Kagum :)

on
Kamis, 21 Maret 2013


Gara-gara nonton acara hitam putih-nya om deddy kok saya jadi kagum yah sama mereka. Mungkin aka nada yang nyinyir sih bilang remeh banget perkara yang bisa bikin saya kagum sama seseorang. Whatever lah yaa… saya sih kagum sekedar kagum aja, nggak berlebihan. Mungkin hal yang bikin saya kagum ini biasa tampak remeh di kalangan ‘anak masjid’. Tapi jadi terlihat lebih istimewa ketika mereka yang notabene artis ibukota yang hidup di tengah-tengah hiruk pikuk gemerlap dunia metropolis.

-Iqbal 'Coboy Junior'-
Saya lupa nontonnya di hitam putih episode berapa. Sudah agak lama sih. Waktu itu si Om Deddy bertanya tentang apa cita-cita para personil coboy junior. Bastian, dan personil yang lain sih mengucapkan cita-cita yang 'lazim'. Tapi Iqbal? cita-citanya sungguh luar biasa, hingga Om Deddy pun mengerutkan keningnya. Dengan mantap ia mengatakan, "Jadi penghafal Al-qur'an!"

Subhanallah.... Semoga Allah memudahkan segala usahamu untuk mencapai cita-cita tersebut :)



 -Vidi Aldiano-
 Kalo yang ini sih baru kemarin saya nontonnya. Tanggal 19 Maret 2013. Waktu itu Om Deddy, seperti kebiasaannya pada bintang tamu bintang tamu yang lain, bermaksud membuka hal-hal aneh pada diri si tamu, yang belum di ketahui banyak orang. Nah, ternyata eh ternyata si Vidi ini konon katanya paling anti pake celana pendek di depan umum. Di kiranya karna dia paling malu kelihatan bulu kakinya. Eh ternyata nggak loh... bukan karna itu! si Vidi dengan santainya menjelaskan bahwa dia nggak mau pake celana pendek bukan karna malu soal bulu kaki. Dia nggak masalah kok pake celana pendek asal masih di bawah lutut. Kalo celananya kelihata lutut dia ogah! Tau kenapa? karna auratnya laki-laki itu batasnya sampai lutut, dan kalo kelihatan lutut maka dosa.

Subhanallah.... di sekitar saya aja banyak sekali laki-laki yang mengabaikan batas auratnya. Tapi Vidi? masih sangat memegang teguh hal itu. Semoga istiqomah :)

Di sela rehat kantor,

21 Maret 2013

Kamu, terimakasih :)

on
Rabu, 20 Maret 2013
Hampir satu tahu ya kamu hadir intens di hidup saya. Meski hadir hanya lewat baris-baris pesan singkatmu. Kadang saya tersenyum merenungi adamu. Beberapa kali saya mengajukan pertanyaan pada hati saya sendiri, "Apa arti dia untukmu, hatiku?". Heran. Ternyata jawabannya masih saja selalu begitu-begitu saja. Datar. Padahal jujur saja saya berkali-kali memaksa hati ini untuk menempatkanmu di posisi lebih dari hari ini.


Yah, tapi saya lega. Itu artinya saya tak harus tersiksa jika sehari dua hari aktivitasmu terlampau padat hingga tak sempat mengirim pesan singkat beberapa saat. Saya juga lega karna saya tak harus menghadirkan wajahmu saat berdoa tentang sesosok manusia yang akan menemani langkah saya hingga menua bersama. Biarlah. Biarlah ia tetap menjadi misterius hingga saatnya benar-benar tiba untuk saya.

Dan kamu. Saya tetap berharap kamu ada untuk saya. Menemani sepetak ruang kosong hari-hari saya saat semua aktivitas hampir purna di tutup senja. Menemani saya dengan celoteh-celotehmu dan jawaban-jawaban nyelenehmu. Kini saya tak akan lagi memaksa hatiku. Saya akan berbesar hati menerima kenyataan, bahwa sampai hari ini, kamu tetap hanya semangkuk mie ayam saat saya sedang bosan sama bakso :)

Oh ya, tapi saya nggak mau jadi manusia nggak tau terimakasih. Meski nggak berani bilang langsung (karna pasti kamu ngetawain saya), saya mau bilang lewat tulisan ini saja. Terimakasih ya untuk semuanya... untuk bersedia mengisi saya saat saya benar-benar merasa kosong, bahkan saat saya merasa semua orang beranjak dari samping saya. Terimakasih sekali :)

di sela rehat kantor, 

20 Maret 2013

Status: Siaga!!

on
Minggu, 17 Maret 2013

Tiap tanggal2 segini itu rasanya pengen kemana-mana bawa tulisan 'awas,jangan dekat2!! Lagi galak!!'

