Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan

Layanan dan Digitalisasi BRI, Menyentuh Hingga Pelosok Negeri

on
Selasa, 21 November 2023

Saya masih selalu takjub melihat berbagai perkembangan dan kemajuan di desa tempat saya lahir dan tumbuh. Dari dulu rasanya desa saya gak bisa dibilang desa yang pelosok dan tertinggal banget sih kalau dilihat dari peradaban penduduknya. Tapi kalau dilihat dari jangkauan teknologi, bisa dibilang dulu desa saya memang termasuk pelosok.

 

Saat saya SMA, saya harus menempuh jarak 8 kilometer lebih untuk ke warnet, jika sedang butuh internet. Sinyal provider seluler aja masih nggak stabil banget beberapa tahun lalu. Belanja online? Belum kenal. Pernah dapat hadiah giveaway aja kurirnya marah-marah karena rumah saya pelosok banget katanya.

 

Bank? Kenal sih, Rata-rata tetangga saya sudah kenal bank, tapi sebagai tempat pinjem uang alias utang. Hahaha. Kayaknya saat itu masih sangat jarang yang memanfaatkan macam-macam jenis layanan bank. Apalagi jarak yang harus ditempuh untuk ke bank juga sama, kurang lebih 8 kilometer. Bahkan ini sampai sekarang pun masih seperti itu kondisinya, termasuk mesin ATM.


BRILink, Angin Segar Masyarakat Pedesaan

 

BRILink
Sumber: https://linkumkm.id/

 

Meskipun jarak ke Bank dan ATM masih tetap belum mengalami perubahan, Alhamdulillah masyarakat di desa saya sudah jauh lebih melek tentang berbagai fitur layanan yang ditawarkan oleh Bank, terutama BRI.

 

Rasanya memang tepat sekali jika BRI disebut sebagai sahabat masyarakat pedesaan dan pahlawan bagi para pelaku UMKM. Karena sejak dulu kala, ketika pengetahuan masyarakat tentang Bank masih sangat terbatas pun, BRI sudah sangat akrab dengan kehidupan banyak masyarakat desa. Yah, sekali lagi, meskipun hanya dianggap sebagai tempat cari utang.

 

Tapi sekarang tidak lagi! Dengan inovasi layanan dan digitalisasi BRI melalui BRILink yang sudah tersebar di berbagai daerah dan pelosok negeri, BRI berhasil mengenalkan sekaligus mengedukasi banyak sekali masyarakat pedesaan tentang berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sebuah Bank. Pada kuartal 1 2023, agen BRILink sudah menyentuh angka 650 Ribu agen lebih.

 

BRILink merupakan program layanan perbankan tanpa mengandalkan kantor cabang dan teknologi untuk mencapai para nasabahnya. BRILink ini memakai sistem keagenan dengan syarat-syarat tertentu bagi siapa saja yang ingin menjadi agen BRILink.

 

Apa saja sih syarat untuk bisa menjadi agen BRILink? Simak di bawah ini! 


1. Belum menjadi agen dari Bank penyelenggara Laku Pandai

2. Memiliki surat keterangan legalitas usaha (sekurang-kurangnya dari perangkat desa) atau SK pengangkatan pegawai tetap atau SK pensiun

3. Memiliki sumber penghasilan dari kegiatan usaha dan atau kegiatan tetap lainnya minimal 2 tahun

4. Memiliki rekening simpanan berkartu di Bank BRI, menyetor uang jaminan sebesar Rp 3.000.000,- dan saldo tersebut diblokir selama menjadi agen

5. Memiliki rekening pinjaman di Bank BRI (tanpa harus menyetor uang jaminan) dengan kolektibilitas Lancar selama 6 bulan terakhir

6. Pengajuan agen dapat berbentuk perseorangan atau Instansi berbadan hukum

 

Lalu apa aja layanan yang ditawarkan oleh BRILink? Ini nih layanan yang ditawarkan BRILink:

 

1. Isi ulang pulsa selular

2. Pembayaran listri pra bayar

3. Pembayaran cicilan

4. Pembayaran iuran BPJS

5. Setor uang tunai

6. Tarik tunai (Menggunakan kartu ATM)

7. Dll

 

Digitalisasi BRI, Menyentuh Hingga Pelosok Negeri

 

 Bagi saya pribadi yang sekarang tinggal di kota, menggunakan layanan mobile banking tentu jauh lebih praktis. Transaksi bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Tapi tentu saja tidak sesederhana itu bagi sebagian besar masyarakat pedesaan yang belum terlalu familiar dengan layanan digital semacam ini. 


Dengan inovasi BRILink, BRI berhasil membuat masyarakat pedesaan turut merasakan berbagai kemudahan hidup yang bisa ditawarkan oleh dunia perbankan. BRILink terasa lebih mudah dipahami untuk mereka.

 

Saya yang kini tinggal jauh dari orangtua, termasuk yang turut merasakan manfaat digitalisasi BRI ini. Karena jadi tidak perlu bingung lagi jika sewaktu-waktu butuh mengirim uang untuk kebutuhan mendesak, karena beliau bisa mengambil uang melalui agen BRILink yang tidak jauh dari rumah saya.


BRILink menjadi salah satu dari sekian banyak pencapaian BRI di usianya yang ke 128 tahun, dan menjadi salah satu bukti bahwa BRI berhasil tumbuh dengan hebat dan kuat dalam melayani masyarakat hingga pelosok negeri.


Pengalaman Menjadi Nasabah Bank Jago

on
Kamis, 27 Oktober 2022

Saya kayaknya ketinggalan tau soal ada Bank namanya Bank Jago ini. Dan jujur saya nyesel, kenapa baru tau sekarang!

 

Awal tau soal Bank Jago, saat saya mindahin reksadana saya dari yang tadinya lewat Bukalapak, ke Bibit. Ternyata Bibit ini nyambungnya sama bank Jago. Saat bikin akun Bibit, ditawarin mau sekalian bikin rekening Bank Jago gak? Tapi saya milih enggak dulu, karena masih benar-benar gak tau apa itu Bank Jago. Lagipula, kan masih ada cara pembayaran lain kalau mau melakukan pembayaran di Bibit.

 

Lalu ketika mencari tau lebih lanjut tentang Bibit di akun Financial Planer favorit alias akunnya Mba Icha @annisast, gak sengaja aku nemu HL yang bahas tentang Bank Jago juga. Pas baca, eh kok menarik.

 

Ya udah akhirnya nyoba bikin. Di luar dugaan, banyak hal yang membuat saya terkesan dan sama sekali gak nyesel menjadi salah satu nasabah bank Jago. Apa aja yang bikin terkesan?

 

Proses Pembukaan Rekening & ATM Sangat Mudah

 

Kayaknya sudah banyak ya Bank yang memberi fasilitas membuat rekening tanpa harus datang ke kantor, alias secara online. Hanya saja, bagi saya ini pengalaman pertama. Jadi cukup amaze.

 

Kita cukup ngisi data-data pribadi melalui aplikasi, lalu setelah itu kita akan ditelfon oleh pegawai Bank Jago untuk verifikasi, dan jadi deh!

 

Kartu ATM-nya akan dikirim ke alamat yang sudah kita isikan sebelumnya.

 

Ohya satu lagi, jika kita ingin memilih menjadi nasabah Bank Jago Syariah caranya juga gampang banget. Hanya cukup meng-on-kan fitur pilihan Bank Jago Syariah.


Gratis Transfer Beda Bank & Top Up E-Wallet

 

Ini ni yang menarik!

 

Sebelumnya, saya mengandalkan Flip untuk transaksi antar Bank biar bebas biaya admin. Tapi kalau lewat Flip kan harus beberapa kali langkah gitu yaa.

 

Nah begitu tau Bank Jago menawarkan fasilitas gratis transfer antar-bank, tentu saja langsung tertarik.

 

Tapi ada kuotanya, yaitu maksimal 20 kali dalam sebulan untuk transfer antar bank dan top up e-wallet gratis. Gak cuma itu, kita juga bisa ambil uang dari ATM Bersama tanpa biaya admin, maksimal 5 kali dalam sebulan.

 

Untuk lebih lengkapnya, simak detail yang saya ambil dari web resmi Bank Jago di bawah ini ya:

 

 

bank-jago
Sumber: https://jago.com


bank-jago
Sumber: https://jago.com


Ada Fitur 'Kantong' di Aplikasi Mobile-nya

 

Yang paling membuat saya sama sekali gak menyesal menjadi nasabah Bank Jago adalah fitur kantong-nya.


Jadi, di aplikasi mobile Bank Jago, kita bisa memisah-misahkan uang kita berdasarkan pos anggarannya. Kalian pernah membagi-bagi uang ke amplop untuk bayar listrik, amplop untuk belanja harian, dll gitu? Nah, sama seperti itu, cuma ini uangnya masih di dalam rekening.

 

Jadi bisa sekalian memfasilitasi anggaran bulanan kita lewat aplikasi mobile Bank Jago ini. Bermanfaat banget buat saya yang masih tertatih-tatih disiplin bikin anggaran.

 

bank-jago
Portofolio Bibit yang terskinkronisasi ke apl M-banking Bank Jago


bank-jago
Beberapa kantong saya

Biasanya, saat gaji masuk, saya langsung pindah-pindahkan uang ke masing-masing kantong. Ada kantong untuk bayar sekolah anak, kantong untuk bayar mbak yang jaga anak-anak, kantong untuk bayar iuran-iuran bulanan, dll. Yang tersisa di kantong utama adalah uang operasional yang bisa sewaktu-waktu diambil melalui ATM. Karna uang yang ada di kantong lain selain kantong utama, gak bisa diambil pake ATM (ini ada pengaturannya, kantong mana yang mau kita hubungkan dengan ATM).

 

Kelebihan tambahan buat yang investasi di Bibit, bayarnya jadi mudah banget karna antara rekening Bank Jago dengan akun Bibir kita, bisa tersinkronisasi secara otomatis. Termasuk portofolio reksadana kita di Bibit juga secara otomatis nyambung ke akun mobile banking Bank Jago kita.

 

Agak lebay mungkin, tapi saya merasa punya rekening Bank Jago cukup mengubah hidup saya. Keuangan saya jadi lebih tertata, karna saya jadi tau betul berapa jumlah uang yang bener-bener bisa saya pakai untuk keseharian. Kalau nyampur jadi satu kan kadang jadi halu, merasa 'ah masih ada uang' terus, lalu jajannya jadi gak terkontrol. Padahal itu uang udah ada pos anggarannya, huhu.

 

Bahkan suami saya yang tadinya skeptis banget waktu saya cerita bikin rekening Bank Jago, akhirnya malah jadi ikut bikin dan suka banget juga, haha. Dia bilang, "kenapa gak dari dulu ya tau soal Bank Jago" 😄

 

Saya sampai promosi ke teman-teman saya untuk pakai Bank Jago juga, padahal gak bukan BA-nya. Haha. Pokoknya, buat yang masih belajar menata keuangan bulanan, cusss deh bikin rekening Bank Jago. Gak akan nyesel, Insyaa Allah.

Utang, Demi Kebutuhan atau Keinginan?

on
Selasa, 05 Januari 2021

 Hidup tanpa utang. Siapa yang nggak mau? Saya rasa hampir tidak ada satu pun manusia yang ingin memiliki utang. Tapi apa daya jika kondisi menempatkan kita pada posisi yang akhirnya mengharuskan kita untuk memiliki utang? Ya sudah, gimana lagi. Selama utang demi kebutuhan, dan bukan demi keinginan, menurut saya masih bisa dimaklumi.


Saya mengenal utang sebagai metode bertahan hidup yang termasuk paling awal saya ketahui. Sejak kecil. Saat saya mengangsurkan kartu SPP sekolah pada Ibu, kemudia ibu dengan mata menerawangnya menerima. Tidak lama kemudian, biasanya ibu pamit pergi sebentar. Beberapa kali saya curi dengar obrolannya dengan Bapak, ibu harus mencari orang yang bersedia memberikan utang. Demi membayar biaya sekolah 3 anak.

 

Credit: Pixabay

 

Berulang-kali Bapak-Ibu bercerita, bahwa dulu saat kami masih sekolah, gali lubang-tutup lubang, pinjam uang-bayar utanng -- memang siklus yang terus berlangsung. Siklus yang akhirnya bisa diputus, ketika kami anak-anaknya sudah lulus dan kemudian bekerja. Bapak-Ibu bilang, mereka hanya ingin anak-anaknya sekolah dengan baik. Sesuatu yang semoga bisa mengantarkan kami pada  takdir yang jauh lebih baik dibanding apa yang orangtua kami jalani sebelumnya.


Jika kondisinya seperti itu, apakah kita bisa bilang bahwa utang harus tetap dihindari? Lalu lebih memilih anak-anak nggak bisa bayar sekolah?

 

Kembali lagi, utang jika memang demi kebutuhan yang tidak dapat dielakkan, menurut saya tidak apa-apa. Kalau mau utang demi keinginan, pertanyaannya, mau sampai kapan? Mau sampai kapan semua keinginan dituruti sampai harus berutang, sedangkan kita tau keinginan kita itu tidak ada habisnya.


Yang tetap harus diperhatikan meskipun berutang demi kebutuhan, adalah jangan lupa untuk melakukan pertimbangan matang. Pertimbangan seperti apa? Yang paling sederhana sih dengan melihat, berapa persentase utang kita yang masih berjalan jika dibandingkan dengan penghasilan yang kita terima. Persentase idealnya, jumlah utang kita nggak boleh lebih dari 30% dari penghasilan kita.

 

Baca juga: Persentase Pengeluaran Bulanan Ideal


Masalahnya, soal utang juga sekarang bukan hal yang sederhana. Dulu jaman Bapak-Ibu masih rutin berutang untuk membayar SPP bulanan saya, mereka bisa hanya modal 'omongan', alias meminjam ke saudara atau tetangga. Sekarang? Sepertinya sulit. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Semua orang punya beban hidupnya masing-masing. Pinjam ke bank? Lebih nggak mungkin lagi, karena prosesnya yang cukup panjang dan syaratnya yang cukup banyak.


Sebagai solusi bagi yang memang benar-benar butuh pertolongan keuangan, Tunaiku mungkin bisa menjadi jawabannya. Tunaiku adalah sebuah situs pinjaman online yang telah yang telah beroperasi sejak tahun 2014, dan berdiri di bawah PT. Bank Amar Indonesia, Tbk. Selain itu, Tunaiku juga telah diawasi oleh OJK, sehingga bisa dipastikan Tunaiku merupakan lembaga resmi dan aman.


Proses pengajuan pinjaman melalui Tunaiku hanya butuh waktu yang sangat singkat. Yaitu hanya dengan mengisi form pengajuan pinjaman melalui website. Apa agunan yang dibutuhkan? Kabar baiknya, Tunaiku bisa meminjamkan uang tanpa agunan. Sudah mirip pinjam ke tetangga sendiri ya. Hehe.


Nanti gimana bayar utangnya? Pembayaran utang bisa dilakukan dengan cara transfer melalui ATM maupun M-Banking, atau bahkan bisa dibayar melalui Indomaret atau Alfamart. Wow, kurang mudah apalagi ya?


Tapi sekali lagi mohon diingat, berutanglah jika memang kondisi benar-benar mengharuskan. Bukan karena keinginan. Kemudahan berutang yang diberikan Tunaiku, bisa jadi membuat kita jadi terlena jika tidak diikuti dengan kesadaran finansial dan pengendalian diri yang kuat.


Ingat, jika ingin berutang demi keinginan, mau sampai kapan kita terus menuruti keinginan kita?



Persentase Ideal Pengeluaran Bulanan dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

on
Minggu, 18 Oktober 2020

 Bulan Februari lalu, saya berkesempatan mengikuti kulwap alias kuliah whatsapp bertema pengelolaan keuangan keluarga yang diadakan duo Blogger terkenal yaitu Mbak Windi Teguh dan Mbak Annisast. Dari kulwap tersebut, saya mendapatkan banyak sekali ilmu tentang pengelolaan keuangan keluarga. Yah, meskipun ilmu yang saya dapat dari situ belum sepenuhnya saya terapkan hingga saat ini, hehe. Terutama soal mencatat dengan detail pengeluaran bulanan. Huhu, sampai sekarang belum bisa disiplin.

 

Tapi setidaknya, saya jadi tau tentang apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan keluarga. Seperti, apa saja pos pengeluaran bulanan yang harus ada, persentase ideal dari masing-masing pos tersebut, rasio utang ideal agar keuangan keluarga tetap sehat, dan masih banyak lagi hal lainnya.

 

Bagi yang sedang ingin memulai untuk mencatat dengan rutin pengeluaran bulanan agar pengelolaan keuangan keluarga semakin rapi, mungkin ada yang masih bingung, pos apa saja sih yang harus ada dalam pengeluaran bulanan? Bagaimana mengelompokkannya? Berapa persentase ideal dari masing-masing pos pengeluaran tersebut? Dan banyak pertanyaan lain tentang gimana cara mengatur duit yang baik dan benar.


Nah, berikut ini saya akan sharing sedikit tentang hal tersebut.

 

Macam-macam Pos Pengeluaran Bulanan dan Persentase Idealnya 

 

1. Tabungan, Investasi dan Proteksi

 

Menabung itu harus ada di urutan pertama pengeluaran ya. Jangan sebaliknya, malah ditaruh paling belakang, alias dari uang sisa belanja aja. Iya kalau sisa, kalau nggak sisa berarti nggak jadi nabung dong? Hehe, ini sih 'saya banget' dahulu kala.

 

Pos tabungan, investasi dan Proteksi ini, bisa di breakdown lagi menjadi beberapa jenis. Misalnya, tabungan haji, tabungan pendidikan anak, investasi reksadana, dll. Untuk bagian proteksi bisa berupa premi asuransi yang mungkin dimiliki, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dll.

 

Nah, dari keseluruhan pengeluaran yang tergolong dalam pos tabungan, investasi dan proteksi ini, persentase idealnya adalah 10% per bulan dari total pendapatan per bulan.


2. Pengeluaran Rumah Tangga 

 

Nah, ini nih pos primadona yang sudah pasti menjadi pos yang selalu mendapatkan porsi terbesar setiap bulannya. Iya, kan? Bahkan mungkin banyak yang menjadikan ini sebagai pos utama dan pertama yang diperhatikan. 

 

Tapi nggak bisa dipungkiri, pengeluaran rumah tangga memang yang punya porsi persentase paling besar sih. Yaitu sebesar 45% dari total pendapatan sebulan. Soalnya breakdownnya juga paling banyak. Belanja harian, bayar listrik, PAM dan lain-lain, kebutuhan anak, uang bensin, gaji ART, dan masih banyak lagi yang lain.


3. Keluarga / Sosial 

 

Hidup di dunia nggak selamanya. Ada akhira yang menanti setelah kehidupan dunia selesai. Jadi, nggak ada alasan untuk nggak menyisihkan pendapatan kita untuk akhirat. Salah satunya melalui sedekah.

 

Jadi jangan sampai pos untuk sosial ini ketinggalan ya dalam pengelolaan keuangan keluarga kita. Atau kalau memang kita masih punya keluarga yang butuh dibantu, bisa juga dimasukkan ke pos ini. Persentasenya nggak besar, cuma 5%. Jadi makin nggak ada alasan untuk nggak memenuhinya kan?

 


 

4. Pribadi / Lifestyle

 

Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Boleh banget lho kita memasukkan pos 'senang-senang' dalam pengeluaran bulanan. Pos ini bisa dipakai untuk pengeluaran pribadi seperti beli skincare, ngopi-ngopi cantik atau nyalon. Persentase idealnya sebesar 10%. Cukup lah ya seharusnya :)


6. Cicilan / Angsuran


Hari gini mau nggak punya cicilan atau angsuran kok susaaaahhh sekali ya rasanya. Huhu, so sad. Tapi ya udah, hadapi saja. Nggak apa-apa kok selama nggak jauh melebihi porsi. Persentase ideal untuk cicilan per bulan yang harus kita keluarkan adalah sebesar 30%. Kalau sudah melebihi angka itu, artinya pengelolaan keuangan keluarga kita harus dievaluasi ulang, karna sudah termasuk nggak sehat.

 

Persentase ideal dari masing-masing pos pengeluaran di atas tentunya bukan sesuatu yang saklek ya. Kembalinya tentu saja ke masing-masing keluarga. Itu hanya patokan bagi yang ingin mengelola keuangan keluarga dengan lebih tertata dan terarah.

Investasi Emas Mulai 50 Ribu-an Aja dengan MiniGold

on
Jumat, 09 Oktober 2020
Kalau dengar kata investasi, dulu rasanya udah minder duluan. Soalnya mainsetnya, investasi itu membutuhkan uang banyak. Investasi itu ya saham, tanah, emas batangan, dll gitu. Yah, kalangan menengah ke bawah yang penghasilan bulanannya buat kebutuhan sehari-hari aja ngepaaasss banget mah nggak punya investasi tu kayak cuma mimpi.
 

Itu mainset yang totally salah banget! Dan saya berkubang dalam kesalahan mainset itu selama bertahun-tahun. Efeknya? Penghasilan saya sebelum menikah habis begitu saja! Karna merasa, ah, penghasilan dikurangi biaya hidup tinggal sisa segini. Uang segini sih bisa buat apa? Buat investasi ya nggak bakalan cukup. Udahlah, habisin aja sekalian. Gitu! Kalau inget, cry banget sih :((

 

Tapi ya udah. Penyesalan tidak pernah ada gunanya kan? 

 

Sekarang, setelah belajar lebih banyak dari berbagai konten tentang keuangan dan investasi di media sosial, pelan-pelan saya mulai melek tentang pentingnya investasi. Lebih pentingnya lagi, saya mulai paham bahwa sekarang, seiring kemajuan jaman, ragam pilihan investasi semakin banyak. 

 

Investasi Untuk Orang dengan Penghasilan Kecil

 

Kabar bahagianya, bersamaan dengan semakin beragamnya jenis investasi, bermunculan juga jenis investasi yang ramah untuk orang-orang dengaan penghasilan kecil, atau nggak jauh-jauh dari UMR seperti saya. Hehe.

 

Contohnya?

 

Ada reksadana yang sekarang semakin mudah dijangkau melalui beberapa platform marketplace. Kita sudah bisa punya investasi reksadana hanya dengan 50 ribu-an saja.

 

Sebagai orang yang sedang mencari-cari jenis investasi apa yang cocok buat saya, saya nggak ketinggalan mencoba berinvestasi reksadana melalui Tokopedia. Meskipun nggak lanjut, karena investasi ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kemantapan dan kenyamanan hati.



Baca juga: Pengalaman Berinvestasi Reksadana Melalui Tokopedia

 

Mungkin karena saya masih agak konvensional kali ya. Rasanya nggak tenang aja berinvestasi di sebuah lembaga yang saya nggak tau di mana wujud fisiknya. Yah, meskipun reksadana yang ada di marketplace itu sudah diawasi OJK dan Insyaa Allah aman sih. Tapi gimana lagi kalau hati sudah nggak yakin?

 

Cari-cari jenis investasi lain lagi, akhirnya saya kembali tertambat dengan jenis investasi yang sudah lama familar bagi saya. Emas. Ya, investasi emas rasanya saat ini yang paling membuat hati saya merasa nyaman.

 


 

Tapi eh tapi, harga emas di masa pandemi ini sempat terus meroket. Yaaahhh, mana cukup uang saya. Satu gram emas murni antam aja sekarang satu juta!

 

Sampai akhirnya saya diberitahu oleh seorang teman, bahwa sekarang kita bisa investasi emas mulai 50 ribu-an aja, sama seperti reksadana. Wow, sungguh kabar bahagia di tengah pandemi ini!

 

Investasi MiniGold, Semua Bisa Punya Emas

 

Adanya emas MiniGold ini serupa angin segar bagi orang-orang yang berpenghasilan kecil, dan memimpikan punya investasi emas. Sekarang, nggak cuma orang-orang kaya yang bisa punya simpanan emas. Kita pun bisa!

 

Emas MiniGold, menawarkan logam mulia atau emas murni 99,99% dengan pilihan pecahan atau gramasi mulai dari yang sangat kecil, sehingga murah dan bisa dijangkau hanya dengan 50 ribu-an aja.

 

Ini nih contoh daftar harganya:

 

investasi-emas-minigold
Daftar harga tanggal 25 Agustus 2020 lalu

 

Nah, saat pecahan-pecahan kecil MiniGold itu sudah terkumpul total 1 gram, kita bisa menukarkannya dengan emas antam 1 gram. Misalnya, kita punya 0,05 gram MiniGold dan sudah terkumpul 20 keping. Nah, bisa tuh ditukar jadi emas antam 1 gram. Biasanya kita bisa menukarkannya untuk jadi emas antam ke si agen MiniGold-nya langsung. Untuk memastikan, tanyakan dulu pada si agen penjual MiniGold ya tentang hal ini. Amannya sih belinya ke orang yang sudah kita kenal aja.

 

Kalau diakumulasi kok jadinya jauh lebih mahal dengan jika kita beli emas langsung emas antam 1 gram?

 

Ya iya memang.

 

Tapi, hidup sebagai kaum menengah kan memang harus selalu berhadapan dengan pilihan kan? Hehe.

 

Kalau memilih untuk mengumpulkan uangnya dulu sampai terkumpul dan cukup untuk membeli emas antam 1 gram, ya boleh-boleh aja. Dengan catatan, kitanya nggak gatal makai itu uang buat belanja, atau saat uang kita terkumpul, eh harga emasnya udah naik lumayan sehingga uang kita nggak cukup lagi. Hehe.

 

Sekali lagi, semua pilihan ada di tangan kita.

 

Saya pun akhirnya ada di kubangan dilema tersebut. Sampai akhirnya di masa pandemi ini saya memutuskan, udahlah nggak apa-apa jatuhnya lebih mahal, tapi saya kesampaian punya investasi emas. Daripada disimpan dalam bentuk uang, tapi kepakai untuk yang lain terus.

 

Nah, jadi sekarang sudah nggak ada alasan untuk nggak berinvestasi yaaa meskipun penghasilan kita kecil. Ayo semangat berinvestasi!

Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga di Masa Pandemi

on
Rabu, 07 Oktober 2020
Melewati hampir delapan bulan masa pandemi covid-19, rasanya banyak sekali yang berubah. Rutinitas, kebiasaan, gaya hidup, termasuk dalam hal mengelola keuangan rumah tangga. Banyak jenis-jenis pengeluaran baru, sekaligus mengharuskan kita memangkas beberapa pengeluaran lain.
 

Dari segi pendapatan, Alhamdulillah saya pribadi tidak mengalami banyak perubahan. Karena saya bekerja di sebuah lembaga yang Alhamdulillah masih tetap bisa memenuhi gaji pegawainya seperti sediakala, dan tidak melakukan PHK di masa pandemi ini. Tapi bukan berarti saya bisa santai-santai dan tidak harus mengevaluasi pengelolaan keuangan dalam rumah tangga saya.

 

Kita nggak tahu kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir. Kita semua pasti berharap keadaannya akan segera membaik. Tapi di sisi lain, kita juga harus siap jika sewaktu-waktu keadaannya justru semakin memburuk. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan mengelola keuangan rumah tangga, agar tetap bisa survive menghadapi segala kemungkinan di depan. 

 


 

Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga di Masa Pandemi

 

Berikut adalah beberapa tips mengelola keuangan yang beberapa bulan ini saya jalankan.

 

1. Mengurangi Pengeluaran yang Tidak Mendesak

 

 Kalau tidak bisa menambah penghasilan, maka cara alternatif yang paling efektif dan efisien adalah dengan mengurangi pengeluaran. Terutama pengeluaran yang tidak mendesak.

 

Misalnya dengan mengurangi pengeluaran di pos gaya hidup. Ngopinya kalau biasanya seminggu tiga kali, coba dikurangi dulu jadi seminggu sekali. Kalau ngopinya di kedai kopi kekinian, itu lumayan banget lho nominalnya.

 

Atau yang biasanya hobi coba-coba skincare, sekarang belinya yang beneran udah yakin cocok dan benar-benar dibutuhkan kulit aja.

 

2. Menganggarkan Pembelian Suplemen yang Menunjang Daya Tahan Tubuh

 

 Nah, anggaran daya hidup yang dipangkas itu, bisa dialihkan untuk suplemen untuk menunjang daya tahan tubuh. Apalagi untuk yang masih berativitas di luar rumah seperti saya. Rasanya mengandalkan makanan saja tidak cukup untuk kondisi seperti saat ini.


Baca juga: Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Era New Normal

 

3. Menganggarkan Bantuan Finansial Untuk Keluarga yang Terdampak Pandemi

 

Selain untuk membeli suplemen, penguragan anggaran yang tidak mendesak di atas juga bisa dipindahkan ke pos ini. Bagi yang masih memiliki penghasilan tetap, dan punya keluarga yang terdampak ekonominya karena pandemi covid-19 ini, jangan ragu untuk menganggarkan bantuan finansial untuk mereka ya.

 

Di kondisi seperti ini, saling membantu merupakan sebuah keharusan yang nggak bisa lagi diabaikan. Insyaa Allah akan diganti oleh Allah dengan rejeki yang jauh lebih baik, semoga salah satunya adalah kesehatan.


4. Dana Darurat, Apa Kabar?

 

Hayolooo, lagi-lagi soal dana darurat. Di saat mendesak seperti inilah dana darurat sangat terasa manfaatnya. Meskipun, kalau masih menerima penghasilan tetap, seharusnya sih dana darurat nggak perlu disenggol-senggol dulu yaa.

 

Bagi yang belum punya dana darurat sesuai persentase ideal, ayok semangat untuk tetap mengumpulkannya!


5. Berinvestasi

 

Emang bener ya. Waktu terbaik untuk berinvestasi adalah saat ini. Ya, saat ini. Bukan besok atau lusa.

 

Di masa pandemi ini, saya baru semakin sadar bahwa berinvestasi itu sangat penting. Nggak cukup hanya dengan menabung uang. Karna uang akan tergerus inflasi.

 

Sebelumnya saya selalu disibukkan dengan pertanyaan, investasi apa yang cocok untuk saya. Sampai akhirnya saya nggak kunjung berinvestasi. Hanya sibuk mencari info, tanpa praktek.

 

Di masa pandemi ini, akhirnya saya menemukan tipe investasi yang paling membuat hati saya nyaman dan cocok untuk saya. Jenis investasi yang saya pilih ini merupakan investasi dengan nominal yang sangat kecil. Insyaa Allah saya akan cerita di postingan berikutnya ya!

 

Semoga tips mengelola keuangan rumah tangga yang saya share di atas bermanfaat ya! Semoga kita bisa melewati pandemi covid-19 ini dengan kondisi keuangan yang tetap stabil dan aman terkendali. Aamiin.

Butuh Dana Darurat? Berikut 4 Situs Pinjaman Online Aman dan Terpercaya

on
Sabtu, 05 September 2020

Saat mengikuti kulwap tentang financial planing, salah satu komponen perencanaan keuangan yang nggak boleh dilupakan adalah pos dana darurat. Idealnya, kita harus memiliki dana darurat sebesar minimal 6 kali jumlah pengeluaran bulanan, jika masih berstatus single. Sedangkan jika sudah berkeluarga dan memiliki anak, idealnya kita harus memiliki dana darurat sebesar 12 kali jumlah pengeluaran bulanan.

Dana darurat tersebut berfungsi sebagai 'pertolongan pertama' jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat. Contohnya, tiba-tiba terkena PHK, atau sakit dalam jangka waktu lama sehingga tidak bisa bekerja selama beberapa bulan. Kita masih bisa memenuhi kebutuhan dengan menggunakan dana darurat tersebut. Atau saat tiba-tiba plafon rumah roboh tanpa terduga sebelumnya, kita juga bisa menggunakan dana darurat tersebut untuk membenahi rumah.

 

credit: Pixabay

Tapi harus diakui, jumlah dana darurat yang ideal tidak bisa dikatakan kecil. Bagi sebagain orang, menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat merupakan hal yang rumit. Jangankan menyisihkan untuk dana darurat, untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja sudah mepet sekali.

Padahal dalam hidup, keadaan darurat tidak bisa dielakkan terjadinya. Tidak peduli kita punya dana darurat atau tidak, jika keadaan darurat terjadi, kita harus siap menghadapinya.

Lalu bagaimana jika kita tidak punya dana darurat, sedangkan keadaan darurat tiba-tiba menimpa? Pinjam, menjadi solusi tercepat yang mungkin bisa dilakukan. Tapi pinjam ke siapa? Beruntung jika ada saudara atau teman baik yang bersedia membantu kita dengan meminjamkan uang. Hanya saja, kita sama-sama tau bahwa orang lain yang bersedia meminjamkan uang dengan sukarela sekarang makin sulit dicari.

Menjamurnya situs pinjaman online akhir-akhir ini, bisa jadi merupakan solusi untuk masalah tersebut. Hanya saja, jangan lupa untuk memastikan situs pinjaman online tersebut aman dan terpercaya, agar tidak menyebabkan masalah berikutnya di kemudian hari. Minimal, situs pinjaman online tersebut harus terdaftar di bawah pengawasan OJK.

Berikut 4 situs pinjaman online aman dan terpecaya yang bisa kamu pakai jika sewaktu-waktu membutuhkan dana darurat.

1. Tunaiku

Tunaiku merupakan salah satu produk dari institusi finansial resmi yang berbentuk bank dan tercatat serta diawasi OJK, yaitu Amar Bank. Karena berdiri di bawah naungan institusi keuangan resmi berbentuk bank, keamanan data nasabah Tunaiku akan dijaga dengan baik. Situs pinjaman online ini sudah berdiri sejak tahun 2014.

Tidak seperti layanan pinjaman tradisional yang membutuhkan agunan dan macam-macam dokumen lainnya, Tunaiku menyediakan layanan tanpa agunan dan kartu kredit. Yang dibutuhkan jika kamu ingin mengajukan pinjaman di Tunaiku hanyalah KTP, dan formulir yang harus kamu isi secara online.

Jika sebagian besar situs pinjaman online hanya memberikan tenor atau jangka waktu pinjaman yang sangat singkat, Tunaiku memberikan tenor yang cukup panjang, yaitu maksimal 20 bulan. Untuk jumlah pinjaman pun, Tunaiku memberikan limit yang cukup besar, yaitu hingga 20 juta. Berbeda dengan situs pinjaman online lain yang biasanya memberikan limit kecil.

2. Kreditcepat

Jika kamu butuh dana darurat yang harus cair dalam 24 jam, Kreditcepat mungkin bisa jadi salah satu solusi. Hanya saja, limit yang diberikan tidak sebesar Tunaiku, yaitu 8 juta saja. Tenornya pun maksimal hanya 30 hari, sedangkan suku bunganya dihitung per hari.

Kamu hanya butuh mengunggah beberapa dokumen melalui situsnya, dan dana bisa cair dalam waktu 24 jam.

3. Cashwagon

Jika dana darurat yang kamu butuhkan tidak besar, Cashwagon bisa menjadi salah satu pilihan situs pinjaman online yang bis akamu pilih. Ia memberikan limit mulai 500 ribu hingga 5 juta rupiah, dengan tenor maksimal 40 hari dan bunga 1% per hari.

4. Kredivo

Nah, Kredivo ini memiliki plafond yang cukup besar, sama seperti Tunaiku. Yaitu mulai dari 1,5 juta hingga 30 juta. Hanya saja tenor yang diberikan maksimal hanya 12 bulan. Cairnya pun konon terhitunga cepat.

Sebenarnya masih banyak situs pinjaman online yang aman dan terpercaya lainnya. Tapi 4 situs pinjaman online di atas mungkin bisa kamu pertimbangkan, agar tidak bingung jika terlalu banyak pilihan.

Tapi, jangan lupa! Bijaklah dalam memutuskan untuk meminjam uang secara online. Pertimbangkan dengan sangat matang terlebih dahulu sebelum benar-benar memutuskan untuk meminjam. Karna bagaimanapun, syarat dan ketentuan yang cukup mudah, bisa jadi membuat kita terperangkap dalam keputusan yang terburu-buru.

Padahal, sebagian besar situs pinjaman online memiliki suku bunga yang sangat tinggi. Beberapa situs bahkan suku bunganya bukan per bulan, melainkan per hari. Jika tidak dipertimbangkan dengan matang, kita bisa semakin terbebani dengan suku bunga yang besar tersebut.

Jadi sekali lagi, pertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan, dan bijaklah dalam memutuskan.

Tips Mencari Asuransi Pendidikan Anak Terbaik

on
Rabu, 15 Juli 2020
Anak merupakan sebuah anugerah terbesar yang dititipkan oleh Tuhan untuk dijaga, disayangi serta dididik secara sebaik mungkin, salah satu caranya dengan menyekolahkan sampai jenjang tertinggi. Namun, sudah jadi rahasia umum bahwa biaya sekolah itu mahal.

Untuk menghadapi hal tersebut, orang tua perlu mempersiapkan sejak dini. Dan untuk menyiapkan itu, orang tua perlulah mengetahui cara mencari asuransi pendidikan anak terbaik saat ini.

Apa tips dan caranya?

Cara Mencari Asuransi Pendidikan Anak Terbaik

credit: Pixabay


Akhir-akhir ini, banyak orang tua mulai melirik serta menggunakan layanan asuransi khusus pendidikan.

Jenis asuransi yang dipandang bisa membantu orang tua mempersiapkan dana pendidikan untuk anak.

Namun, perlu juga diketahui bahwasanya asuransi pendidikan tersebut memiliki beberapa jenis berbeda-beda. Sebagaimana dikutip dari Duwitmu, orang tua haruslah pintar-pintar dalam memilih dengan memperhatikan hal - hal berikut, yaitu:

1. Tentukan Jumlah Dana Pendidikan

Karena Anda memilih untuk mendaftarkan diri mengasuransikan pendidikan anak, pastilah tujuan utamanya agar kebutuhan serta biaya sekolah si kecil terpenuhi di masa mendatang. Orang tua perlulah menentukan berapa jumlah dana yang dibutuhkan gunakan menyekolahkan tersebut.
Sebab, dengan paham jumlah dana pendidikan akan sangat berguna sebagai langkah awal sebelum memilih asuransi terbaik untuk anak. Selain itu, pasti tidak diinginkan bila pada saatnya tiba ternyata biaya atau dana yang telah disimpan ternyata kurang. Maka, guna menentukannya sebagai orang tua bijak dapat melakukannya.

2. Pahami Resiko Asuransi Pendidikan

Setelah mengetahui berapa biaya yang akan dikeluarkan ketika suatu saat anak masuk sekolah, kini orang tua juga perlu memahami risiko-risiko dari asuransi pendidikan sejak awal. Sebab, nanti pasti akan terdapat beberapa pilihan penyedia layanan dengan berbagai produk penawarannya.

Sehingga, bila sejak awal orang tua mengetahui akan manfaat, maka tidak akan terperosok atau merasa keliru memilih di kemudian hari. Sebagai contoh, Anda memilih produk asuransi berbentuk investasi maka, risiko yang akan diterima pastilah lebih besar daripada asuransi dana pendidikan.

3. Mengenal Produk Secara Detail

Cara memilih asuransi pendidikan anak terbaik selanjutnya ialah, melakukan pengenalan produk dengan lengkap. Hampir seluruh perusahaan penyedia layanan jasa jenis asuransi untuk pendidikan terdapat bermacam pilihan. Ini berarti, akan terdapat pula banyak fitur berbeda di setiap tempatnya.

Sehingga, orang tua perlulah mengenali secara detail kelebihan serta kekurangan dari masing-masing produk. Setidaknya ada 2 pilihan jenis layanan pendidikan. Pertama Asuransi Unit Link, yang mana mempunyai fungsi investasi juga. Sehingga selain berasuransi Anda juga mendapat manfaat berinvestasi.

Kedua ialah dana Pendidikan Manfaat Pasti, berbeda dengan sebelumnya yang memiliki risiko sangat besar saat berinvestasi. Asuransi ini mempunyai penerimaan uang di kemudian hari dengan jumlah jelas sesuai dengan proposal. Sehingga, di antara dua itu tentunya terdapat hal positif negatif yang bisa dipertimbangkan.

4. Mengetahui Biaya yang Dikenakan

Adanya asuransi pendidikan, diharapkan mampu memenuhi seluruh kebutuhan bersekolah anak. Sehingga, bisa mengetahui semua biaya tambahan yang dikenakan suatu saat nanti. Karena, terkadang biaya sekolah buah hati kurang atau bahkan tidak cukup dan habis sebelum dipakai.

5. Menyesuaikan dengan Kebutuhan

Apapun bentuk dan jenis asuransi pendidikan yang orang tua pilih, pastikan seluruh fasilitas atau layanan dari produk tersebut mencukupi dan memenuhi kebutuhan bersekolah anak di masa mendatang. Hal ini akan berhasil bila Anda menyiapkan hitungan penentuan jumlah dana dengan benar.

Lakukanlah penghitungan dengan hati-hati dan benar, kemudian bandingkan antara asuransi satu dengan lainnya. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui mana yang sangat tepat untuk dipilih dan dijadikan pilihan cara mencari asuransi pendidikan anak terbaik.

Cara Menabung yang Efektif

on
Kamis, 05 Maret 2020
Setiap orang tentu ingin mempersiapkan kehidupan yang lebih baik untuk masa depannya. Namun, untuk mempersiapkannya diperlukan berbagai cara, salah satunya dengan menabung. Tapi, banyak dari kita yang belum tahu cara menabung yang efektif dan efisien. Iya, kan?

Dengan menabung kita dapat mempersiapkan segala kemungkinan, seperti dana darurat, dana pendidikan dan berbagai keperluan lainnya dapat kamu persiapkan dari tabungan yang dimiliki.

Tapi gimana sih cara memiliki tabungan yang lebih tahan lama dan tabungan yang dapat menghasilkan? Karena itu, kali ini saya akan membahasnya cara menabung yang efektif:

Untuk yang Selalu Gagal, Ini Cara Menabung yang Paling Ampuh

●    Buat Rencana Tabungan
Pastikan kamu mengetahui berapa banyak dana yang akan kita tabungkan, idealnya sisihkan 20% hingga 30% pendapatan bulanan untuk ditabung. Lalu, sebaiknya kamu juga menabung hingga memiliki dana untuk menutupi biaya hidup enam bulan kedepan untuk dijadikan dana darurat.

Kenapa harus 6 bulan? Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kita dalam tahap sedang tidak mampu untuk bekerja, waktu 6 bulan adalah waktu yang paling efektif untuk kita agar pulih kembali secara finansial.

●    Gunakan Sistem Debit Otomatis
Gunakan sistem menabung secara otomatis. Sistem debet otomatis ini sudah digunakan hampir seluruh Bank yang ada di Indonesia. Penggunaannya pun cukup mudah, biasanya saat memutuskan untuk menggunakan debet otomatis ini nasabah membuat sebuah kesepakatan terlebih dulu dengan pihak perbankan terkait berapa nominal yang dipotong, berapa lama waktu debit otomatis ini dan beberapa kesepakatan lainnya.

Dengan begitu untuk kamu yang boros akan terbantu agar lebih disiplin menabung karena sistem ini. Sistem ini juga biasanya tidak dapat melakukan penarikan dalam jangka waktu bulanan, setidaknya minimum penarikan ini 1 kali pengambilan dalam 1 tahun. Namun, ini kembali lagi kepada kebijakan setiap Bank.

●    Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Penggunaan kartu kredit memang terbilang dapat membantu keuangan bulananmu, tapi memang penggunaan kartu kredit ini harus lebih bijak. Karena dengan menggunakan kartu kredit biasanya penawaran dan potongan harga jauh lebih besar dibandingkan jika melakukan pembayaran secara tunai. Ini yang tanpa kita sadari akan membuat penggunaan kartu kredit menjadi bengkak dan menyebabkan keuangan terganggu.

Untuk terhindar dari jerat hutang ataupun pengelolaan keuangan yang berantakan, tutup akun kredit milikmu dan gunakan pembayaran melalui tunai maupun debit.

●    Pilih Barang yang Memiliki Diskon
Hal yang paling utama membuat kita sulit menabung adalah dengan seringnya melakukan pembelian barang belanjaan. Memang untuk hal yang satu ini terbilang cukup sulit menahan keinginan untuk berbelanja, karena itu kamu dapat coba melakukan tips yang satu ini agar pengeluaranmu dapat lebih terjaga.

Cara mudahnya adalah dengan membeli barang yang memiliki potongan harga atau diskon. Dengan memilih barang-barang yang diskon, kamu dapat sisihkan dananya untuk menabung.

●    Lakukan Investasi
Investasi adalah cara menabung terbaik untuk mengembangkan dana milikmu. Tidak hanya sekedar menyimpan dana, tapi dengan investasi kamu juga dapat menikmati imbal hasil dari kegiatan tersebut. Saat memilih investasi diperlukan yang benar-benar cocok untuk kebutuhanmu, seperti apakah tujuan menabung ini jangka pendek atau jangka panjang.

Lalu, seperti yang sudah kita katakan sebelumnya kamu dapat mulai menyisihkan 20%-30% pendapatan bulanan untuk investasi, dana tersebut itulah yang dapat kamu sisihkan untuk investasi secara bulanan.


Seperti contoh jika kamu menabung secara bulanan dengan nominal satu juta rupiah dalam kurun waktu 6 bulan, maka dana yang terkumpul senilai enam juta rupiah. Bandingkan jika kamu melakukan investasi dengan nominal dan jangka waktu yang sama di platform P2P Lending yang memiliki imbal hasil 20% per tahun, maka dana kamu akan menjadi Rp 6.359.886. Lumayan banget, kan?

Menabung memang penting, namun lebih penting lagi mengetahui cara menabung yang efektif dan efisien. Pilih dengan bijak tempat menabung yang paling cocok, sesuai dan dapat memberikan keuntungan untukmu.

Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Melalui Akseleran!
Bagi kamu yang ingin mengembangkan dana tabunganmu sekaligus membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai alternatif investasi pendanaan dengan imbal hasil hingga 21% per tahun kamu dapat mulai mengembangkan dana di platform P2P Lending Akseleran hanya dengan dari Rp100 ribu saja. Wow!

Sebagai platform P2P Lending, Akseleran pun sudah berizin resmi dari OJK, jadi semua transaksi diawasi oleh lembaga pengawas negara. Selain itu, dana yang kamu taruh pun mendapatkan proteksi asuransi.



Yuk! Gunakan kode promo BLOGROSA saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran dan dapatkan dana awal sebesar Rp100 ribu yang bisa kamu coba kembangkan di platform P2P Lending Akseleran.

Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke cs@akseleran.co.id.

Pengalaman Berinvestasi Reksadana Melalui Tokopedia

on
Selasa, 01 Oktober 2019
Sejak ada jouska.id, siapa sih yang nggak kenal reksadana?

Termasuk saya. Reksadana termasuk hal baru bagi saya sejak sekitar dua tahun lalu. Tapi, setahun ini, reksadana seperti menggaung di mana-mana. Banyak orang yang ngomongin soal salah satu instrumen investasi tersebut.

Dulu, satu-satunya yang saya tau itu ya menabung. Saat kenal istilah investasi pun, saya kira tabungan merupakan salah satu bentuk investasi selain tanah, rumah, dan emas. Ternyata, bukan. Investasi dan tabungan itu sama sekali nggak sama.

Lalu beberapa tahun belakangan ini, investasi dalam bentuk reksadana semakin dikenal. Konon, reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang paling ramah untuk orang-orang dengan pengetahuan terbatas, terutama soal pasar modal. Yah, kayak saya ini lah contohnya.

Tapi, meski sudah cukup sering mantengin soal reksadana, tetap aja belum membuat saya berani untuk mulai berinvestasi dalam bentuk reksadana. Tertarik. Tapi masih maju-mundur terus. Masih merasa harus nambah pengetahuan lagi dulu terus.

Sampai akhirnya, pada suatu siang, tema obrolan di grup Emak-Emak Blogger adalah tentang investasi. Lalu salah satu emak bercerita bahwa ia sering 'iseng' investasi emas dan reksadana melalui Tokopedia. Saya langsung amaze dong. wah, bisa ya ternyata?

Saya termasuk juarang banget makai Tokopedia sebagai sarana berbelanja online. Jadi ya jarang buka juga. Tapi sejak obrolan siang itu, langsung deh saya kulik-kulik Tokopedia.

Dan gak tau kenapa, tanpa pikir panjang saya apply permohonan untuk bisa berinvestasi reksadana di Tokopedia. Biasa sih, isi identitas lengkap, lalu foto KTP. Permohonan diproses kurang-lebih dalam waktu dua hari.

Setelah diapprove, gak pake lama saya langsung nyoba berinvestasi reksadana melalui Tokopedia. Tapi namanya nyoba, ya nominalnya kecil dulu dong, hihi. Cuma biar gak penasaran aja.

Tokopedia ternyata bekerjasama dengan bareksa sebagai pihak agen penjual reksadananya. Sedangkan pilihan produk reksadananya, Tokopedia hanya menyediakan 2 pilihan, yaitu: Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dan Syailendra Dana Kas. Keduanya merupakan reksadana pasar uang.


Kalian yang bener-bener belum ngeh soal reksadana, pasti agak bingung, apa sih itu reksadana pasar uang? Jadi, reksadana itu ada 4 jenis. Yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham. Untuk keterangan deskripsi dari masing-masing reksadana, silakan googling yaa. Hihi.

Sebenernya, sebelum memilih mau beli reksadana jenis yang mana, kita harus tau dulu tuh profil resiko kita. Apakah kita tipe orang yang beraninya sama resiko rendah, sedang atau tinggi. Karna masing-masing jenis reksadana di atas punya tingkat resiko masing-masing.

Tapi berhubung di Tokopedia hanya ada reksadana pasar uang, dan niat saya masih sekedar coba-coba, yaudah saya ambil aja langsung yang Mandiri Pasar Uang Syariah. Kekurangannya, di Tokopedia ini keterangan produk reksadananya kurang lengkap. Nggak ada prospektusnya, nggak ada keterangan Bank Kustodiannya siapa (meskipun kalo yang Mandiri Pasar Uang mah jelas bank kustodiannya Bank Mandiri. Tapi gak dicantumkan keterangannya). Lalu nggak ada keterangan tentang alokasi asetnya bakal ditaruh mana, dll.



Ohya, kelebihan dari investasi reksadana melalui Tokopedia ini adalah bisa dimulai dengan nominal yang sangat ringan. Yaitu, sepuluh ribu rupiah. Wah, itu sih anak SMA juga bisa ya.

Nah, pada pembelian pertama, saya beli reksadana sebesar lima puluh ribu rupiah. Pembelian diproses sekitar dua hari bursa kalo gak salah. Sebagai pemula, saya sering banget tuh intip-intip. Tiap hari saya intipin. Penasaran, investasi saya tumbuh jadi berapa yaaa hari ini, gitu. Hehe.

Dan wow, saya seneng karna tiap hari, pasti ada penambahan. Ya jangan bayangin akan banyak ya, lha wong investasinya aja lima puluh rebu rupiah, masa mau untung banyak. Wkwkwk.

Terus saya semangat dong. Nambah lagi sepuluh ribu rupiah. nambah lagi delapan puluh ribu rupiah. Tapi belum beli lagi sampai sekarang, karna saya sedang mencoba investasi reksadana di marketplace sebelah yang pilihan produknya jauh lebih banyak. Nanti saya review di blog juga deh ya, Insya Allah.

Nah, ada yang penasaran uang delapan puluh ribu rupiah saya sekarang jadi berapa dalam waktu kurang dari sebulan?

Nih saya kasih lihat.

Dapet 300 rupiah. Mayan yaaa buat beli permen =D
Kesan saya selama sebulan investasi reksadana di Tokopedia ini, puas banget sih. Menurut saya ini recomended banget untuk orang-orang yang nggak punya waktu untuk datang langsung ke Bank Kustodian urus pembukaan rekening dll. Dan lebih user-friendly dibanding jika beli langsung melalui agen penjual reksadana online macam bareksa.

Kira-kira, tertarik nggak kalian investasi reksadana lewat markeplace gini?

Cara Mengatur Uang Gaji Untuk Pengeluaran Bulanan

on
Selasa, 03 September 2019
Saya seriiiing sekali heran. Dulu, sebelum punya anak, dengan nominal gaji saya dan suami yang katakan saja nggak jauh beda dengan saat ini, kok besarnya pengeluaran kami gak jauh beda ya? nabungnya juga segitu-segitu aja. Padahal pos pengeluarannya, jelas jauh lebih banyak sekarang -- setelah punya anak.

Dulu gak harus mikir bayar Budhe yang jaga Faza selama saya kerja. Gak mikir beli susu, pampers dan segala macam juga. Harusnya bisa nabung jauuhh lebih banyak dibanding sekarang dong? Tapi kok kenyataannya gak gitu?

Setelah berkelana mencari petunjuk *halah*, akhirnya saya menemukan jawabannya.

Apa sebabnya? Ya, yang pertama saya harus tau dulu apa penyebabnya, biar bisa mencari solusi yang paling tepat.

Sebabnya adalah: karna pengeluaran bulanan kami NGGAK DIATUR. Ngalir aja, tanpa punya patokan dan arah yang jelas. Semrawut.

Iya sih, dulu hampir tiap hari kami makan siang dan makan malam jajan mewah (mewah untuk ukuran kami lho ya, wkwkwk). Budget buat jajan kami dulu sebulan, mungkin bisa dipake buat makan dua bulan kalo sekarang.

Nah, jadi apa solusinya?

Kalo dulu semrawut karna gak diatur, ya solusinya jelas, berarti HARUS DIATUR.


Cara Mengatur Uang Gaji Untuk Pengeluaran Bulanan

Gaji cuma segini, gimana ngaturnya sih?

Ada yang merasa seperti itu? Bahwa kalo gaji pas-pasan itu ya nggak perlu diatur, toh akan habis juga.

Selama ini mindset saya juga seperti itu. Ternyata, mindset itu salah. Justru karna gaji pas-pasan itulah maka harus diatur, biar penggunaannya tepat guna.

Tapi saya sempat bingung, gimana ngaturnya ya? Mulainya dari mana? Nominal yang harus dialokasikan per-pos pengeluaran berapa idealnya? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Alhamdulillah, saat iseng scroll Bestseller Books di Gramedia Digital, saya nemuin buku yang menarik hati saya. Judulnya:10 langkah Menjadi Financial Planner Untuk Diri Sendiri, yang ditulis oleh Lutfi Trisandi Rizki, SE, MM, RFA, CFP, QWP, AEPP & Iin Susanto.

Yang bikin saya suka dari buku ini, karna saya merasa seperti mendapat pencerahan tentang bagaimana cara mengatur pengeluaran bulanan tanpa harus menyewa financial planner. Hehe.

Selain menjelaskan dengan gamblang tentang masing-masing pos yang harus ada di pengeluaran bulanan, penulis juga menjelaskan berapa persentase ideal untuk masing-masing pos.

Nah, ini nih yang saya cari-cari! Kalian mau tau juga? Cuss saya kutipkan dari buku tersebut di atas yaaa:

1. Kebutuhan rumah tangga (termasuk uang kos/kontrak rumah, dll): 25%
2. Transportasi: 10%
3. Makan: 15%
4. Kebutuhan pribadi (termasuk pakaian): 10%
5. Dana darurat: 5%
6. Asuransi: 10%
7. Investasi: 5%
8. Tabungan: 5%
9. Kredit: 10%
10. Hiburan: 5%

Nah, bulan ini saya mulai nyoba untuk mengatur uang gaji dengan persentase di atas, Gak persis plek sih. Contohnya bagian asuransi. Berhubunga saya gak ada niatan pake asuransi, maka pos asuransi saya alokasikan untuk yang lain.

Apakah efektif setelah melakukan pengaturan seperti di atas? Ya belum kerasa lah, wong baru bulan pertama. Hehe.

Tapi yang jelas, saya jadi mereka lebih 'terkendali'. Saya biasanya boros banget di bagian makan. Jajaaaaan terus. Begitu udah di bagi-bagi dengan persentase di atas, saya jadi punya patokan, berapa sih anggaran buat makan selama sebulan, lalu dibagi jadi per minggu, lalu dibagi lagi jadi per hari. Jadi saya bisa tau, untuk hari ini masih ada anggaran jajan gak emangnya? Kalo udah melebihi limit ya ditahan.

Apa gak jadi tersiksa kalo diatur kayak gitu?

Ya balik lagi ke goals kita sih. Kalo kitanya emang pengen banget uang gaji jadi lebih teratur penggunaannya, Insya Allah gak akan tersiksa. Mungkin butuh penyesuaian saja. Doakan saya istiqomah ya!

Ohya, yang dimaksud dana darurat tuh ternyata bukan dana yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu lho. Misal, duh pulsa habis, tapi posnya udah gak ada nih. Yaudah ambil dulu deh dari dana darurat. Bukan gitu ternyata. Hihi.

Kapan-kapan saya akan nulis tentang dana darurat yaa. Semoga inget. Aamiin.

Selamat mengatur uang gaji 😀

Signature

Signature