Perbedaan Stabilizer dengan Regulator dalam Dunia Listrik

on
Kamis, 27 Oktober 2016

Listrik yang selama ini kita gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari masih belum stabil dan cenderung fluktuatif. Keadaan tersebut dapat menyebabkan alat-alat yang berhubungan dengan listrik menjadi cepat rusak akibat voltage atau tegangan aliran listrik yang tidak stabil. Untuk mengatasi masalah ini, banyak orang yang mencari tempat jual stabilizer untuk menemukan stabilizer terbaik.

Stabilizer atau stabilisator tegangan adalah alat untuk mengurangi variasi suplai tegangan. Sebenarnya stabilizer berbeda dengan regulator tegangan. Sementara itu, regulator tegangan adalah alat yang digunakan untuk menghantarkan tegangan yang konstan didasarkan pada beban arus.  Lebih tepatnya, regulator tegangan ini bermanfaat untuk mengecilkan arus yang masuk.

Kedua jenis alat tersebut memiliki kegunaan yang sama, yaitu mengurangi variasi tegangan sehingga tegangan yang dihantarkan menjadi konstan. Nilai konstan yang dihasilkan oleh stabilisator berbeda dengan regulator karena mekanisme kerja dari kedua alat ini pun berbeda. Namun, di pasaran banyak yang jual stabilizer tegangan dan menamakannya sebagai AVR (Automatic Voltage Regulator).

Mekanisme Kerja Regulator

Regulator memiliki komponen pasif dan aktif tergantung dari kebutuhan elektronik sehingga terbagi menjadi dua stabilisator, yaitu AC dan DC. Produksi tegangan yang dihasilkan tergantung dari tinggi rendahnya tegangan output yang dihasilkan. Jadi, fungsi regulator tersebut adalah untuk memastikan tegangan pada level yang tetap. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa ada bermacam-macam jenis regulator. Hal yang membedakan ialah tingkat kestabilan dayanya.

Mekanisme Kerja Stabilisator

Umumnya, stabilizer merupakan regulator daya yang digunakan di rumah untuk mendapatkan daya keluar yang konstan meskipun suplai tegangan berubah. Mekanisme kerja stabilisator ini dikenal sebagai servomechanism. Artinya, perintah dari motor dapat berubah bergerak sesuai jarum jam atau tidak searah jarum jam sehingga daya yang keluar pun lebih teratur dan lebih akurat sesuai dengan daya yang dibutuhkan alat elektronik.

Jadi regulator dan stabilisator memiliki fungsi yang sama sebagai penghantar daya keluar yang konstan dan stabil. Perbedaan yang utamanya yaitu regulator mengontrol daya hingga level terendah, sedangkan stabilizer akan mengatur daya yang tetap sehingga daya yang dihasilkan bisa jadi lebih rendah atau lebih tinggi dari daya yang masuk. Selain itu, stabilizer membutuhkan feedback negatif sedangkan regulator tidak. Jika ingin membeli stabilizer, Anda dapat menemukan alat ini di tempat jual stabilizer terdekat.
4 komentar on "Perbedaan Stabilizer dengan Regulator dalam Dunia Listrik"
  1. Owh jadi itu ya perbedaannya,, thanks atas infonya gan...

    BalasHapus
  2. jadi inget dulu pas rumahnya masih di pegunungan, makenya Stabilisator haha

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah... jadi tau fungsi dari Stabilizer dan Regulator...thanks ya infonya

    BalasHapus
  4. Listrik d rumah saya inputnya bisa drop sampai 160 volt terutama jika malam hari....skrng saya SDH punya avr 10KVA....namun seiring pemakaian beban lebih pas malam....listrik inputnya bisa sampe 120 volt...dan output avr hanya sampe 180-200. Apakah perlu saya pasang slide regulator sebelum masuk ke avr tuk menjaga suplai tegangan masuk ke avr tetap d 200?

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature