Budaya Akademik Islami Sebagai Langkah Kecil UNISSULA Untuk Membangun Generasi Khaira Ummah

on
Kamis, 29 Januari 2015
Universitas Islam Sultan Agung atau biasa disingkat UNISSULA. Bagi yang tinggalnya di Semarang dan sekitarnya mungkin nggak asing lagi, yah, sama UNISSULA. Tapi bagi yang di luar Semarang mungkin banyak yang masih asing, ya?! Nah, tiba-tiba saya pengen cerita soal almamater saya ini -- yang sekarang juga jadi tempat saya menjemput rizki, tapi bukan di UNISSULA-nya sih, melainkan di Yayasannya. Iya, UNISSULA ada di bawah naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung - Semarang.

Mungkin banyak yang mencibir atau memandang sebelah mata UNISSULA. Ah, apa sih... cuma Universitas Swasta. Atau, Ah apa sih... Masih kalah keren sama Universitas Islam lainnya. It's Okay, nggak masalah. Nggak akan mengurangi rasa cinta saya sama UNISSULA. Hihi. Saya udah pernah cerita betapa saya bersyukur kuliah di UNISSULA di blogpost ini.

Saya pernah dengar cerita dari seorang teman yang dulu juga berkuliah di sebuah Universitas Islam di Kota Solo. Konon, suasana Islami nggak begitu kental di lingkungan kampus. Bahkan masih ada beberapa Fakultas yang memperkenankan mahasiswinya nggak berjilbab waktu kuliah. Lalu cerita lain saya dapatkan, dari seorang teman yang lanjut kuliah S2 di salah satu perguruan tinggi paling ternama di Yogyakarta. Konon, ia sering sekali harus pintar-pintar 'mencuri' waktu untuk sholat Dhuhur di tengah jadwal kuliahnya. Bahkan ada salah satu kuliah yang selesainya tepat di penghujung waktu sholat. Jadi dia harus lari-lari gitu ke musholla. Hmm...
 
tulisan ini ada di Gedung Rektorat HM. Sulchan

 ini di jalan menuju Masjid

Itu yang nggak pernah (bahkan nggak mungkin) dijumpai di UNISSULA. Kenapa? Karna UNISSULA punya BUDAI. Apa itu BUDAI? BUDAI adalah singkatan dari Budaya Akademik Islami. Yup, BUDAI merupakan iri khas (yang semoga akan menjelma jati diri) UNISSULA yang nggak dipunyai Universitas lainnya. Dalam BUDAI, ada sejumlah peraturan dan kebiasaan yang terus ditanamkan ke seluruh civitas akademika di UNISSULA. Contoh utamanya ya tentang pengaturan jam kuliah itu tadi. Di UNISSULA jadwal kuliah nggak boleh menabrak waktu sholat. Yup, tiap adzan Dhuhur dan Ashar semua kegiatan perkuliahan dihentikan, perpustakaan di tutup, bahkan gerbang utama juga di tutup -- jadi yang pada mau ngabur pas adzan nggak bisa, hihi. Dalam proses belajar-mengajar, BUDAI juga turut andil mengaturnya. Mahasiswa dan mahasiswi nggak boleh duduk campur aduk. Jadi bangku kuliah ditata menjadi dua banjar gitu. Tentu saja di sini peran dosen untuk memastikan aturan BUDAI berjalan adalah yang utama. Soal pakaian? Tentu saja jilbab diwajibkan. Dan lebih dari itu, kampanya 'berpakaian syar'i' terus didengungkan. Bahkan ada beberapa fakultas yang mewajibkan mahasiswinya memakai rok, atau memberi sanksi tegas bagi mahasiswi yang berpakaian terlampau nggak syar'i (alias seksiihh). Dulu teman saya ada yang nggak dibolehin ikut ujian loh gegara pake celana jeans, baju di atas pantat, dan jilbab kecil mungil pula.

Emm, pasti ada aja sih yang nyinyir. 'Ah, pas kuliah duduk dipisah-pisah segala, toh kalo di luar kuliah tetep aja pacaran dan nempel terus. Nggak ngaruh!', atau 'Di kampus sih pake jilbab, kalo di luar pake hotpants', dll. Hmm... rasanya itu sudah diluar kapasitas UNISSULA, ya. UNISSULA hanya sebuah lembaga pendidik yang berusaha menjalankan tugas dan kewajibannya -- tapi tetep nggak punya hak mengatur tiap detik hidup warganya. Iya, kan?! Berapa lama larangan nyontek didengung-dengungkan? Tapi tetep selalu ada siswa yang melanggar dan tetep nyontek, kan? Apa dengan begitu larangan nyontek jadi nggak perlu ada lagi? Enggak, kan?! Begitu juga dengan BUDAI. Meski belum mampu membuat nilai-nilai Islam benar-benar merasuk ke jiwa semua civitas akademika, bukan berarti BUDAI jadi nggak perlu ada lagi.

 Ini juga jalan menuju Masjid
 
 Suasana menjelang Ashar di dalam Masjid
 
BUDAI adalah salah satu langkah kecil dan nyata UNISSULA dalam meraih mimpi besarnya: Bismillah, Membangun Generasi Khaira Ummah. Berkat adanya BUDAI, suasana Keislaman amat kental terasa di UNISSULA, yang semoga perlahan merasuk ke jiwa setiap yang ada di dalamnya. Aamiin. Ahya, kalo ada kesempatan, coba deh cicipin suasana Ashar-Ba'da Ashar di Masjid Abu Bakar Assegaf yang ada di dalam kampus UNISSULA... syahdu sekali :)

Doa saya, sebagai penutup, semoga Allah senantiasa membersamai langkah UNISSULA dalam usahanya untuk turut mewujudkan sebaik-baik generasi. Aamiin :)

RESOLUSI BLOG 2015

on
Jumat, 23 Januari 2015


www.indonesian-hijabblogger.com

Saat pertama kali bikin blog, rasanya saya nggak punya niat dan tujuan macem-macem. Alasan yang mendasari saya akhirnya membuat blog -- yang saat itu bener-bener autodidak tanpa melihat tutorial apapun ada dua, dan dua-duanya sungguh sangat sederhana, yaitu: coba-coba dan sudah mulai jenuh dengan facebook :D
 

Yup, saya sudah mulai bosan curhat di facebook. Lagian, kayaknya nggak elegan kalo curhat panjang kali lebar di status FB. Iya, kan? Nah, maka saya mencari alternatif lain untuk bisa curhat lebih panjang dan lebih elegan. Pilihannnya ya blog. Saat itu saya membuat blog bersamaan dengan sahabat karib saya juga. Lalu diikuti oleh sahabat-sahabat karib saya yang lain. Hihi, semacam efek domino gitu lah. Jadi, niat awal bikin blog ya cuma mau buat 'diary' aja awalnya. Hehe
 

Sama sekali nggak nyangka kalo akhirnya saya sampai sejauh ini di dunia blogging. Emm, iya blog saya memang bisa dibilang nggak siginifikan perkembangannya -- padahal sudah dua tahun lebih blog ini lahir. Beda banget sama para emak-emak kece di salah satu komunitas yang dalam beberapa bulan blognya sudah pesat sekali perkembangannya. Tapi saya menikmati dan mensyukuri setiap prosesnya -- selambat apapun itu. Toh saya sadar diri, saya memang nggak benar-benar fokus mengambangkan blog ini. Sekali lagi, saya bahkan nggak nyangka bisa seistiqomah ini merawat blog ini. Para sahabt saya yang dulunya ramai-ramai ikut bikin blog bahkan sudah jatuih bergelimpungan hanya dalam beberapa hari. Passwordpun kayaknya udah pada lupa. Haha. Apalagi melihat jumlah follower yang semakin meningkat (meskipun nggak banyak-banyak banget, hehe), jumlah komentar yang masuk -- yang artinya ada yang mau baca blog saya -- sungguh saya bersyukur. Insya Allah saya akan tetap menjaga komitmen saya untuk blogging with heart. Apapun yang saya tulis, saya pengeeennn banget ada manfaatnya buat yang baca - sekecil apapun itu. Apa nggak pengen punya blog yang menghasilkan? Nggak munafik, pengen lah! Tapi sekali lagi, itu bukan tujuan utama -- meski mungkin suatu hari akan saya upayakan. Tapi blog saya sudah menghasilkan kok -- meski bukan materi. Beberapa kali menang GA itu termasuk penghasilan, kan? hehe. Ahyaa, satu lagi penghasilan yang tak ternilai bahkan dengan materi: menghasilkan persahabatan! :)
 

Kenapa saya akhirnya bisa istiqomah merawat blog ini? Mungkin salah satunya karna saya punya tujuan. Yang dari awalnya cuma mau bikin diary, lama-lama saya pengen blog bisa jadi sarana saya menunjukkan eksistensi dan melatih kepercayaan diri. Kenapa melatih percaya diri? Karna dulu saya paling nggak pede kalo ada orang yang baca tulisan saya :D. Lalu seiring berjalannya waktu tujuan saya berkembang. Saya ingin berkontribusi dalam menyampaikan kebaikan. Yah, sekali lagi... meski belum seberapa. Meski seujung kuku pun rasanya belum ada, bagi saya yang penting saya nggak cuma diam tanpa aksi sedikit pun. Maka, agar saya tetap istiqomah ke depannya, di tahun 2015 ini pun saya mencanangkan resolusi untuk blog ini. Apa itu? Hanya ada dua, dan semoga dua-duanya bisa saya penuhi -- dengan ijin Allah, Aamiin.

1. Beli Domain

Yupp... di tahun 2015 ini pengen banget rasanya URL blog ini berubah jadi: www.rosa-alrosyid.com :) Sudah beberapa kali dimotivasi sama Mba Esti, sih, untuk segera beli domain. Tapi nggak tau kenapa, ya, kok niatnya nggak segera membulat. Memang sih, sebanyak apapun yang kasih motivasi, kuncinya tetep ada pada diri sendiri. Tapi, Bismillah... Insya Allah tahun 2015 ini saya bertekad mau merealisasikan ini.




2. Menyelenggarakan Giveaway



Saya sudah beberapa kali ikut serta di ajang Giveaway, dan sudah beberapa kali juga menang. Hehe. Tapi belu pernah sekalipun jadi penyelenggaranya. Hehe. Sudah pernah hampir bikin, tapi nggak tau kenapa niatnya tiba-tiba loyo lagi. Sudah 'ngeri' duluan bayangin ribetnya menilai tulisan para peserta, me-list siapa aja yang ikut, dll. Ah, intinya belum benar-benar niat aja, sih. Nah tahun ini semoga saya bisa menyelenggarakannya. Pengen banget bisa berbagi -- meskipun mungkin hadiah nggak seberapa dan amat sederhana. Rasanya ada kebahagiaan lain saat menerima hadiah dari teman blog penyelenggara GA, meskipun sebenernya hadiah sama sekali nggak seberapa dari segi materi. Hadih terbesar dari sebuah GA menurut saya adalah terjalinnya silaturahim dan persahabatan. Dengan menyelenggarakan GA nanti, saya berharap semoga dapet lebuh banyak lagi teman lewar aktivitas nge-blog ini :)

Yup, dua itu saja resolusi saya. Terlihat sederhana. Tapi kalo nggak benar-benar diniatkan juga pasti nggak bakal kesampaian. Bismillah, semoga Allah kuatin niat saya :)

Kalo kamu, apa resolusi blog kamu di tahun 2015 ini? Share, yuk! :)


Tulisan ini diikutkan dalam IHB Blog Post Challenge

Untuk Semua Yang Baru, Terimakasih Allah :)

on
Selasa, 20 Januari 2015
Saya percaya, dan memang harus percaya kalo saya mengaku beriman... bahwa doa apapun yang kita langitkan, hanya menunggu waktu untuk dikabulkan. Yah, walaupun bentuk pengabulan Allah atas pinta kita yang beraneka rupa tak selalu mengambil bentuk sama persis dengan apa yang kita minta. Hei, kita itu nggak tau apa-apa, kan? Bahkan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kita, sungguh sejatinya kita nggak tau... hanya Allah Yang maha memiliki ilmu atas itu.

Jadi rasanya kok lancang banget kalo kita protes-protes atas apa yang sudah Allah kasih buat kita, atau nggak terima karna Allah belum juga meng-ACC salah satu permintaan kita. Apa yang menurutmu baik, tak selalu begitu kenyataannya, Dear :)

Tapi dari sekian banyak doa saya, saya ingat ada sebuah doa yang rasanya Allah bayar tunai untuk saya. Ya, tentang doa ‘selalu ditempatkan di tengah orang-orang baik dan kesempatan belajar lebih banyak’ yang Januari tahun lalu saya dengungkan... sudah tunai Allah bayar, Alhamdulillah :)

Ya, dalam hidup selalu ada yang datang dan yang pergi. Alhamdulillah, saya sudah ‘sedikit’ lebih kalem menghadapi fitrah kehidupan yang satu ini. Dulu? Jangan ditanya! Bakal sibuk membanding-bandingkan, bakal termehek-mehek gak jelas kalo lagi kangen, dll... hahaha.

Kalo tahun lalu saya punya Mba Eva, Mba Iis, Mba Rini, Mba Onya, dll sebagai keluarga kedua... sekarang saya punya Pak Azhar (atasan paling baik sedunia, nih!), Mba Alin, dan Mas Supri sebagai gantinya... dan sepenuh rasa syukur saya atasnya :)

Kalo tahun lalu untuk punya kesempatan dengerin tausiyah itu mahalnyaaaaa... sekarang hampir tiap pagi Allah ijinkan saya ada di tengah majelis ilmu bersama Ustadz Muhtar Arifin Sholeh, Ustadz Latif (yang bikin saya sadar tajwid saya masih sangat sangat sangat payah), dan Mas Ifan (yang bikin saya melongo, ‘jadi belajar terjemah qur’an bisa se-fun itu, ya? :D).

Kalo tahun lalu saya ada di tengah lingkungan kerja yang... emm, dunia dan akhirat itu ada dalam keping berbeda... sekarang mereka bagai dua muka mata uang tak terpisahkan.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang harus saya dustakan?

Ahyaaa... januari tahun lalu saya baru akan bikin blog buku demi pengen bisa gabung di komunitas Blog Buku Indonesia... dan hari ini... saya sudah jadi bagian atas mereka :) hei, bahkan kado paling istimewa salah satunya datang dari mereka... BBI Joglosemar khusunya.

Maka nikmat Tuhan Mana lagi yang harus saya dustakan?

Yah, saya harus belajar... saya harus belajar dari proses kehidupan. Kalo Allah perkenankan saya mengucap pinta di sini, hanya satu... saya ingin lebih ‘kalem’ menghadapi aneka warna dinamika hidup. Saya ingin jadi orang yang nggak hobi mengintervensi jalan cerita-Nya Allah :) apapun yang terbaik menurut-Mu, Rabb... mudahkan hati hamba menerimanya... Aamiin

Untuk Engkau ijinkan ada di tengah keluarga baru di bawah naungan Yayasan Badan wakaf Sultan Agung...


Untuk kesempatan mengenal komunitas orang-orang dengan semangat luar biasa memandang hidup...


Untuk Engkau ijinkan mengenal sesosok muslimah dengan mimpi-mimpi luar biasa...


Terimakasih, Rabb... Entah nikmat mana lagi yang harus hamba dustakan... subhanallah walhamdulillah...

#1Day1Dream: Misi Utama Rasulullah

on
Kamis, 15 Januari 2015
Huaaa…. Berapa hari saya mangkir dari jadwal #1Day1Dream?? Tolooong, saya amnesia… saya siapa? Saya ada di mana?? *clingukan*

Tapi Alhamdulillah hari ini saya sembuh dari amnesia, jadi mau lanjut memenuhi jadwal program #1Day1Dream. Tanggal 11-15 menulis tentang mimpi tokoh terkenal yang kita kagumi, kan, ya? Jujur tadinya saya bingung mau nulis tentang mimpinya siapa. Tapi setelah ingat materi pengajian pagi minggu lalu, saya jadi tahu mau nulis tentang apa.

Saya mau nulis tentang mimpinya Rasulullah untuk menyempurnakan akhlaknya umat manusia :)

"Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik."(HR. Bukhari)

Yippie, tentu saja Rasulullah sangat ingin menyempurnakan akhlak umat manusia, khususnya para Umatnya, ya karna salah satu misi utama beliau di utus oleh Allah adalah untuk itu. Beliau ‘dihadirkan’ Allah bak lentera… cahaya di atas cahaya, di tengah jaman kegelapan yang benar-benar gulita. Gimana enggak? Pada jaman itu, punya anak perempuan adalah aib karna nggak bisa ikut perang, maka banyak orang yang mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka. Hei, kalo Rasulullah nggak diutus Allah untuk memperbaiki itu, saya dan kalian mungkin nggak akan bisa asyik nge-blog seperti sekarang, kan, ya? Ngeri :(

Jaman itu, orang menikah puluhan kali tanpa aturan. Lalu Islam, melalui Rasulullah, membatasinya menjadi hanya 4 saja – dengan syarat dan ketentuan yang amat rinci dan nggak mudah. Jadi, kalo yang nggak tau Islam terus nyinyir bilang Islam merendahkan wanita gara-gara diperbolehkannya poligami, ya disenyumin aja :) lha gimana, namanya juga nggak tahu… ya semoga jadi mau belajar biar tahu :) dan bagi para pelaku poligami di masa kini, hayooo… jangan berlindung di balik kata ‘sunnah’ ya. Apa iya sudah merasa sekualitas dengan Rasulullah dalam masalah adil, dll? Itu sunnah sholat dua rakaat sebelum subuh sudah ditunaikan belum sebelum menunaikan ‘sunnah’ poligami? Apalagi yang poligaminya sama gadis yang pantesnya jadi anaknya. Duh, bilang aja karna nafsu, pak!

Ehm, oke maaf, agak melenceng ya sepertinya. Balik ke topic. Nah, karna Rasulullah – Nabi junjungan kita, yang harusnya jadi sosok yang amat kita rindukan untuk bisa bertemu di kehidupan setelah dunia sangat ingin melihat baiknya akhlak pengikutnya, masa’ iya sih kita masih bisa acuh soal ini?

Sayyidah Aisyah Radhiallahu anha  pernah bilang, akhlaknya Rasulullah itu Al-Qur’an. Yup, sempurna! Nah, bagaimana dengan kita yang sering ngaku menjadikan beliau teladan? *kaca mana kaca???!!!*

‘Ya susah banget lah kalo harus kayak Rasulullah akhlaknya. Ajegilee, nggak sanggup!!’
Kalo ada yang ngomong gitu, jawab saya, ‘yaiyaaaa siiihh…’

Bayangin harus nengokin orang sakit yang selama sehatnya selalu meludahi kita seperti yang dilakukan Rasulullah ituuu…. Saya nggak sanggup :( *tutup muka pake lap pel!*

Tapi kan paling nggak kita berusaha untuk ada mirip-miripnya, kan, sama akhlak Rasulullah?! Masa’ iya kita nggak pengen jadi bagian orang yang membantu beliau mewujudkan mimpinya sekaligus misi utama risalahnya?

Dimulai dari yang ringan-ringan dulu, kali, yee. Kalo lihat batu di tengah jalan, yuk, disingkirkan. Ni mulut kita, yuk, mulai agak di jaga. Jangan suka nyinyir, jangan suka usil, apalagi sama orang yang sama sekali nggak ganggu hidup kita! Dana masih banyaaakkk lagi hal yang sebenernya nggak berat kalo kita bener-bener berusaha untuk meneladani akhlak Rasulullah.

Emm, sebenernya akhlak itu terbagi jadi banyak bagian sih kata Pak ustadz. Ada akhlak pada Allah, akhlak pada Rasulullah, akhlak pada orang tua, akhlak pada diri sendiri, dll. Lain kali semoga saya bisa nulis tentang itu di sini. Atau, yuk, belajar bareng-bareng tentang itu dari buku atau dari Pak Ustadz :)

Okay, sebagai penutup, saya Cuma mau bilang… yang nulis ini akhlaknya juga masih carut-marut nggak karuan bentuknya – jadi bukan berarti udah bagus, ya :) saya nulis dalam rangka untuk mengingatkan diri saya sendiri juga:)

#1Day1Dream: Rumah Nyaman Untuk Buku

on
Jumat, 09 Januari 2015
Waktu pulang minggu kemarin, saya sedih pas nengok lemari buku saya. Umpel-umpelan nggak karuan (tau istilah umpel-umpelan nggak ya?). Ibarat manusia di sebuah ruangan, itu pasti udah pada nggak bisa nafas. Udah nggak bisa lagi di tata rapi, soalnya harus di cukup-cukupin.

Iya, sepertinya mereka sudah sangat butuh rumah baru. Hati saya teriris sedih membayangkan betapa mereka menangis sedih menanti saya memberikan tempat tinggal yang lebih layak buat mereka. *oke, sedikit lebay*

Meskipun buku saya belum banyak (apalagi kalo dibandingin teman-teman saya yang penimbun buku akut), tapi saya sayang banget sama buku. Saya tuh paling nggak tega kalo liat buku di tekuk-tekuk gitu kertasnya. Kalo liat sampul buku tepi-tepinya agak lecek juga hati ngenes banget rasanya. Makanya, kadang kalo ada temen yang pinjem buku tuh suka dag-dig-dug. Bukan karna nggak mau minjemin, bukan. Saya sih seneng kalo buku saya tetep kasih manfaat ke orang banyak -- nggak cuma tersimpan di lemari setelah selesai saya baca. Cuma ya ituuu... yang pinjem tuh nggak selalu orang yang juga sayang sama buku. Pas balik udah nekuk sana-nekuk sini nggak karuan T.T
Beda kasus kalo yang pinjem juga temen yang sayang sama buku... pasti saya melepasnya dengan hati tentram. *halah*

Udah lama saya memimpikan sebuah ruang khusus buat buku-buku saya di rumah. Yah semacam pepustakaan pribadi gitu lah. Emm, mungkin nanti kalo sudah punya rumah sendiri, dan sudah tinggal sama mas suamik (suamik mana suamik?! :|), saya bakal minta ijin buat jadiin salah satu kamar sebagai perpustakaan pribadi. Salah satu sisinya saya pengen kayak gini:

 
Duhhh, bagus banget, kan, yaaa...
 
Oh iya, itu kayaknya harus ber-AC yaa... biar nggak debuan bukunya.
 
Emm, semoga mimpi saya yang ini bisa terwujud maksimal 5 tahun dari sekarang :) Aamiin... 


#1Day1Dream: Jadi Staff Pajak Yang Mumpuni

on
Kamis, 08 Januari 2015
Dulu waktu saya memutuskan mengambil program pendidikan akuntansi waktu kuliah seingat saya bukan atas dasar cinta *halah*. Ya sekedar saya punya bayangan aja bakal kerja apa kalo masuk jurusan tersebut. Hehe


Seiring berjalannya perkuliahan, saya agak keteteran sih memahami... ta mungkin gara-gara nggak atas dasar cinta itu kali, ya, sebabnya *alibi*. Tapi Alhamdulillah-nya nilai saya nggak ancur-ancur banget sih. Lulus dengan IPK diatas 3,25 dan nggak penah sekalipun ngrasain SP itu tanda-tanda nilai saya nggak ancur, kan? :p


Menjelang lulus, saat dunia kerja sudah di depan mata, saya sempet GeGaNa alias Selisah Galau dan Merana (Alay MODE:ON). Saya ketakutan, saya nanti bisa cepet dapet kerja nggak ya... trus kalo udah dapet kerja, saya bisa ngerjain tugas-tugas saya nggak, yaa... Soalnya teori-teori kuliah tu rasanya udah pada berguguran dari ingatan -- apalagi materi-materi di semester awal.


Maha Baik Allah yang menghindarkan saya dari semua ketakutan tersebut :’)


Lulus kuliah alhamdulillah langsung kerja, tanpa nganggur sehari pun. Yah walopun perjalanan mencari tempat kerja yang nyaman di hati bagi saya cukup berliku. 


Saya sempat dua tahun jadi akunting, dan lahmdulillah saya bisa menjalankan tugas saya dengan cukup baik. Bikin laporan keuangan tiap bulan bisa, padahal dulu waktu kuliah sering nyontek kalo bikin neraca dll itu. Haha. Yah walopun kalo selisih gitu sampe kabawa-bawa mimpi sih.


Yup, ternyata perjalanan di dunia kerja bikin saya justru ‘mau’ belajar. Yang tadinya gak tau, gimana caranya harus tau. Yang tadinya nggak bisa, ya gimana caranya biar bisa – plus prosesnya. Lah, mau nyontek ya nyontek siapa cobaak?? :P


Kenapa saya mau belajar? Karna maluuu gitu loohh kalo ditanyain atasan, terus nggak bisa jelasin gitu. Hehe. 


Nah, setelah dua tahun berkiprah sebagai akunting di perusahaan manufaktur, sejak November 2014 kemarin Allah memberi saya rizki berupa tempat kerja baru plus posisi baru. Masih ada hubungannya dikit-dikit sama kuntansi sihh, karna satu divisi di diviisi akuntansi. Tapi sekarang saya khusus menghandle perpajakannya. Yup, saya sekarang staff pajak :D

 sumber: http://www.vipro-id.com/


Waktu kuliah dulu saya lumayan suka makul perpajakan sih, sempet jadi assdos perpajakan juga malah. Pernah ikut kursus Brevet Pajak A & B juga. Tapiii, yang namanya ilmu nggak di aplikasikan sekian lama, pasti udah pada ilang sendiri-sendiri, yaaa. Haha.


Enggak ilang sama sekali, sih... tapi tetep aja ngerasanya belum punya kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni untuk mengamban amanah di posisi yang sekarang ini. Apalagi, perpajakan kan peraturannya berubah-ubah terus, yaa.


Makanya, di 2015 ini pengeeeeennn banget ikut seminar, atau sarasehan, atau pelatihan soal perpajakan. Insya Allah memang ada anggaraannya sih dari kantor untuk itu... jadi tinggal berdoa semoga di 2015 ini ada pelatihan-pelatihan perpajakan yang bisa saya ikuti, aamiin :)

#1Day1Dream: BE HEALTHY! :)

on
Rabu, 07 Januari 2015
Huhu, dua hari #1Day1Dream saya mogok karna beberapa keterbatasan :( *alasan!
Berarti saya nggak boleh lagi berharap keluar sebagai pemenang yahh... sediihh...
Emm, tapi gapapa... saya akan tetep meneruskannya. Bukan lagi demi hadiah (karna udah nggak mungkin, hehe), tapi semata karna saya pengen berbagi mimpi dengan banyak orang. Bukan untuk pamer (apa yang mau dipamerin, wong baru sekedar mimpi :D), tapi agar di Aamiin-kan jauh lebih banyak orang. Insya Allah :)

Oke, apa sih mimpi saya berikutnya, khususnya di tahun 2015 ini? Saya ingin SEHAT!



Lho, emang saya penyakitan, ya? Enggak juga, sih, sebenernya.. Saya nggak sering sakit, tapi saya sering ngrasa nggak fit. Sejak kecil hingga SMA bahkan saya dikenal sebagai anak yang fisiknya lemah. Hiks, mengenaskan sekali, ya! Dan bodohnya, mainset saya seperti jadi ter-setting kalo saya tuh nggak boleh capek, nanti sakit, nggak boleh gitu nanti sakit, nggak boleh gini nanti sakit, bla bla bla. Padahal kekuatan pikiran tuh punya pengaruh besar, kan, pada keseharian kita?

Sekitar dua minggu lalu saya diuji Allah dengan sakit, setelah sekian lama bisa dibilang sehat-sehat aja. Sakit yang kali ini agak bikin saya super parno, tapi sekaligus bikin saya merenung. Yup, saya akhirnya sadar bahwa ada yang salah dengan pola hidup saya, yang jadi penyebab fisik saya yang jadi 'lemah'. Salah dua yang utama yaitu, saya hampir nggak pernah olahraga, dan sangat sedikit minum air putih.

Pekerjaan saya mengharuskan saya duduk di depan komputer hampir seharian. Tapi minum kadang botol 150ml aja nggak habis, loh! Kebangetan, kan?

Nah, di 2015 ini saya ingin sekali jadi manusia sehat -- fisik dan mental. Sehat fisik dengan mulai olahraga (meskipun bingun mau olahraga apa, saking nggak pernahnya olahraga sama sekali, hehe), banyakin minum air putih, banyakin makan sayur, kurangin makan yang instan-instan, dll. Sehat mental dengan cara nggak gampang ngeluh dan mengubah mainset. Banyak dari sakit saya, tuh, sepertinya gara-gara mainset saya udah salah duluan. Misal habis kehujanan, otak saya kayak udah ngomong, 'Duh, pasti habis ini pilek!' -- nah, kesampaian deh pilek beneran. Sekarang nggak boleh lagi kayak gitu! Saya harus percaya bahwa saya sehat, kuat, nggak gampang sakit!!!

Karna dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat, dan karna Allah lebih senang pada mukmin yang kuat dibanding mukmin yang lemah (meskipun dalam hal ini nggak cuma soal fisik, tapi salah satunya ya fisik), maka Bismillah... SAYA INGIN JADI MANUSIA SEHAT mulai 2015 ini!

Signature

Signature