

Tapi setidaknya, saya jadi tau tentang apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan keluarga. Seperti, apa saja pos pengeluaran bulanan yang harus ada, persentase ideal dari masing-masing pos tersebut, rasio utang ideal agar keuangan keluarga tetap sehat, dan masih banyak lagi hal lainnya.

 

Bagi yang sedang ingin memulai untuk mencatat dengan rutin pengeluaran bulanan agar pengelolaan keuangan keluarga semakin rapi, mungkin ada yang masih bingung, pos apa saja sih yang harus ada dalam pengeluaran bulanan? Bagaimana mengelompokkannya? Berapa persentase ideal dari masing-masing pos pengeluaran tersebut? Dan banyak pertanyaan lain tentang gimana cara mengatur duit yang baik dan benar.


Nah, berikut ini saya akan sharing sedikit tentang hal tersebut.

 

Macam-macam Pos Pengeluaran Bulanan dan Persentase Idealnya 

 

1. Tabungan, Investasi dan Proteksi

 

Menabung itu harus ada di urutan pertama pengeluaran ya. Jangan sebaliknya, malah ditaruh paling belakang, alias dari uang sisa belanja aja. Iya kalau sisa, kalau nggak sisa berarti nggak jadi nabung dong? Hehe, ini sih 'saya banget' dahulu kala.

 

Pos tabungan, investasi dan Proteksi ini, bisa di breakdown lagi menjadi beberapa jenis. Misalnya, tabungan haji, tabungan pendidikan anak, investasi reksadana, dll. Untuk bagian proteksi bisa berupa premi asuransi yang mungkin dimiliki, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dll.

 

Nah, dari keseluruhan pengeluaran yang tergolong dalam pos tabungan, investasi dan proteksi ini, persentase idealnya adalah 10% per bulan dari total pendapatan per bulan.


2. Pengeluaran Rumah Tangga 

 

Nah, ini nih pos primadona yang sudah pasti menjadi pos yang selalu mendapatkan porsi terbesar setiap bulannya. Iya, kan? Bahkan mungkin banyak yang menjadikan ini sebagai pos utama dan pertama yang diperhatikan. 

 

Tapi nggak bisa dipungkiri, pengeluaran rumah tangga memang yang punya porsi persentase paling besar sih. Yaitu sebesar 45% dari total pendapatan sebulan. Soalnya breakdownnya juga paling banyak. Belanja harian, bayar listrik, PAM dan lain-lain, kebutuhan anak, uang bensin, gaji ART, dan masih banyak lagi yang lain.


3. Keluarga / Sosial 

 

Hidup di dunia nggak selamanya. Ada akhira yang menanti setelah kehidupan dunia selesai. Jadi, nggak ada alasan untuk nggak menyisihkan pendapatan kita untuk akhirat. Salah satunya melalui sedekah.

 

Jadi jangan sampai pos untuk sosial ini ketinggalan ya dalam pengelolaan keuangan keluarga kita. Atau kalau memang kita masih punya keluarga yang butuh dibantu, bisa juga dimasukkan ke pos ini. Persentasenya nggak besar, cuma 5%. Jadi makin nggak ada alasan untuk nggak memenuhinya kan?

 


 

4. Pribadi / Lifestyle

 

Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Boleh banget lho kita memasukkan pos 'senang-senang' dalam pengeluaran bulanan. Pos ini bisa dipakai untuk pengeluaran pribadi seperti beli skincare, ngopi-ngopi cantik atau nyalon. Persentase idealnya sebesar 10%. Cukup lah ya seharusnya :)


6. Cicilan / Angsuran


Hari gini mau nggak punya cicilan atau angsuran kok susaaaahhh sekali ya rasanya. Huhu, so sad. Tapi ya udah, hadapi saja. Nggak apa-apa kok selama nggak jauh melebihi porsi. Persentase ideal untuk cicilan per bulan yang harus kita keluarkan adalah sebesar 30%. Kalau sudah melebihi angka itu, artinya pengelolaan keuangan keluarga kita harus dievaluasi ulang, karna sudah termasuk nggak sehat.

