Jepara, Kota yang (Pernah) Tak Saya Cinta

on
Senin, 06 Januari 2014

Saya pernah tidak mencintai kota ini. Bahkan dalam salah satu tulisan di blog ini pun saya pernah mengungkapkan ketidakcintaan itu. Kenapa tidak cinta? Entahlah. Beberapa suara berisi pandangan negative tentang kota ini yang sempat mampir ke telingaku, mungkin jadi salah satu sebabnya. Padahal kalau mau objektif, mungkin pendapat-pendapat tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.

Setelah lulus kuliah, saya cukup ngotot untuk mencari kerja di luar kota ini. Allah (sempat) menuruti. Tapi dengan cara-Nya, Allah mengembalikan saya ke kota ini lagi. Dan ajaib, saya mulai merasa nyaman dan legowo untuk “sudahlah, disini saja”.

Mungkin benar, tak kenal maka tak sayang. Kenapa dulu saya tidak mencintai kota ini, penyebab terkuat ya karna saya hampir tak tahu apapun tentang kota ini. Mata saya terlampau silau dengan “keindahan” kota-kota lain.

Bagai katak dalam tempurung. Parahnya, dalam tempurung pun saya nyasar. Mungkin kalimat itu cocok buat saya. Haha, kebangetan! Coba saya dilepas di tengah kota Jepara, maka entah saya bisa pulang atau tidak. Bahkan hari jadi kota Jepara pun saya baru tahu setahun lalu. >_<

Pandangan saya sedikit demi sedikit mulai berubah, saat saya mulai mencoba membuka mata. dan saya mulai menyadari bahwa kota ini menyimpan begitu banyak potensi. Meski harus diakui bahwa potensi tersebut belum sepenuhnya tereksplorasi.

Melalui jejaring social, saya mengenal beberapa wanita-wanita keren berdarah Jepara yang membuat saya kagum dan jadi merasa “nggak ada apa-apanya”. Yang pertama saya kenal adalah Mbak Ella Sofa. Ibu rumah tangga dengan 3 anak sekaligus penulis novel yang tak lelah untuk mencoba berkarya. Lalu Mbak RohmaMauhibah. Ibu rumah tangga, cerdas dan pintar memasak yang sudah menulis beberapa buku matematika.

Tanggal 2 januari lalu, Allah kembali pertemukan saya dengan teman-teman baru di kota ini. Minikopdar blogger ceritanya. Meski cuma ber-empat plus saya, tapi seru sekaliii... dan bikin saya jadi tau beberapa istilah di dunia per-blog-kan yang sebelumnya belum saya tahu.

Dua di antara mereka, yaitu Mbak Sus dan Mbak Jiah adalah wanita berdarah Jepara. Sedangkan yang satunya lagi, Mbak Esti, wanita Semarang yang sebentar lagi akan jadi orang Jepara ;)
Ah, Jepara kan Bumi Kartini. Sosok pemerjuang kesempatan pendidikan bagi wanita. Tentu saja Jepara sangat berpotensi m,elahirkan Kartini-Kartini masa kini. Mungkin salah satunya adalah mereka. Mbak Sus, wanita cerdas, ibu dua orang putra yang ganteng-ganteng sekaligus pengusaha, Mbak Jiah sosok muda belia yang energinya positif sekali (dan baru tahu juga kalo dia pemenang salah satu event di blog dan jadi bisa travelling gratis. kereenn), juga Mbak Esti yang... ah, sungguh rangkaian ceritanya yang juga mengandung nasehat-nasehat ringan tapi luar biasa membuat saya merinding disko dan masih terngiang hingga saat ini.


Mb Esti-Rosa-Mbak Sus-Mbak Jiah

Bahagia bisa kenal dan bertemu kalian. Semoga pertemuan hari itu tidak lantas berhenti hanya di situ, melainkan akan berlanjut menjadi ikatan silaturahim tiada akhir. Dan semoga akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya nanti :)


12 komentar on "Jepara, Kota yang (Pernah) Tak Saya Cinta"
  1. Bisa kita jadwalkan sebulan sekali loh. Oversemangat nggak sih komentarku? xixixi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Marii mbak mariii.... kapan2 kita ke perpus bareng yuukk... trus belum jadi berkunjung ke rumah Mbak Susi juga kemaren...

      Hapus
  2. Hahaha mbak Susi emang semangat banget noh pengen ketemuan lagi :)
    InsyaAllah bisa berjumpa lagi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti kalo Mbak Esti udah pindahan bisa ketemuannya di rumah Mbak Esti juga yaa ;)

      Hapus
  3. Aku suka dgn Jepara...potensi wisata-nya asyik :) Waktu kecil pernah diajak jalan2 sm ayah kesana.Beberapa kali "terjebak" di kota ini krn gak bs nyebrang ke Karimun Jawa, en thn 2011 saya dpt proyek ke owner usaha ukir jati yg punya beberapa galery di Australia en USA. Hebatnya isi galery-nya produk Jepara.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bebrarti saya benar2 harus malu ya Mbak... masa' asli Jepara malah nggak cinta sama Jepara :)

      Hapus
  4. ciyeeee, yg abis kopdaran nih ceritanya.. ama Jiah ya? barusan aku mampir ke blognya..
    :)

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Iya Mbak alhamdulillah...
      mari kapan kita kopdaran? hehe

      Hapus
  6. Jiahh... keselek biji kedondong yah? :P

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature