Ketika Saya dan Suami dinyatakan Positif Covid-19

on
Kamis, 17 Desember 2020
Bulan Februari 2020 lalu, saat berita tentang Corona mulai ramai dan kabar burung bahwa Corona telah sampai di Indonesia merebak, saya termasuk yang cuek. Ah kayaknya nggak bakal sampai di Indonesia deh. Begitu pikir saya. Saat itu bahkan saya sempat pelatihan pajak ke Jakarta, menikmati suasana ibukota yang masih normal.


Bulan Maret, saat Covid-19 resmi dinyatakan telah masuk ke Indonesia, saya mulai agak panik. Tapi tetap yakin bahwa Covid-19 nggak akan menghampiri kami. Seiring berjalannya waktu yang ternyata menunjukkan angka pasien Covid-19 yang masih terus meningkat, sempat terbersit dalam benak saya. Sepertinya tinggal tunggu waktu untuk melihat nama kita sebagai salah satu pasien Covid-19.


Dan Qodarullah, apa yang sempat terbersit di benak saya itu akhirnya terjadi juga. Benar ya ternyata, bahkan lintasan pikiran sekalipun bisa berubah menjadi sebuah doa. Selasa tanggal 15 Desember lalu, kami dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona atau yang sekarang lebih sering disebut sebagai Covid-19.


Bagaimana Awal Mulanya Sampai Bisa dinyatakan Positif Covid-19?


Kamis, tanggal 10 Desember 2020, petang sepulang kerja, suami saya mengeluhkan kepalanya yang pusing. Saya minta dia beristirahat tanpa ada kecurigaan apapun. Suami memang sering mengeluhkan hal serupa saat sedang lelah. Pagi harinya, badannya demam. Saat ditermo, ternyata suhunya menunjukkan angka 37 derajat lebih sedikit. Akhirnya saya memintanya untuk tidak usah berangkat kerja. Daripada diminta pulang karena tidak lolos pengecekan suhu di pos security. Tapi saya tetap belum curiga apa-apa, karena suami juga cukup sering demam tiap kelelahan.


Hari Sabtunya, suami merasa jauh lebih sehat. Sudah tidak demam lagi, meskipun belum benar-benar fit. Seharian itu kami di rumah saja. Sabtu malam, beliau demam lagi. Beliau pamit pada saya untuk tidur di kamar sebelah. Jaga-jaga saja jika ternyata bukan sembarang demam, tapi saya pribadi tetap yakin itu demam biasa.


Minggu pagi, selain demam, suami juga mengeluhkan kehilangan kemampuan membau atau disebut dengan anosmia. Deg! Saat itulah saya mulai curiga bahwa demam yang dialami suami sejak kemarin lusa merupakan gejala Covid-19. Karena salah satu gejala paling khas dari Covid-19 adalah anosmia.


Kalau pas flu parah gitu sih wajar ya nggak bisa nyium bau apa-apa. Lha ini suami enggak flu. Maka, saya dan anak mulai menjaga jarak dari beliau. Saat usai tidur siang, saya merasa badan saya ikutan nggak enak, dan seperti agak demam, dan seluruh tubuh saya terasa linu. Saat ditermo, ternyata suhu tubuh saya 38 derajar. Jederrr! Makin menjadi-jadilah kecurigaan kami. Apalagi selama ini saya jarang sekali demam.


Paginya, hari senin tanggal 14 Desember 2020, kami memutuskan untuk datang ke Puskesmas terdekat dengan tempat tinggal kami, sesuai saran dari salah satu teman kami yang merupakan tenaga kesehatan. Sebelumnya, kami sudah lebih dahulu menitipkan Faza pada budhe yang biasa menjaga dia saat saya bekerja. Di Puskesmas, kami daftar priksa biasa. Saya mendapatkan nomor urut untuk masuk lebih dahulu.


Saat saya masuk dan ditanya apa yang saya keluhkan, saya mengatakan bahwa saya demam, pusing parah dan tenggorokan sedikit tidak nyaman dan merasa linu di sekujur badan. Oleh tenaga kesehatan yang bertugas, saya diminta untuk tes darah 3 hari lagi. Artinya, sepertinya mereka belum terlalu curiga bahwa saya terinfeksi Covid-19.


Selang dua nomor, giliran suami saya masuk. Saat itulah para medis mulai curiga. Oh, kok bapaknya anosmia ya. Oh, yang sebelumnya masuk dan demam juga itu istrinya. Oh, kok barengan ya.


Maka, kami langsung diminta untuk isolasi mandiri, sembari mereka berkoordinasi dengan Puskesmas Kelurahan kami, karena meskipun letaknya jauh lebih dekat, Puskesmas yang kami datangi itu beda keluarahan dengan tempat tinggal kami.


Paginya, kami diswab-antigen. Bukan PCR. Swab antigen itu konon serupa rapid, tapi bukan melalui darah, tapi melalui lendir hidung. Hasilnya bisa diambil pada Pukul satu siang hari itu juga.


swab-antigen-covid-19
lokasi swab, di bagian paling belakang Puskesmas


Sepulang dari Puskesmas, suami demam lagi disertau pusing hebat. Siangnya, akhirnya saya datang lagi ke Puskesmas sendiri, untuk mengambil hasil swab. Begitu kami datang, petugas yang ada di tempat pengambilan hasil langsung kalang kabut. Dia meminta saya menunggu, lalu berlari ke sana-ke mari memanggil petugas lain yang tampaknya jauh lebih senior. Dari situ, saya sudah menebak bahwa hasilnya positif.


Dan begitulah adanya. Saya akhirnya dijelaskan bahwa hasilnya memang positif, dan kami diminta untuk isolasi. Saya diminta untuk meneruskan obat yang diberikan dari Puskesmas yang kemarin kami datangi, lalu diberi tambahan antibiotik dan vitamin. Selain itu, saya juga dibekali dengan surat keterangan isolasi, untuk diberikan kepada kantor.


Apa yang Kami Lakukan Setelah dinyatakan Positif Covid-19?


Sesampainya di rumah dan menyampaikan hasilnya, Bapak-Ibu mertua yang tinggal serumah dengan kami cukup panik, meskipun tidak berlebihan. Saya dan suami menenangkan diri terlebih dahulu, sebelum akhirnya bisa memutuskan langkah apa yang harus kami ambil segera.


Pihak tenaga kesehatan memang mempersilakan kami untuk isolasi mandiri di rumah, karena saya mengatakan bahwa gejala yang kami rasakan Insyaa Allah masih bisa kami atasi. Tapi setelah kami timbang lagi, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan isolasi di Pesantren Covid Sultan Agung. Sebuah pesantren yang dikhususkan untuk para pegawai lembaga tempat kami bekerja, yang dinyatakan positif Covid-19.


kamar isolasi kami


Akhirnya suami menghubungi teman untuk minta tolong dipesankan kamar di Pesantren Covid. Setelah dipastikan kami mendapat kamar, kami langsung berangkat malam itu juga seusai sholat maghrib.


Bagaimana Kondisi Kami Saat Ini?


Banyak sekali teman yang bertanya tentang kondisi kami saat ini. Alhamdulillah kondisi kami baik, meskipun belum bisa dikatakan sehat. Kondisi tubuh kami masih naik turun, meskipun jika dibandingkan dengan dua hari lalu, rasanya jauh lebih baik.


positif-covid-19
saat jalan-jalan pagi di sekitar pesantren covid


Saya sendiri saat ini diare disertai dengan kehilangan kemampuan membau atau anosmia dan kemampuan mencecap rasa. Jadi semua makanan yang saya makan rasanya hambar. Saya bahkan nggak bisa membedakan antara susu dan air putih jika saya meminumnya sembari memejamkan mata.


Sedangkan suami masih merasa mriang, demamnya kadang masih datang, pusing juga kadang masih datang, sedangkan kemampuan membaunya perlahan mulai kembali meskipun masih sangat tipis.


Obat Atau Suplemen Apa Saja yang Kami Konsumsi Selama Isolasi?


Selain obat-obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan berupa obat penurun panas, pereda nyeri, obat radang dan obat batuk, kami juga mengonsumsi vitamin C 500 mg sehari dua kali, habbatussauda dua butir sehari, madu dua sendok makan sehari  dua kali dan propolis lima tetes per hari.


Selain itu kami juga melakukan beberapa tips dari teman, seperti sering-sering membaluri tubuh dengan minyak kayu putih, serta sering-sering menghirupnya. Semoga segala ikhtiar ini membuat imun tubuh kami segera menguat, karena Covid-19 konon hanya bisa dilawan dengan menguatnya daya tahan tubuh.


Mohon doa dari teman-teman semua, agar kondisi kami semakin membaik dan kami lekas bisa pulang serta berkumpul lagi dengan keluarga tercinta.


Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran bagi siapapun yang membaca. Terutama untuk orang-orang yang sebelumnya menganggap remeh Covid-19. Banyak yang bilang Covid-19 itu hanya seperti flu biasa. Menurut saya pribadi, kalaupun toh seperti flu biasa, bukankah tetap jauh lebih enak sehat?


Setelah kami merasakan betapa tidak enaknya terinfeksi Covid-19, saya jadi sangat menghargai usaha banyak pihak untuk mengadakan vaksin corona di Indonesia. Beneran deh, saya mau banget vaksin asalkan segala sesuatu sudah clear (kehalalannya, dll).


Karena terinfeksi corona ternyata rasanya seperti di prank dari kepala sampai kaki. Kepala pusing, hidung dan lidah nggak berfungsi. Perut terus bergejolak, seluruh tulang linu-linu. Pokoknya nggak enak!


Saya baca di halodoc tentang update vaksin corona di Indonesia. Sudah ada beberapa perusahaan farmasi terkemuka yang siap meluncurkan produk vaksinnya. Kita tunggu saja kabar baik selanjutnya ya. Di Halodoc, kita memang bisa mendapatkan banyak informasi ter-update tentang dunia kesehatan. Selain itu, kita juga bisa konsultasi dengan dokter jika merasakan beberapa gejala, tapi sedang berhalangan untuk menemui dokter secara langsung.

Tentang Menjadi Orangtua dan Menjadi Anak

on
Sabtu, 12 Desember 2020


Saat melihat cuitan itu, hati saya langsung tergelitik untuk menuliskannya.


Sejak saya merasakan dua peran, yaitu menjadi orangtua dari anak saya, sekaligus menjadi anak bagi orangtua saya, saya jadi sering tergelitik oleh hal-hal semacam ini.


Tentang doktrin-doktrin bagaimana seharusnya hubungan anak dan orangtua, yang rasanya seringkali menempatkan orangtua di posisi yang egois. Doktrinnya sama sekali nggak salah -- (iyalah, masa' perintah yang ada dalam Al-Qur'an saya anggap salah?) -- cuma sepertinya perlu dipahami lebih luas lagi.


"Anak harus membahagiakan orangtua. Emangnya orangtua nggak bisa membahagiakan dirinya sendiri?"


Kebahagiaan itu sebenarnya sumbernya dari dalam diri sendiri kan? Maka tugas untuk membahagiakan orang lain -- meskipun itu orangtua sendiri -- bukankah terlalu berat jika si orang yang ingin dibahagiakan tidak bahagia dari dalam dirinya sendiri?


Nggak jarang kita lihat para anak yang mati-matian berusaha membuat pencapaian, demi ingin membuat orangtuanya bahagia, toh pada akhirnya harus kecewa. Karena nyatanya, si orangtua tetap saja nggak merasa bahagia. Masih kurang, kurang, kurang. Sialnya, yang jadi kambing hitam adalah si anak. Selalu menganggap si anak yang 'bermasalah' karena nggak bisa membahagiakan orangtuanya. padahal yang seperti ini sebenarnya sih orangtuanya yang emang masih ada masalah di dalam dirinya.


"Anak harus membahagiakan orangtua?". Mohon maaf, bukankah (pada umumnya, kecuali kasus-kasus tertentu), sejak si anak lahir, bahkan ketika baru hadir dalam bentuk janin aja anak sudah memberikan kebahagiaan untuk orangtuanya? Bukankah hal pertama yang dibawa anak memang adalah kebahagiaan untuk orangtuanya?


