Budaya Akademik Islami Sebagai Langkah Kecil UNISSULA Untuk Membangun Generasi Khaira Ummah

on
Kamis, 29 Januari 2015
Universitas Islam Sultan Agung atau biasa disingkat UNISSULA. Bagi yang tinggalnya di Semarang dan sekitarnya mungkin nggak asing lagi, yah, sama UNISSULA. Tapi bagi yang di luar Semarang mungkin banyak yang masih asing, ya?! Nah, tiba-tiba saya pengen cerita soal almamater saya ini -- yang sekarang juga jadi tempat saya menjemput rizki, tapi bukan di UNISSULA-nya sih, melainkan di Yayasannya. Iya, UNISSULA ada di bawah naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung - Semarang.

Mungkin banyak yang mencibir atau memandang sebelah mata UNISSULA. Ah, apa sih... cuma Universitas Swasta. Atau, Ah apa sih... Masih kalah keren sama Universitas Islam lainnya. It's Okay, nggak masalah. Nggak akan mengurangi rasa cinta saya sama UNISSULA. Hihi. Saya udah pernah cerita betapa saya bersyukur kuliah di UNISSULA di blogpost ini.

Saya pernah dengar cerita dari seorang teman yang dulu juga berkuliah di sebuah Universitas Islam di Kota Solo. Konon, suasana Islami nggak begitu kental di lingkungan kampus. Bahkan masih ada beberapa Fakultas yang memperkenankan mahasiswinya nggak berjilbab waktu kuliah. Lalu cerita lain saya dapatkan, dari seorang teman yang lanjut kuliah S2 di salah satu perguruan tinggi paling ternama di Yogyakarta. Konon, ia sering sekali harus pintar-pintar 'mencuri' waktu untuk sholat Dhuhur di tengah jadwal kuliahnya. Bahkan ada salah satu kuliah yang selesainya tepat di penghujung waktu sholat. Jadi dia harus lari-lari gitu ke musholla. Hmm...
 
tulisan ini ada di Gedung Rektorat HM. Sulchan

 ini di jalan menuju Masjid

Itu yang nggak pernah (bahkan nggak mungkin) dijumpai di UNISSULA. Kenapa? Karna UNISSULA punya BUDAI. Apa itu BUDAI? BUDAI adalah singkatan dari Budaya Akademik Islami. Yup, BUDAI merupakan iri khas (yang semoga akan menjelma jati diri) UNISSULA yang nggak dipunyai Universitas lainnya. Dalam BUDAI, ada sejumlah peraturan dan kebiasaan yang terus ditanamkan ke seluruh civitas akademika di UNISSULA. Contoh utamanya ya tentang pengaturan jam kuliah itu tadi. Di UNISSULA jadwal kuliah nggak boleh menabrak waktu sholat. Yup, tiap adzan Dhuhur dan Ashar semua kegiatan perkuliahan dihentikan, perpustakaan di tutup, bahkan gerbang utama juga di tutup -- jadi yang pada mau ngabur pas adzan nggak bisa, hihi. Dalam proses belajar-mengajar, BUDAI juga turut andil mengaturnya. Mahasiswa dan mahasiswi nggak boleh duduk campur aduk. Jadi bangku kuliah ditata menjadi dua banjar gitu. Tentu saja di sini peran dosen untuk memastikan aturan BUDAI berjalan adalah yang utama. Soal pakaian? Tentu saja jilbab diwajibkan. Dan lebih dari itu, kampanya 'berpakaian syar'i' terus didengungkan. Bahkan ada beberapa fakultas yang mewajibkan mahasiswinya memakai rok, atau memberi sanksi tegas bagi mahasiswi yang berpakaian terlampau nggak syar'i (alias seksiihh). Dulu teman saya ada yang nggak dibolehin ikut ujian loh gegara pake celana jeans, baju di atas pantat, dan jilbab kecil mungil pula.

Emm, pasti ada aja sih yang nyinyir. 'Ah, pas kuliah duduk dipisah-pisah segala, toh kalo di luar kuliah tetep aja pacaran dan nempel terus. Nggak ngaruh!', atau 'Di kampus sih pake jilbab, kalo di luar pake hotpants', dll. Hmm... rasanya itu sudah diluar kapasitas UNISSULA, ya. UNISSULA hanya sebuah lembaga pendidik yang berusaha menjalankan tugas dan kewajibannya -- tapi tetep nggak punya hak mengatur tiap detik hidup warganya. Iya, kan?! Berapa lama larangan nyontek didengung-dengungkan? Tapi tetep selalu ada siswa yang melanggar dan tetep nyontek, kan? Apa dengan begitu larangan nyontek jadi nggak perlu ada lagi? Enggak, kan?! Begitu juga dengan BUDAI. Meski belum mampu membuat nilai-nilai Islam benar-benar merasuk ke jiwa semua civitas akademika, bukan berarti BUDAI jadi nggak perlu ada lagi.

 Ini juga jalan menuju Masjid
 
 Suasana menjelang Ashar di dalam Masjid
 
BUDAI adalah salah satu langkah kecil dan nyata UNISSULA dalam meraih mimpi besarnya: Bismillah, Membangun Generasi Khaira Ummah. Berkat adanya BUDAI, suasana Keislaman amat kental terasa di UNISSULA, yang semoga perlahan merasuk ke jiwa setiap yang ada di dalamnya. Aamiin. Ahya, kalo ada kesempatan, coba deh cicipin suasana Ashar-Ba'da Ashar di Masjid Abu Bakar Assegaf yang ada di dalam kampus UNISSULA... syahdu sekali :)

Doa saya, sebagai penutup, semoga Allah senantiasa membersamai langkah UNISSULA dalam usahanya untuk turut mewujudkan sebaik-baik generasi. Aamiin :)
6 komentar on "Budaya Akademik Islami Sebagai Langkah Kecil UNISSULA Untuk Membangun Generasi Khaira Ummah"
  1. Wuaah, seneng yaa bisa menikmati syahdu nya islam di kampus tercinta. ikut Aminin doa penutupnya juga aah. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, seneng banget :)
      Makasiiihh udah ikut aamiinin :*

      Hapus
  2. iya jarang sih denger unissula :D

    BalasHapus
  3. Aku pernah sekali ke Unissula nganter adek, Cha. ternyata harus pake jilbab ya. Untung pas itu emang udah jilbaban, coba kalo ga, kaget kali :D

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature