Yang Orang Lain Lihat dan Yang Orang Lain Tidak Tahu

on
Rabu, 24 Juni 2020
Udah lamaaa sekali rasanya saya nggak nulis curhatan, atau uneg-uneg pikiran di blog ini. Kadang saya mikir, kenapa ya? Rasanya bukan karna males lho. Tapi lebih  karena rasanya gak ada uneg-uneg yang sangat butuh ditumpahkan melalui tulisan super panjang seperti dulu. Pertama, sekarang udah punya teman berbagi setiap waktu. Kedua, kalaupun ada uneg-uneg yang ingin ditumpahkan lewat tulisan, sekrang lebih sering numpahinnya lewat caption di Instagram. Hehe.

Tapi kali ini saya tiba-tiba kembali merasa butuh.

credit: Pixabay


Jadi ceritanya, saya punya teman yang sama beberapa orang dinilai bossy. Yah, saya akui sih, beliaunya emang gaya ngomongnya kadang mengesankan bossy gitu. Terutama buat yang nggak kenal dekat.

Nah, suatu hari dia minta tolong OB kantor untuk dibuatkan teh panas, karna badannya agak meriang. Sama si OB, teh hangat tersebut dianter ke mejanya pake nampan gitu. FYI, yang seperti itu memang enggak lazim di kantor saya. Padahal kalo di kantor lain kebanyakan, OB mah emang tugasnya gitu kan. Di sini enggak. Hampir nggak pernah ada pegawai yang minta dibuatkan minuman sama OB.

Nah, jadi heboh kan teman-teman yang lain. Image bossy-nya jadi makin tampak jelas. Dan, yah seperti biasa, memancing beberapa orang untuk menjadikannya bahan 'obrolan'.

Kebetulan, saya lumayan dekat sama si teman yang dianggap bossy itu. Enggak dekat banget sih, cuma dibanding dengan teman-teman yang lain, bisa dibilang saya yang paling dekat dengan beliaunya.

Kebetulan juga, saya tau bahwa si teman bossy ini sering sekali membantu si OB yang sering mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Nah, bagian ini nih yang teman-teman yang lain tidak tau.

Bukannya saya mau bilang, wajarlah dia nyuruh-nyuruh si OB, wong dia sering bantuin si OB. Bukan. Bukan maksud saya untuk bilang memanfaatkan orang lain yang selama ini sering kita bantu itu nggak masalah.

Cuma dalam hal ini, orang lain -- dalam hal ini teman-teman kebanyakan - cuma tau si teman satu itu bossy. Titik. Tapi mereka tidak tau bahwa di balik sikap bossy-nya, dia juga sering bermurah hati membantu orang lain.

Dari situ, saya mengambil pelajaran. Betapa antara yang orang lain lihat dan yang orang lain tidak tau itu jaraknya bisa jauh banget. Bisa menghasilkan persepsi yang 180 derajat bertolak belakang.

Yang orang lain lihat si A itu bisnisnya sukses, hidupnya sempurna. Tapi yang orang lain tidak tau, bisa jadi si A tidurnya tiap malam cuma 1 jam demi mikirin inovasi apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan bisnisnya.

Yang orang lain lihat si B rumah tangganya harmonis, suaminya mapan, anaknya pintar-pintar. Yang orang lain tidak tau, bisa jadi si B harus selalu menekan egonya habis-habisan demi menghindari konflik dengan suami, harus menyiapkan macam-macam media pembelajaran dan mendampingi anak-anaknya sampai gak sempet me time.

Dan seterusnya.

Kita selalu punya pilihan atas persepsi kita, selama kita mau mencoba melihatnya dari beberapa sudut pandang berbeda :')

Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Era New Normal Ala dr. Reisa Broto Asmoro

on
Jumat, 19 Juni 2020
Sejak libur lebaran berakhir, saya termasuk salah satu orang yang sudah mulai menjalani era new normal. Setelah dua bulan lebih diberlakukan sistem kerja piket dan work from home, sejak dua minggu lalu jam kerja kembali seperti semula. Dari jam 8 pagi hingga 4 sore. Yang membuat beda adalah beberapa protokol kesehatan dari pimpinan yang wajib kami taati.

Takut nggak sih udah masuk era new normal?

Emm, kalo saya enggak sih Alhamdulillah. Memang awalnya merasa agak serem ya. Era new normal itu menurut saya mirip hukum rimba. Yang kuat ya yang bertahan. Jadi, jadikan aja itu sebagai prinsip.

Gimana agar kita bisa bertahan di tengah jajahan virus covid-19 yang belum juga mereda tapi sudah harus beraktivitas seperti biasa? Mau nggak mau kita harus jadi kuat!

cara-meningkatkan-daya-tahan-tubuh-di-era-new-normal
sumber: pixabay


Terus gimana caranya agar kita bisa kuat? Tidak lain adalah dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh kita.

Dokter Reisa Broto Asmoro sebagai tim komunikasi gugus tugas percepatan penanganan covid-19 memebrikan beberapa tips untuk meningkatkan daya tahan tubuh di era new normal seperti saat ini.

1. Makan dengan Gizi Seimbang

Makan dengan gizi yang seimbang sebenarnya sudah menjadi anjuran yang harus dilakukan untuk menjaga ksehatan sejak dulu. Tapi selama ini masih sangat banyak yang mengabaikan. Apalagi dengan makin menjamurnya produk-produk fast food yang menggiurkan.

Di era new normal life, kita tidak boleh lagi mengabaikan itu. Perlahan, pola makan kita harus diubah menjadi lebih baik, dengan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang jika ingin daya tahan tubuh kita baik dan bisa menangkal berbagai serangan virus, termasuk virus covid-19.

2. Rutin Olahraga

Sejak masa WFH dan #dirumahaja, salah satu yang hits di sosial media -- terutama tiktok dan instagram -- adalah banyaknya orang yang memposting kegiatan olahraga di rumah. Selain untuk mengisi waktu luang dan mengusir rasa bosan selama di rumah aja, kegiatan itu juga sejalan dengan tips meningkatkan daya tahan tubuh ala dr. Reisa Broto Asmoro.

3. Perbanyak Minum Air Putih

Memperbanyak minum air putih juga bukan hal baru dalam berbagai tips kesehatan. Tapi lagi-lagi, di era new normal, tips ini harus jauh lebih diperhatikan dan diusahakan. Apalagi sekarang banyak sekali minuman-minuman hits, yang secara tidak sadar membuat porsi minum air putih kita menjadi berkurang.

4. Istirahat yang Cukup

Yang selama ini sering begadang, sepertinya harus segera mengubah gaya hidupnya tersebut. Pun yang selama ini workaholic.

Sebagus apapun pola makannya, kalau istirahatnya tidak cukup, tetap saja daya tahan tubuh akan melemah. Terutama jam tidur malam. Konon, tidur di malam hari itu nggak bisa digantikan kualitasnya dengan tidur di siang hari sebanyak apapun.

5. Jaga Kebersihan

Nah, menjaga kebersihan ini ibaratnya benteng pertahanan terakhir dari tubuh kita, saat kita sudah diharuskan beraktivitas seperti biasa di era new normal.

Sering-sering cuci tangan nggak bisa lagi diabaikan. Langsung mandi sesampainya di rumah, setelah beraktivitas di luar, memakai masker saat berkegiatan dan berinteraksi dengan orang lain, dan lain sebagainya.

Ya, mau nggak mau, suka nggak suka, virus mungkin masih akan terus ada di sekitar kita. Dan hidup nggak boleh dibuat lumpuh olehnya. Kita harus bangkit, memperbaiki yang sempat koyak, mengejar yang sempat tertinggal dan melakukan kewajiban-kewajiban yang sempat tertunda karna pandemi ini.

Era new normal mungkin awalnya terdengar menakutkan. Tapi yakin saja, semua akan baik-baik saja, asal kita berusaha dan tidak abai.

Waspada boleh, panik jangan. Gitu, kan?

Selamat menyambut era new normal, teman-teman. Selamat kembali beraktivitas :)

Menumbuhkan Self Love, Bagaimana Caranya?

on
Kamis, 11 Juni 2020
Gimana orang lain mau mencintai kita, jika kita sendiri tidak mencintai diri sendiri? Gitu kata banyak orang.

Tapi saya kurang setuju sih. Akan tetap ada orang yang mencintai kita, meskipun kita tidak atau belum mencintai diri kita sendiri. Yang akan membedakan mungkin adalah penerimanaan kita terhadap cinta orang lain atau pun sikap kita saat mencintai orang lain.

Saat kita belum mencintai diri sendiri atau belum punya self love, saat dicintai orang lain bisa jadi kita akan skeptis. Menganggap orang tersebut tidak tulus, ada maksud buruk tertentu, dll. Karena kita merasa diri kita penuh kekurangan sehingga tidak mungkin atau tidak pantas dicintai seperti itu.

self-love


Begitupun saat mencintai orang lain, tanpa punya self love. Bisa jadi kita akan bersedia menjadi 'budak cinta'. Diam saja saat disakiti, pasrah meski dilakukan semena-mena. Karna meraa 'pantas' diperlakukan buruk oleh orang yang kita cintai.

Di jaman yang makin penuh tantangan ini, menumbuhkan self love menjadi sangat penting. Self love bisa menjadi salah satu benteng perlindungan diri kita dari berbagai terpaan badai dan angin yang melanda. Jika kita punya self love, kita tidak akan mudah goyah, down atau putus asa saat membaca komentar negatif di media sosial untuk kita. Kita tidak akan mudah terpengaruh nyinyiran orang, dan akan lebih tegas dan berani untuk melindungi diri dari berbagai perlakuan buruk.

Sayangnya, masih banyak sekali yang belum punya self love alias belum mencintai dirinya sendiri. Beberapa teman saya masih ada yangs eperti ini. Mereka cenderung selalu menganggap rendah diri sendiri, merasa tidak punya kelebihan dan tidak pantas dicintai.

Makanya kali ini saya ingin membagikan beberapa cara sederhana untuk menumbuhkan self love dalam diri kita. Beberapa cara di bawah ini sudah pernah saya lakukan, dan ada juga yang masih terus-terusan berusaha saya lakukan.

Yuk simak, apa aja sih cara yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan self love?

1. Cari Support System

Kenapa support system ada di urutan pertama? Yup, karena memang sepenting itu perannya. Tanpa support system yang kuat, usaha apapun akan mudah mentah. Mengingat emosi dan keinginan kita sebagai manusia seringkali naik-turun. Hari ini bertekad kuat untuk menumbuhkan self love, bisa jadi minggu depan tiba-tiba putus asa karna merasa itu bukan hal yang mudah.

Di situasi seperti itu, support system akan mengambil perannya. Dengan kembali menguatkan dan mengembalikan kita pada tekad yang sebelumnya kita ikrarkan. Support system bisa berupa keluarga, teman, atau saudara.

Yang jelas, pastikan support system kita se-frekuensi dengan apa yang tengah kita perjuangkan ya!


2. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Menurut saya, ini adalah langkah awal paling sederhana. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sederhana kan? Sayangnya, prakteknya tidak sesederhana itu. Bagi teman-teman yang belum punya self love, membandingkan diri dengan orang lain rasanya menjadi salah satu kebiasaan. namanya kebiasaan, pasti akan susah untuk menghentikan.

Tapi sesusah apapun, kalau kita ingin bisa mencintai diri sendiri, kita harus berhenti mebanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita harus meyakini bahwa masing-masing pribadi punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang tidak seharusnya dibandingkan.

3. Fokus Pada Potensi Diri

Setelah berhenti membandingkan diri dengan orang lain, maka kita bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Yaitu fokus pada potensi diri sendiri.

Kalau masih membanding-bandingkan terus, gimana mau fokus?

Jika kita bisa fokus untuk melejitkan potensi diri, itu akan menjadi bekal penting yang membuat kita punya penilaian positif terhadap diri sendiri, dan akhirnya menumbuhkan self love.

4. Me Time

Ini sih sepertinya udah pada fasih ya, hihi. Jangan lupa me time. Me time itu bisa jadi salah satu sarana yang efektif untuk menumbuhkan self love lho.

Dan me time nggak harus selalu belanja, atau nyalon, dll. Apalagi di masa pandemi di mana kita sebaiknya lebih banyak di rumah seperti sekarang ini. Me time bisa juga dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat potensi kita yang sudah kita bahas di point 3 meningkat. Misal suka nulis, ya me time-nya dengan nulis. Suka baca novel, ya me time-nya dengan baca novel.

5. Berani Berkata Tidak

Ini juga sepertinya mudah, tapi tetap butuh dilatih. Apalagi untuk tipe orang seperti saya yang sangat sulit bilang tidak.

Apa hubungannya berani berkata tidak dan menumbuhkan self love? Jadi gini, adakalanya (atau seringkali) kita bertemu dengan orang-orang yang meminta kita melakukan hal-hal yang sebenernya nggak kita suka. Tapi karna nggak enak, akhirnya kita mengiyakan.

Saat akhirnya melakukan hal tersebut, pasti kita jadi nggak bahagia. Terpaksa. Dan itu salah satu bentuk menyakiti diri sendiri.

Gimana mau menumbuhkan self love kalau kita masih sering menyakiti diri sendiri?

Itulah 5 cara yang bisa coba kita lakukan jika ingin menumbuhkan self love. Semuanya simpel ya kelihatannya, tapi tetap butuh latihan dan konsistensi. Jika teman-teman punya cara lain, jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar ya :)

Dengan lebih mencintai diri sendiri, kita bisa membagikan cinta ke orang-orang di sekitar kita dengan lebih baik dan lebih banyak :')

Signature

Signature