Kenapa tiba-tiba begitu anak tumbuh, anak harus menanggung tugas begitu berat dengan di 'harus-haruskan' membahagiakan orangtua -- yang definisi kebahagiaannya -- seringkali terlalu rumit?


Sama halnya dengan 'anak harus berbakti pada orangtua'.


Masalahnya, definisi berbakti versi orangtua itu kadang terlalu egois. Ada beberapa orangtua yang menganggap si anak nggak berbakti, hanya karena si anak tidak menjalankan beberapa kehendaknya. Lhadalah, padahal si anak itu kan juga manusia yang punya kehendak. Yang adakalanya nggak selalu selaras dengan orangtua.

 

Ego. Sekali lagi tentang ego sebagai orangtua, yang seringkali membuat kita merasa berhak atas sepenuhnya hidup anak. Merasa selalu lebih tau yang terbaik untuk anak. Lalu ketika anak ternyata nggak sependapat, si orangtua kadang dengan serta-merta menganggap anaknya nggak berbakti. Duh Gusti...


Sedihnya lagi, ketika orangtua merasa anaknya nggak berbakti atau nggak bisa membuatnya bahagia -- atau katakanlah memang si anak melakukan kesalahan, orangtua kadang dengan 'enteng' mengatakan kalimat-kalimat menyakitkan bagi si anak.


Kalimat-kalimat menyakitkan itu, mungkin akan mudah dilupakan oleh si orangtua. Pun dengan kesalahan anak. Karena apa? Pada dasarnya, kasih sayang orangtua ke anak memang jauh lebih besar dibanding kasih sayang anak ke orangtua. Karena itu, orangtua mungkin akan jauh lebih mudah memaafkan kesalahan anak, sekaligus melupakan kalimat menyakitkan yang terlontar pada anak.


Tapi apa kabar hati si anak yang tersakiti oleh kalimat kita? Mungkin itulah kenapa banyak kasus tentang anak yang menyimpan luka pengasuhan. Sama sekali bukan karena anak tidak berterima kasih atas segala jasa baik orangtua. Tapi karena pada dasarnya, anak nggak dianugerahi rasa sayang sebesar orangtua, sehingga nggak semudah orangtuanya berlapangdada.


Lagipula, doktrin tentang 'anak harus berbakti pada orangtua' dan 'anak harus membahagiakan orangtua' itu sebenarnya ada doktrin lain yang sayangnya kadang dilupakan oleh kita para orangtua sendiri.


Apa itu?


Tentang keharusan mendidik dan mengasuh anak sebaik mungkin. Tentang keharusan menjadi teladan bagi anak, dan memperlakukan anak dengan baik. Kewajiban ini sejatinya jauh lebih dilaksanakan kan, sebelum segala keharusan tentang anak terhadap orangtua itu?


Jika orangtua sudah melakukan itu terlebih dahulu, sepertinya -- Insyaa Allah, tanpa 'diharus-haruskan' pun, anak pasti akan punya keinginan dan berusaha sekuat yang ia bisa untuk berbakti pada kita.


Tentang membahagiakan, sekali lagi, anak jauh lebih dulu membawa kebahagiaan untuk kita orangtuanya, sebelum kita membahagiakannya. Coba ingat-ingat perasaan kita saat moment pertama kali USG dan melihat si anak yang baru berupa titik kecil di layar. Bahagia, kan?

 

Semoga kita nggak memakai perintah Allah pada anak untuk berbakti dan berlaku baik pada orangtua, sebagai pembenaran untuk membumbungkan ego kita sebagai orangtua.

Cara Mengamankan FB Agar Tidak Bisa Dibajak

on
Selasa, 01 Desember 2020

Dengan berbagai fiturnya, Facebook menjadi salah satu pilihan banyak orang dalam bermedia sosial. 

 

Namun, hal tersebut membuat Facebook menjadi rawan dibajak oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengamankan FB agar tidak bisa dibajak.


Pasalnya, jika akun Facebook Anda dibajak, maka akan banyak sekali informasi tentang Anda yang bisa diambil. Bukankah hal tersebut akan merugikan Anda?


8 Cara Mengamankan FB agar Tidak Bisa Dibajak


Menjadi kerugian yang sangat besar tentunya jika akun FB Anda berhasil dibajak. Selain mendapatkan informasi pribadi Anda, akun tersebut juga dapat disalahgunakan untuk tindakan kriminal. Berikut adalah cara yang bisa digunakan untuk menyelamatkan akun FB dari hacker.

 

 


1. Mengaktifkan Login Alerts


Cara pertama yang bisa Anda gunakan untuk mengamankan akun agar tidak bisa dibajak yaitu mengaktifkan fitur login alerts. Salah satu fitur keamanan ini akan memberikan notifikasi rincian login Anda atau seseorang yang ingin mencoba masuk ke akun Anda.


Untuk cara mengaktifkannya Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:


●    Buka aplikasi Facebook lalu pilih menu Settings.
●    Setelah itu buka menu Security.
●    Aktifkan opsi Login Alerts.


Nantinya setiap Anda atau orang lain melakukan login dari perangkat atau web browser yang berbeda, maka Anda akan mendapatkan notifikasi dari Facebook.

 
Jika Anda memilih mengirim notifikasi tersebut melalui email, maka laporan login tersebut akan masuk ke alamat email yang telah Anda daftarkan setiap ada perangkat lain yang melakukan login.


2. Mengaktifkan Login Approvals


Cara selanjutnya untuk mengamankan FB supaya tidak dengan mudah dibajak yaitu dengan menggunakan fitur login approvals. Seperti halnya pada cara sebelumnya, fitur ini akan memberikan notifikasi untuk meminta persetujuan Anda jika terdapat perangkat yang ingin login.


Bedanya dengan cara sebelumnya, fitur login approvals akan meminta kode keamanan melalui SMS. Nantinya kode tersebut harus Anda masukkan ketika ingin melakukan login melalui perangkat lain.


Untuk mengaktifkannya cukup mudah, berikut adalah langkah-langkah mengaktifkan fitur login approvals:


●    Buka halaman utama Facebook.
●    Setelah itu pilih menu Security.
●    Aktifkan fitur Login Approvals dengan klik tombol Get Started.
●    Setelah itu Anda bisa mengikuti langkah-langkah selanjutnya hingga fitur Login Approvals berhasil aktif.


3. Membuat Kata Sandi Facebook yang Berkualitas


Kata sandi Facebook sebaiknya dibuat berkualitas agar tidak mudah untuk dibajak oleh orang lain. Kriteria kata sandi Facebook yang berkualitas ini ada banyak dan subjektif.


Kata sandi yang panjang sebenarnya sudah bisa dibilang aman. Tetapi masih kurang berkualitas kalau panjangnya password Facebook mengandung nama, huruf atau angka berurutan dan tanggal lahir. Kata sandi yang pendek bisa saja sudah aman asalkan mengandung perpaduan huruf kapital, huruf kecil, angka dan karakter yang diacak.


Namun sayangnya, membuat kata sandi yang rumit, bisa menyebabkan lupa kata sandi Facebook. Sehingga kata sandi perlu dibuat yang mudah diingat, supaya tidak lupa password Facebook.


Sebenarnya, cara mengatasi lupa kata sandi Facebook ada banyak dan sudah dibahas oleh Kang Sandi, tetapi tidak semuanya mudah. Oleh karena itu, membuat password yang panjang, rumit tetapi mudah diingat dapat menjadi cara mengamankan Facebook dari Hacker.


4. Menambahkan Trusted Contacts untuk Mengembalikan Akun


Cara mengamankan FB agar tidak bisa dibajak lainnya yaitu mengaktifkan fitur Trusted Contacts. Fitur ini dapat Anda gunakan untuk memilih 5 teman terpercaya yang telah menjadi teman Anda di Facebook. 


Disarankan untuk memilih teman yang mudah dihubungi agar jika terdapat masalah di akun Facebook Anda, teman-teman tersebut dapat membantunya dengan mudah. Berikut ini adalah cara mengaktifkan fitur Trusted Contacts di Facebook:


●    Login ke akun Facebook Anda.
●    Setelah masuk ke halaman utama, pilih menu Settings.
●    Langkah selanjutnya pilih menu Security.
●    Pada halaman Security, Anda bisa mengaktifkan opsi Trusted Contacts.
●    Klik tombol “Choose Trusted Contacts”, lalu pilih 5 terdekat Anda.


5. Menambahkan Legacy Contact untuk Menghapus Akun Otomatis


Legacy Contact adalah sebuah fitur dari Facebook yang memungkinkan Anda untuk memilih teman terdekat di Facebook, untuk menjaga akun jika Anda sudah meninggal. 


Dengan adanya fitur ini, kontak pewaris tersebut dapat menuliskan beberapa pesan untuk profil Anda, contohnya mungkin seperti pesan terakhir. 


Walaupun begitu, kontak pewaris tersebut tidak dapat masuk ke akun Anda, menghapus atau mengubah foto profil, atau membaca pesan yang dikirim oleh pengguna lain. Cara mengaktifkannya cukup mudah, Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:


●    Pilih menu Settings.
●    Setelah itu masuk ke menu Security.
●    Pilih opsi Legacy Contact.
●    Pada opsi tersebut Anda bisa memilih teman atau keluarga terdekat yang dapat diwariskan akun Facebook Anda.


6. Hati Hati Menerima Undangan Game


Ketika Anda mengakses aplikasi pihak ketiga atau game yang terdapat di Facebook, jika Anda menerima undangan dari mereka, secara otomatis mereka dapat mengakses semua data pribadi di akun Facebook Anda.


Maka dari itu, Anda sebaiknya menggunakan fitur Block Invitations agar keamanan akun Anda dapat terlindungi. 


Cara mengaktifkannya cukup mudah, Anda hanya perlu pergi ke menu Settings lalu pilih opsi Blocking. Pilih menu “Block app Invites” dan tuliskan aplikasi atau game apa saja yang ingin Anda block undangannya.


7. Mengaktifkan Autentikasi Dua-faktor


Menggunakan fitur autentikasi dua-faktor di akun Facebook tentunya akan menyulitkan hacker untuk berhasil masuk ke akun Anda. Fitur ini merupakan salah satu perangkat keamanan yang direkomendasikan pada halaman bantuan Facebook.


Untuk mengaktifkan fitur ini Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:


●    Masuk ke akun Facebook Anda, lalu pilih menu Pengaturan.
●    Pada halaman Pengaturan, pilih opsi Keamanan dan Info Masuk.
●    Pilih opsi “Gunakan autentikasi dua-faktor”.
●    Perlu Anda perhatikan, sebelum mengaktifkan fitur autentikasi dua-faktor ini Anda harus memastikan jika nomor HP yang Anda registrasikan di akun Facebook adalah nomor yang masih aktif.
●    Langkah selanjutnya pilih opsi Penyiapan.
●    Nantinya pihak Facebook akan mengirimkan kode autentifikasi ke nomor HP Anda.
●    Setelah fitur autentikasi dua-faktor sudah aktif, maka setiap melakukan log in Anda akan mendapatkan pesan SMS berisi kode autentifikasi dari Facebook.


8. Mengganti Password Secara Rutin dan Membuat Kombinasi Password


Cara mengamankan FB agar tidak bisa dibajak yang terakhir yaitu mengganti password secara rutin. Tentunya dengan mengganti password secara rutin, hacker akan kesulitan masuk ke akun Anda akan password akan terus berubah-ubah.


Selain itu, gunakan kombinasi password yang unik dan tidak mudah ditebak oleh orang lain. Anda bisa menggunakan kombinasi angka, huruf, dan simbol agar tingkat kekuatan password menjadi lebih tinggi.


Dengan mengetahui cara mengamankan FB agar tidak bisa dibajak, tentunya keamanan akun Anda menjadi lebih tinggi. Walaupun tampak sederhana, cara-cara di atas dapat efektif untuk menyulitkan hacker dapat membajak akun Facebook Anda.

Signature

Signature