Cerita Pengalaman Pertama Ikut Kuliah Online Berbayar

on
Sabtu, 30 Maret 2019


Sekitar setahun terakhir ini, istilah kuliah online semakin menjamur. Baik yang gratis maupun yang berbayar.

Saya pernah beberapa kali ikut kuliah online melalui WA yang tidak berbayar alias gratisan. Hasilnya? Zonk, sih. Bukan karna materinya gak bagus. Tapi karna saya gak serius menyimak materi kuliahnya. Saya belum menganggap serius majelis ilmu bernama kulian online melalui WA itu.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya hampir gak pernah kepikiran mau ikut kulian online berbayar. Takutnya saya tetap gak bisa serius, kan sayang yaaa. Udah bayar, eh gak dapet apa-apa!

Waktu lihat IG Ummu Balqis dan sekolah onlinenya yang bernama @bengkeldiri, saya langsung pengen ikut banget. Karna sadar akhlak dan pengetahuan agama masih compang-camping. Tapi ya itu tadi, maju-mundur, karna bayarnya juga gak bisa dibilang murah untuk ukuran dompet saya.

Berbulan-bulan, keinginan itu saya tunda. Sampai di penghujung tahun 2018, dengan semangat ingin menjadi pribadi yang jauh lebih baik di 2019, akhirnya Bismillah saya mendaftar.

Pengalaman Pertama Ikut Kuliah Online Berbayar

Ternyata ikut kuliah online gratisan dan berbayar, beda sekali rasanya bagi saya.

Apa bedanya?

Mengeluarkan uang sebesar 250 ribu -- yang menurut saya cukup besar -- memberikan efek psikologis yang cukup signifikan untuk saya.

Wah, saya udah ngeluarin uang nih. Jadi harus niat, biar gak rugi. Begitu kira-kira.

Saya menyimak semua materi dengan (cukup) baik. Juga mengerjakan semua tugas (iya, kuliah online juga ada tugasnya) yang diberikan sebagai syarat kelulusan (iya ada lulus dan gak lulus juga, hehe).

Dan apakah kuliah online dengan biaya segitu cukup worth it?

Kalo untuk Bengkel Diri (karna saya ikutnya baru Bengkel Diri aja), worth it sekali!

Uang 250 ribu mah kalo di dompet mungkin dua minggu juga udah gak ada bekasnya ya. Nah ini, 250 ribu dikasih ilmu segitu banyak, seminggu 2x selama 2 bulan.

Efektifkah Kuliah Online?

Kalo untuk saya yang agak susah fokus kalo disuruh duduk diem dengerin penjelasan dosen di kelas, menurut saya kuliah online sangat efektif. Dengan syarat, kitanya bener-bener niat dan menyimak.

Karna apa?

Kuliah online Bengkel Diri ini kuliahnya diberikan melalui grup WA, yang penyampaiannya berupa slide penjelasan materi, dan voice note. Jadi kalo pas gak mudeng atau terdistraksi sesuatu, bisa banget diulang lagi penjelasannya, tanpa kita harus malu karna ketauan gak fokus. Hehe.

Kendalanya?

Karena tau materi bisa didengarkan dan diulang kapan saja, jujur saya jadi agak menggampangkan ketika jam kuliah tiba.

Apalagi jam kuliahnya jam 8 malam, yang mana seringnya saya udah ngantuk dan kebablasan tidur ketika ngelonin Faza.

Dari sesi awal sampai akhir perkuliahan, kayaknya saya gak pernah menyimak materi tepat saat jam kuliah. Hehe.

Satu lagi, tugas kuliah. Dulu aja masih single dan belum punya tanggungan apa-apa, tugas kuliah sering nunggak kan? Lhah apalagi sekarang! Haha. Tapi Alhamdulillah akhirnya bisa terselesaikan semua sih.

Kapok gak ikut kuliah onlien berbayar?

Enggak sama sekali. Insya Allah saya sudah ada rencana untuk mengikuti beberapa kuliah online berbayar lagi. Salah satunya Bengkel Diri 2 (kelas lanjutan). Lagi berusaha nata-nata jadwal nih.

Pokoknya semangat cari ilmu gak boleh padam yaaa meski kita sudah gak di usia sekolah lagi  :)

Ada yang pernah ikut kuliah online juga? Cerita dong gimana pengalamannya ^_^

Inspirasi Gaya Boho untuk Dekorasi Hunian

on
Senin, 25 Maret 2019


Setiap masyarakat yang memiliki hunian pasti akan berusaha untuk membentuk nuansa yang terbaik saat menghuninya. Caranya tentu sangat mudah yaitu dengan mendekorasi setiap area pada huniannya. Interior misalnya.