 

Persentase ideal dari masing-masing pos pengeluaran di atas tentunya bukan sesuatu yang saklek ya. Kembalinya tentu saja ke masing-masing keluarga. Itu hanya patokan bagi yang ingin mengelola keuangan keluarga dengan lebih tertata dan terarah.

Investasi Emas Mulai 50 Ribu-an Aja dengan MiniGold

on
Jumat, 09 Oktober 2020
Kalau dengar kata investasi, dulu rasanya udah minder duluan. Soalnya mainsetnya, investasi itu membutuhkan uang banyak. Investasi itu ya saham, tanah, emas batangan, dll gitu. Yah, kalangan menengah ke bawah yang penghasilan bulanannya buat kebutuhan sehari-hari aja ngepaaasss banget mah nggak punya investasi tu kayak cuma mimpi.
 

Itu mainset yang totally salah banget! Dan saya berkubang dalam kesalahan mainset itu selama bertahun-tahun. Efeknya? Penghasilan saya sebelum menikah habis begitu saja! Karna merasa, ah, penghasilan dikurangi biaya hidup tinggal sisa segini. Uang segini sih bisa buat apa? Buat investasi ya nggak bakalan cukup. Udahlah, habisin aja sekalian. Gitu! Kalau inget, cry banget sih :((

 

Tapi ya udah. Penyesalan tidak pernah ada gunanya kan? 

 

Sekarang, setelah belajar lebih banyak dari berbagai konten tentang keuangan dan investasi di media sosial, pelan-pelan saya mulai melek tentang pentingnya investasi. Lebih pentingnya lagi, saya mulai paham bahwa sekarang, seiring kemajuan jaman, ragam pilihan investasi semakin banyak. 

 

Investasi Untuk Orang dengan Penghasilan Kecil

 

Kabar bahagianya, bersamaan dengan semakin beragamnya jenis investasi, bermunculan juga jenis investasi yang ramah untuk orang-orang dengaan penghasilan kecil, atau nggak jauh-jauh dari UMR seperti saya. Hehe.

 

Contohnya?

 

Ada reksadana yang sekarang semakin mudah dijangkau melalui beberapa platform marketplace. Kita sudah bisa punya investasi reksadana hanya dengan 50 ribu-an saja.

 

Sebagai orang yang sedang mencari-cari jenis investasi apa yang cocok buat saya, saya nggak ketinggalan mencoba berinvestasi reksadana melalui Tokopedia. Meskipun nggak lanjut, karena investasi ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kemantapan dan kenyamanan hati.



Baca juga: Pengalaman Berinvestasi Reksadana Melalui Tokopedia

 

Mungkin karena saya masih agak konvensional kali ya. Rasanya nggak tenang aja berinvestasi di sebuah lembaga yang saya nggak tau di mana wujud fisiknya. Yah, meskipun reksadana yang ada di marketplace itu sudah diawasi OJK dan Insyaa Allah aman sih. Tapi gimana lagi kalau hati sudah nggak yakin?

 

Cari-cari jenis investasi lain lagi, akhirnya saya kembali tertambat dengan jenis investasi yang sudah lama familar bagi saya. Emas. Ya, investasi emas rasanya saat ini yang paling membuat hati saya merasa nyaman.

 


 

Tapi eh tapi, harga emas di masa pandemi ini sempat terus meroket. Yaaahhh, mana cukup uang saya. Satu gram emas murni antam aja sekarang satu juta!

 

Sampai akhirnya saya diberitahu oleh seorang teman, bahwa sekarang kita bisa investasi emas mulai 50 ribu-an aja, sama seperti reksadana. Wow, sungguh kabar bahagia di tengah pandemi ini!

 

Investasi MiniGold, Semua Bisa Punya Emas

 

Adanya emas MiniGold ini serupa angin segar bagi orang-orang yang berpenghasilan kecil, dan memimpikan punya investasi emas. Sekarang, nggak cuma orang-orang kaya yang bisa punya simpanan emas. Kita pun bisa!

 

Emas MiniGold, menawarkan logam mulia atau emas murni 99,99% dengan pilihan pecahan atau gramasi mulai dari yang sangat kecil, sehingga murah dan bisa dijangkau hanya dengan 50 ribu-an aja.

 

Ini nih contoh daftar harganya:

 

investasi-emas-minigold
Daftar harga tanggal 25 Agustus 2020 lalu

 

Nah, saat pecahan-pecahan kecil MiniGold itu sudah terkumpul total 1 gram, kita bisa menukarkannya dengan emas antam 1 gram. Misalnya, kita punya 0,05 gram MiniGold dan sudah terkumpul 20 keping. Nah, bisa tuh ditukar jadi emas antam 1 gram. Biasanya kita bisa menukarkannya untuk jadi emas antam ke si agen MiniGold-nya langsung. Untuk memastikan, tanyakan dulu pada si agen penjual MiniGold ya tentang hal ini. Amannya sih belinya ke orang yang sudah kita kenal aja.

 

Kalau diakumulasi kok jadinya jauh lebih mahal dengan jika kita beli emas langsung emas antam 1 gram?

 

Ya iya memang.

 

Tapi, hidup sebagai kaum menengah kan memang harus selalu berhadapan dengan pilihan kan? Hehe.

 

Kalau memilih untuk mengumpulkan uangnya dulu sampai terkumpul dan cukup untuk membeli emas antam 1 gram, ya boleh-boleh aja. Dengan catatan, kitanya nggak gatal makai itu uang buat belanja, atau saat uang kita terkumpul, eh harga emasnya udah naik lumayan sehingga uang kita nggak cukup lagi. Hehe.

 

Sekali lagi, semua pilihan ada di tangan kita.

 

Saya pun akhirnya ada di kubangan dilema tersebut. Sampai akhirnya di masa pandemi ini saya memutuskan, udahlah nggak apa-apa jatuhnya lebih mahal, tapi saya kesampaian punya investasi emas. Daripada disimpan dalam bentuk uang, tapi kepakai untuk yang lain terus.

 

Nah, jadi sekarang sudah nggak ada alasan untuk nggak berinvestasi yaaa meskipun penghasilan kita kecil. Ayo semangat berinvestasi!

Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga di Masa Pandemi

on
Rabu, 07 Oktober 2020
Melewati hampir delapan bulan masa pandemi covid-19, rasanya banyak sekali yang berubah. Rutinitas, kebiasaan, gaya hidup, termasuk dalam hal mengelola keuangan rumah tangga. Banyak jenis-jenis pengeluaran baru, sekaligus mengharuskan kita memangkas beberapa pengeluaran lain.
 

Dari segi pendapatan, Alhamdulillah saya pribadi tidak mengalami banyak perubahan. Karena saya bekerja di sebuah lembaga yang Alhamdulillah masih tetap bisa memenuhi gaji pegawainya seperti sediakala, dan tidak melakukan PHK di masa pandemi ini. Tapi bukan berarti saya bisa santai-santai dan tidak harus mengevaluasi pengelolaan keuangan dalam rumah tangga saya.

 

Kita nggak tahu kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir. Kita semua pasti berharap keadaannya akan segera membaik. Tapi di sisi lain, kita juga harus siap jika sewaktu-waktu keadaannya justru semakin memburuk. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan mengelola keuangan rumah tangga, agar tetap bisa survive menghadapi segala kemungkinan di depan. 

 


 

Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga di Masa Pandemi

 

Berikut adalah beberapa tips mengelola keuangan yang beberapa bulan ini saya jalankan.

 

1. Mengurangi Pengeluaran yang Tidak Mendesak

 

 Kalau tidak bisa menambah penghasilan, maka cara alternatif yang paling efektif dan efisien adalah dengan mengurangi pengeluaran. Terutama pengeluaran yang tidak mendesak.

 

Misalnya dengan mengurangi pengeluaran di pos gaya hidup. Ngopinya kalau biasanya seminggu tiga kali, coba dikurangi dulu jadi seminggu sekali. Kalau ngopinya di kedai kopi kekinian, itu lumayan banget lho nominalnya.

 

Atau yang biasanya hobi coba-coba skincare, sekarang belinya yang beneran udah yakin cocok dan benar-benar dibutuhkan kulit aja.

 

2. Menganggarkan Pembelian Suplemen yang Menunjang Daya Tahan Tubuh

 

 Nah, anggaran daya hidup yang dipangkas itu, bisa dialihkan untuk suplemen untuk menunjang daya tahan tubuh. Apalagi untuk yang masih berativitas di luar rumah seperti saya. Rasanya mengandalkan makanan saja tidak cukup untuk kondisi seperti saat ini.


Baca juga: Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Era New Normal

 

3. Menganggarkan Bantuan Finansial Untuk Keluarga yang Terdampak Pandemi

 

Selain untuk membeli suplemen, penguragan anggaran yang tidak mendesak di atas juga bisa dipindahkan ke pos ini. Bagi yang masih memiliki penghasilan tetap, dan punya keluarga yang terdampak ekonominya karena pandemi covid-19 ini, jangan ragu untuk menganggarkan bantuan finansial untuk mereka ya.

 

Di kondisi seperti ini, saling membantu merupakan sebuah keharusan yang nggak bisa lagi diabaikan. Insyaa Allah akan diganti oleh Allah dengan rejeki yang jauh lebih baik, semoga salah satunya adalah kesehatan.


4. Dana Darurat, Apa Kabar?

 

Hayolooo, lagi-lagi soal dana darurat. Di saat mendesak seperti inilah dana darurat sangat terasa manfaatnya. Meskipun, kalau masih menerima penghasilan tetap, seharusnya sih dana darurat nggak perlu disenggol-senggol dulu yaa.

 

Bagi yang belum punya dana darurat sesuai persentase ideal, ayok semangat untuk tetap mengumpulkannya!


5. Berinvestasi

 

Emang bener ya. Waktu terbaik untuk berinvestasi adalah saat ini. Ya, saat ini. Bukan besok atau lusa.

 

Di masa pandemi ini, saya baru semakin sadar bahwa berinvestasi itu sangat penting. Nggak cukup hanya dengan menabung uang. Karna uang akan tergerus inflasi.

 

Sebelumnya saya selalu disibukkan dengan pertanyaan, investasi apa yang cocok untuk saya. Sampai akhirnya saya nggak kunjung berinvestasi. Hanya sibuk mencari info, tanpa praktek.

 

Di masa pandemi ini, akhirnya saya menemukan tipe investasi yang paling membuat hati saya nyaman dan cocok untuk saya. Jenis investasi yang saya pilih ini merupakan investasi dengan nominal yang sangat kecil. Insyaa Allah saya akan cerita di postingan berikutnya ya!

 

Semoga tips mengelola keuangan rumah tangga yang saya share di atas bermanfaat ya! Semoga kita bisa melewati pandemi covid-19 ini dengan kondisi keuangan yang tetap stabil dan aman terkendali. Aamiin.

Belajar Melukis dengan Cat Air Secara Otodidak

on
Kamis, 01 Oktober 2020
Pertengahan tahun 2018 lalu, salah satu Blogger favorit saya -- Mbak Annisast -- sedang semangat-semangatnya belajar menggambar. Dia sering sekali cerita lewat story instagramnya, tentang betapa asyik belajar menggambar. Waktu itu Mbak Icha sedang belajar melukis dengan cat air.

Gara-gara sering mantengin IG story-nya beliau, saya jadi ter-trigger untuk mencoba juga. Bukan tanpa alasan, bukan pula sekedar ikut-ikutan. Ini semacam keinginan yang sudah lama terpendam, lalu dipancing untuk kembali keluar. Ya, sejak kecil saya ingin sekali belajar melukis dengan cat air. Tapi belum pernah kesampaian karena keterbatasan dana untuk membeli perlengkapan cat airnya. Sekarang Alhamdulillah bisa nyari uang sendiri, jadi bisa beli, meskipun belum bisa yang mahal. Hehe.

 

Belajar sesuatu yang baru memang selalu seru ya. Semangatnya menyala-nyala. Meskipun nggak jarang juga merasa putus asa. Apalagi kalau seperti saya, belajar melukis dengan cat air secara otodidak. Sering banget merasa, kok nggak kunjung ada progress ya. Kok gini-gini terus hasilnya ya. Kok nggak bisa kayak si A dan si B yang udah bagus banget.

 

Tapi saya tertegun ketika iseng-iseng melihat lagi perjalanan belajar melukis dengan cat air yang saya lalui lewat rangkaian IG story yang pernah saya buat. Ternyata, meskipun belum mahir benar, saya sudah menunjukkan progress yang lumayan sekali.

 

Lihat deh, ini hasil melukis dengan cat air saya di awal-awal sekali belajar.

 

belajar-melukis-dengan-cat-air

 

 

belajar-melukis-dengan-cat-air


Sedangkan ini gambar yang baru beberapa saat lalu saya buat.

 

belajar-melukis-dengan-cat-air

belajar-melukis-dengan-cat-air

Lumayan kan progressnya?

 

Ini salah satu point penting dari belajar hal baru menurut saya. Yaitu sekaligus kembali belajar mencintai proses yang mungkin sering lupa kita terapkan. Maunya apa-apa instan.

 

Tapi beberapa minggu ini, saya sempat lumayan galau. Ada keinginan untuk punya 'guru' dalam belajar melukis dengan cat air, agar nggak otodidak lagi belajarnya. Sudah mencari beberapa rekomendasi kelas berbayar. Hanya saja, masih maju-mundur.

 

Kenapa maju-mundur? Pertama jujur soal biaya. Ada sih sebenernya, cuma saya ragu, apakah hobi ini sudah patut saya masukkan ke dalam salah satu prioritas budget? Sementara banyak pos kebutuhan lain yang juga harus saya prioritaskan.

 

Lagipula, saya agak optimis, asal saya lebih rajin berlatih, kemampuan melukis dengan cat air saya pasti akan semakin meningkat, meskipun belajar secara otodidak. Apalagi sekarang tutorial bertebaran di mana-mana. Materi-materi di kelas berbayar juag sebenarnya bisa saya dapatkan melalui video-video di Youtube.

 

Yang harus saya lakukan mungkin adalah menyusun kurikulum untuk diri saya sendiri. Mulai dari yang paling basic dulu. Karena selama ini saya belajar secara acak, dan cenderung langsung maunya loncat ke materi yang 'susah', padahal yang paling basic belum dipelajari.

 

Jadi setelah ini, saya berencana mengulang dari awal materi belajar saya melukis dengan cat air. Saya berencana ingin belajar logika warna dulu dengan cara membuat tabel warna dan roda warna.

 

Setelah itu, saya ingin belajar mengendalikan kuas dan membuat berbagai macam bentuk garis melalui video Youtube Kak Pikapoppin. Setelah itu lanjut ke mencoba bentuk-bentuk sederhana dengan garis-garis tersebut. Kemudian belajar macam-macam teknik melukis dengan cat air. Dll.


Kalau ditanya, apa impian saya atas hobi melukis dengan cat air ini? Apakah saya bercita-cita akan mendapat penghasilan melalui hobi ini seperti halnya ngeblog?

 

Belum. Belum sejauh itu.

 

Impian saya sederhana. Yaitu ingin bisa dengan percaya diri memajang hasil melukis dengan cat air saya di tembok rumah saya sendiri :)

 

Kalian sedang semangat belajar apa saat ini?

Signature

Signature