Haha.. Kaya' harimau di kebun binatang yang belom jinak yah.. :D

Tapi beneran loh, kalo lagi kaya gini tu rasa-rasanya semua orang menyebalkan, apa-apa yang ada cuma bikin uring-uringan. Kalimat biasa aja bisa jadi super duper bikin emosi.

Duh, payahnya sayaaa!!!! #tepok jidat

Yaudah lah ya,daripada emosi nggak jelas mending tidur siang saja! #eh,dhuhuran dulu!!

#selamat bersiap menyambut senin :)

'Pak Ruslan & Mas Rudi'

on
Jumat, 15 Maret 2013
Berbeda dengan tempat kerja saya sebelumnya, tempat kerja saya yang sekarang nggak menyediakan makan siang. Sebagian ada yang jajan keluar, dan yang sebagian lagi bawa bekal dari rumah. Nah, saya termasuk dalam kelompok yang kedua. Selain karna lebih irit, saya juga nggak perlu panas-panasan keluar (takut item :P), dan kebetulan saya punya Ibu yang super buaaaiiikkk yang nggak pernah sungkan nyiapin bekal.

gb. dr google

Sejak awal saya mulai bawa bekal dan makan bersama saat jam istirahat dengan teman-teman yang sama-sama bawa bekal, ada satu satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu 2 orang laki-laki: Pak Ruslan & Mas Rudi. 2 laki-laki itu termasuk dalam kelompok orang yang sering bawa bekal. Kenapa menarik perhatian saya. Yah, karna saya salut pada kebiasaan tersebut. Salut dalam arti yang benar-benar lurus (mereka itu suaami orang, jadi nggak mungkin salut saya bertendensi!! haha). Kebanyakan laki-laki kan gengsinya gedhe kan yah??? apalagi kebanyakan staff laki-laki laen juga jajan keluar. Tapi Pak Ruslan dan Mas Rudi nggak pernah segan bawa bekal. Yang bikin saya salut, karna mereka terlihat amat menghargai masakan istri mereka, tidak peduli sesederhana apapun menunya.

Dan hari ini saya kembali bermimpi (karna hidup diawali dari mimpi), sembari berdoa... semoga laki-laki yang digariskan Allah untuk berjodoh dengan saya adalah laki-laki yang dengan sepenuh hati menghargai apa yang saya masak untuknya. Laki-laki yang selalu lebih memilih makan bersamaku di rumah (selagi bisa) dibanding makan di warung bersama teman-temannya :)

Di sela rehat kantor,

15 Maret 2013

Rosa

Berkata Baik Atau Diam


Gb. dr google

Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah)


Hadist tersebut hanya satu dari sekian banyak nasehat Rasulullah tentang menjaga lisan. Dan hari ini, saya kembali disadarkan betapa nasehat Rasulullah sedikitpun tak pernah salah, hanya kita (saya) saja yang terlalu sering keras kepala membangkangnya.

Yah, hari ini saya seperti kembali dibangunkan dari tidur panjang. Betapa perkataan 'lidah lebih tajam dari pedang' ternyata bukan sekedar peribahasa kosong. Dengan mata dan hati, saya melihat (dan ingin menangis merenunginya, meski dalam hal ini bukan saya korbannya), bahwa dua orang (atau lebih) yang terlihat begitu akrab dan dekat, bisa berubah menjadi amat keji di balik punggung temannya tersebut. Menjelekkkan dengan amat keji, membuka aib-aibnya, seolah mereka musuh bebuyutan.

Astaghfirullah... betapa miris.

Saya hanya berdoa, semoga saya selalu bisa mengendalikan diri dan tidak terpancing untuk menambah-nambahi. Semoga saya bisa menarik pelajaran berharga, bahwa kalau dia bisa berbuat seperti itu pada orang lain, maka sangat mudah pula baginya berbuat hal serupa pada saya, di balik punggung saya.

Semoga, saya juga selalu mampu berkaca, apakah saya juga pernah melakukan hal hina serupa??? Semoga saya masih punya cukup waktu untuk menginsafinya.


Renungan Jum'at Barokah,

15 Maret 2013

Rosa


Di Pantai Itu Kami Melepas Rindu

on
Kamis, 14 Maret 2013

Hari sabtu, 9 Maret 2013 kemarin saya mendapat kunjungan tak disangka-sangka. Cite, teman seperjuangan saya sejak ngais ilmu di kota gorengan (baca: Semarang) datang.