Ada pandangan, dalam mendekorasi hunian, tren yang populer di masyarakat dalam sebuah tahun adalah kiblat untuk mendekor ruangan. Namun, beberapa orang berpikir kebalikannya, yakni harus melawan dari kebiasaan yang dilakukan. Hal tersebut guna menampilkan sisi originalitas dan keunikan dari dekorasi ruangan mereka.

Bicara soal tema yang 'beda' dan 'unik', salah satu tema bernama boho atau gipsi kini banyak diadopsi oleh beberapa pemukim yang ingin merubah tampilan dekorasi ruangannya.

Boho berasal dari kata bohemian yakni sebuah tema yang syarat dengan gaya hidup bebas dan adventurous nomaden dari aturan-aturan dan tatanan nilai yang dianut. Tema ini terkenal pengaplikasiannya pada pertengahan abad ke-19, khususnya dalam sektor fashion. Karena syarat dengan kepribadian yang bebas, gaya boho juga terpengaruh dari kombinasi beragam warna yang bercampur dengan gaya etnik, hippies, serta vintage.

Dalam desain interior, jika melihat dari gaya bebas dari Boho, tipe interior yang digunakan pasti langsung tertuju kepada gaya maksimalis. Namun, bukan berarti juga kalian tidak dapat memasukkan gaya boho ke dalam desain interior minimalis.

Keunikan setiap tampilan gaya boho menjadikannya sebagai salah satu tren dekorasi rumah di tahun ini. Jika kalian tertarik untuk mengadopsi keunikan dari gaya Boho, apalagi semenjak membeli rumah dijual sebelum melakukan dekorasi, berikut adalah sejumlah ide inspirasi dalam membawa gaya boho ke dalam hunian kalian.

Memajang Kain di Dinding

Keberadaan gaya boho yang hadir dari cara berpakaian atau fashion, membuat pengaplikasiannya pada desain interior selalu identik dengan menampilkan sejumlah kain yang dipajang hampir di keseluruhan ruangan. Bisa ditempatkan pada dinding sebagai pengganti lukisan atau mural untuk menghadirkan kesan artistik pada ruangan, ditempatkan sebagai alas sofa atau alas meja, lampu, bahkan beberapa potongan untuk aksesoris di ruang tidur. Kain yang ditampilan biasanya memiliki pola atau motif yang unik dan etnik dengan sentuhan beragam warna. Hal tersebut sesuai dengan ciri semangat Boho dalam mengekspresikan kebebasan pribadinya. Pemilihan kain yang cenderung terang dengan motif berwarna-warni yang ditempatkan di dinding tersebut juga bermaksud untuk memunculkan sebuah spot utama atau highlight dalam ruangan tersebut.


Perpaduan Tema Rustik pada Dapur

Karakter Boho yang identik dengan jiwa berpetualang juga dapat kalian hadirkan pada dapur kalian. Bukan sebuah ide dapur yang modern, dapur gaya boho justru lebih identik dengan nuansa interior rustik atau pedesaan. Nuansa interior rustik pada dasarnya membawa aspek-aspek yang berkenaan dengan kesederhanaan dan dekat dengan alam. Hal tersebut sesuai dengan gaya hidup Boho pada abad ke-19 yang biasanya tinggal sangat jauh dari kawasan padat (perkotaan) dan lebih dekat dengan nuansa alam terbuka.

Jika diruang-ruang seperti living room atau bedroom sangat mengedepankan aspek artistik dan kebebasan, untuk urusan dapur, kesan yang dimunculkan lebih kepada kesederhanaan dan ketenangan lewat furnitur dan perangkat-perangkat yang terbuat dari material alam seperti batu atau kayu.

Furniture yang Tidak Seirama

Kebebasan dalam pandangan Boho pada interior juga tercermin pada pemilihan kombinasi furnitur yang tidak seirama. Misalnya area duduk pada ruang tamu atau living room yang menggabungkan antara sofa bergaya modern dengan kursi-kursi kayu dan rotan dari proses anyaman tangan.

Tidak hanya pada perpaduan furnitur, bentuk-bentuk furnitur seperti meja atau tempat duduk seringkali memiliki bentuk yang tidak konvensional. Namun dari tidak konvesionalnya bentuk dari furnitur tersebut, justru membuat ruangan memiliki nilai keunikan yang tinggi.

Selain itu, penataan furnitur juga diketahui cenderung tidak sesuai dengan estetika penataan ruang pada umumnya. Bukan memberikan kesan berantakan (messy), justru ruangan menjadi terasa lebih  menyenangkan, santai, dan bersemangat.

Signature

Signature