Agar Tak Lagi Berat Untuk Berqurban

on
Selasa, 21 Agustus 2018
sumber: Pixabay.com

Pernah denger gak teman kita bilang, "Tahun ini aku qurban perasaan", diiringi gelak tawa? Padahal dari segi ekonomi, dia bukan dari kalangan yang kekurangan.

Atau jangan-jangan kita sendiri pun pernah seperti itu? Kalau saya, jujur saja pernah.

Dulu ya, saat kesadaran tentang ibadah qurban belum sampai ke hati, mengeluarkan uang segitu untuk beli kambing, kemudian dibagi-bagi kok rasanya gak kebayang banget. Selalu merasa gak mampu ngumpulin uang untuk berqurban.

Lalu kemudian saya bertemu sebuah tulisan, yang sayangnya saya lupa siapa penulisnya dan dimana membacanya.

Maka, ijinkan saya menuliskannya ulang di sini.

Jika kita merasa berat ketika hendak berqurban, maka kita ingat.

Risalah pertama tentang ibadah qurban dimulai dari kisah Nabi Ibrahim a.s yang diperintahkan oleh Allah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya, Ismail a.s.

Sedangkan Ismail, merupakan putra tersayang yang sekian lama dimohonkan Nabi Ibrahim pada Allah melalui doa-doa.

Kira-kira, seberapa berat bagi Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail? Tentu beratnya tiada tanding tiada banding.

Maka, jika hari ini kita selalu merasa berat saat hendak berqurban, gak masalah. Karna sejak awal risalah ini turun pun, memang melalui perintah yang sangat berat.

Iya, rasa berat itu wajar. Nabi Ibrahim pun merasakan. Tapi apakah Nabi Ibrahim lantas berhenti, lantak tak menghiraukan perintah Tuhannya? Tidak.

Nabi Ibrahim tetap melaksanakan, setelah diyakinkan oleh putranya sendiri, Ismail.

"Dan Ibrahim berkata: sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu samapi (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku seseungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya) dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, seseungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya Ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS Ash-Shafaat: 99-111)
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111)

Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-ismail.html
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111)

Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-ismail.html

Apa yang membuat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berlapang-dada untuk melaksanakan perintah yang sangat berat itu? Tak lain, karna mereka mengharap Ridha Allah.

Maka hari ini, jika kita masih merasa berat untuk berqurban, penawarnya cukup satu. Mari mengharap ridha Allah. Bukankah itu saja sudah lebih dari cukup dibanding dunia seisinya? 😊

Semoga Allah senantiasa melapangkan rizki kita, dan memampukan kita untuk menunaikan setiap perintah-Nya. Aamiin.

Selamat mempersembahkan qurban terbaik teman-teman 😊
4 komentar on "Agar Tak Lagi Berat Untuk Berqurban"
  1. Benar banget, mba. Allah sudah berikan rejeki berlimpah masak menyisihkan sedikit setahun sekali terasa berat? memang godaan setan yang bilang "kebutuhan kamu yang lain masih banyak" harus dihempas jauh-jauh.

    BalasHapus
  2. Bisa diakalin sisihin dana dari tahun sebelumnya atau dari dana THR Idul Fitri ya Mba :)

    BalasHapus
  3. Duh korban perasaan sesungguhnya adalah joke yang basi.. :))

    BalasHapus
  4. Setujuuu... Mungkin kalo diminta berkurban udh deket hari H, bakal terasa berat. Makanya aku nyisihin setiap bulan bbrp ratus ribu, selama setahun supaya menjelang idul adha, budgetnya memang ada. Jd ga trasa berat. Cara ku juga supaya ttp selalu berkurban, aku inget aja, apa sih yg udh aku punya selama ini, aku liburan kemana aja... Masa beli kambing doang ga mampu. Maluuu mba. Takut juga rezeki ku malah ditahan ama Allah. Itu sih yg bikin aku ttp semangat utk trus kurban tiap tahun.

    Walopun, akhir2 ini di Fb timeline lg banyak ajakan kurban jgn pakai hewan, dr para vegan -_- .. Susah sih mau komentarinnya. Kalo vegan sih aku ngerti ga makan daging. Tapi istilah mereka yg bilang dgn kurban itu kita menyiksa si binatang, kok agak mengganggu yaaa -_-

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)

Signature

Signature