 “Kok dadakan sih?”, tanya saya.

“Iya, soalnya kalo di rencanain lama suka nggak jadi!,” jawabnya.

Emm, memang sih ya… kadang hal-hal yang sudah kita rencanakan begitu rapi justru lebih sering meleset. Dan lagi, tak seindah rencana kita. Kenapa? Menurut saya karna sudah ada beban ekspektasi terlalu tinggi di benak kita.

Yah begitulah, singkat cerita akhirnya setelah entah berapa bulan nggak ketemu (seingat saya kami terakhir ketemu saat bulan Romadhon), Allah memudahkan kita bertemu dan melepas rindu kemarin.

Hari minggunya, kami memilih Pantai kartini – Jepara, sebagai tempat pertumpahan rindu kami. Ketawa-ketiwi, foto-foto, ngobrol kesana-kemari, dll. Berjalan menyusuri tiap jalan di Pantai itu, meninggalkan jejak pada pasirnya, sebagaimana dulu kami menapaki tiap jalan di kampus dan beberapa jalan di Semarang. Jejak yang segera akan terhapus oleh waktu, meski kenangannya selalu kami simpan rapi dalam file hati. 


Ah ya, kami juga sempat berlayar ke Pulau panjang. Wow, Subhanallah… saya yang asli orang Jepara saja takjub dengan keindahan pantai di Pulau panjang. Padahal dulu saya sering sekali memandang sebelah mata Pantai Kartini. “Nggak ada bagus-bagusnya!”. Tapi sekarang pantai itu sudah banyak berbenah dan bersolek. Saya bahkan sudah dua kali ini memilihnya sebagai tempat memadu kasih, eh, maksud saya melepas rindu. Karna bulan Januari lalu juga saya mendapat kunjungan serupa dari Kak Uni, kakak kami di Semarang dulu. Sayangnya dulu kami gagal berlayar karna cuaca nggak memungkinkan.


Dan saya pasti akan kembali (InsyaAllah) pada suatu waktu yang lain nanti. Untuk menghempaskan bongkahan rindu yang lain, agar terbawa deru ombakmu memeluk kembali samudra setelah beberapa saat menyapa pantai. Meski entah kapan, entah dengan siapa, dan entah dengan rindu yang mana.


Rosa, 14 Maret 2013

SEPI

on
Kamis, 07 Maret 2013

Mulai hari jum'at hingga seminggu ke depan sepertinya saya akan kesepian sekali di kantor. 2 teman heboh saya, teman nyanyi, teman ngakak, dll harus ke ibukota menjalankan tugas negara (pameran IFFINA 2013).

Emm, sempet kepikiran sih ngebayangin betapa booringnya menanti jam 4 lebih 15 menit, tanpa 2 mbak-mbak (mba Eva n Mba Iis, read) criwis saya itu.

Tapi nggak papa. Mungkin ini momentum untuk merefresh suasana di ruang finance biar nggak keburu sampe di puncak titik jenuh. Lagipula masih ada mbak Irta yang tak henti berkicau riang :D

Ah ya, kayaknya saya juga harus siapin playlist mp3 nih buat mengusir kantuk. Nahh kan.. Jadi ditinggal mereka, saya akan ditemani oleh Mas afgan, Mas hedy, Mas Dudi, dll ;)

Semangaaaattt!!!!

Cinta tanpa 'kenapa'

on
Sabtu, 02 Maret 2013

Saya suka pada hujan.. Suka sekali malah.
Tapi jangan tanya kenapa, karna saya pasti bingung jawabnya. Pernah sih beberapa kali mencoba mencari-cari jawaban atas pertanyaan 'kenapa' itu. Tapi saya merasa jawaban yang terlontar seperti mengada-ada.

Ya, saya suka hujan karna saya suka. Tanpa alasan.

Bukankah seringkali kita tak bisa (bahkan tidak tau) menjelaskan alasan atas sebongkah rasa suka (atau cinta) yang tiba-tiba hadir? Atau mungkin cinta memang tak selalu ada alasannya?

Ya, saya cinta pada hujan, tanpa kenapa.

#meskipun saya berharap bahwa alasan cinta ini adalah karna ia adalah rahmat dari Tuhan saya (Allah Subhanahu Wa Ta'ala)

Rumahku, 3 Maret 2013
-usai disapa olehnya dipetang hari-

Signature

Signature