Cara Memilih dan Manfaat Keju Cheddar

on
Kamis, 26 September 2019
credit: Pixabay

Keju cheddar merupakan keju yang paling sering digunakan untuk memasak. keju ini berasal dari Inggris. Tekstur keju keras dan berwarna kuning pucat, keju ini dikenal karena sangat mudah diolah untuk berbagai jenis makanan terutama untuk pembuatan kue. Rasa yang diberikan cukup kuat karena memiliki susu yang rendah lemak dan rendah laktosa. Untuk mengolah keju dengan menyimpannya di kulkas menggunakan wadah tertutup. Keju dapat diparut dengan memanjang untuk topping dan dipotong seperti daun sebagai bahan isian kue dan nasi goreng.

Berikut adalah cara memilih keju cheddar diantaranya:
 
•    Sebaiknya memilih sesuai dengan area tempat keju dimana diproduksi karena memiliki rasa autentik, negara yang memproduksinya adalah Australia, Amerika Serikat dan Jepang.

•    Tentukan tingkat kematangan yang diinginkan dengan kategori mild dengan tingkat keasaman dan rasa lembut, kategori medium dan sharp dengan tingkat keasaman serta rasa yang jauh lebih kuat dan kategori extra yang lebih matang karena dibuat selama lebih dari satu tahun dibandingkan dengan kategori lainnya.

•    Cheddar merah atau biasanya berwarna orange yang diambil dari tanaman dengan mengonsumsinya sebagai dressing salad dan menjadi penghias saji.

•    Cheddar putih untuk pilihan tanpa warna dengan rasa yang sama.

•    Membeli keju sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, biasanya harga ditentukan oleh berat keju.
 
Manfaat keju jenis ini adalah memiliki kandungan serat dan protein karena terdiri atas lemak, fosfor dan lemak. Memiliki kandungan 20% untuk kebutuhan kalsium dan kebutuhan fosfor 14% yang dibutuhkan oleh tubuh, serta 6% untuk riboflavin dengan vitamin B2 dan vitamin B12 4%. Keju ini dapat menstimulasi air liur yang dapat mencegah terjadinya karies pada gigi.

Keju cheddar dapat mencegah terjadinya kanker hati karena mengandung spermidine dan mencegah fibriosis hari dan karsinoma hepatoselular. Setiap potongan kejunya akan menjaga kekebalan tubuh dan mencegah kerusakan imun dikarenakan pertambahan umur. Olahan susu yang terdapat pada keju akan menekan tekanan darah dan menjaga kadar lemak pada tubuh. Keju dan coklat batangan bisa dibeli pada Tokowahab yang dapat dikirim melalui kurir pengiriman umum atau melalui pengiriman yang lebih cepat.

Disamain Sama Orang Lain

on
Selasa, 10 September 2019
Kemarin, salah satu teman blogger membagi gosip pada saya. Iya, sekarang saya payah banget soal ngikutin berita. Sering banget kudet.

Nah, si teman ini cerita tentang seorang public figur, yang habis mencak-mencak gara-gara nama anaknya disamain alias dipakai oleh orang lain untuk nama anaknya. Yang mana, katanya nama tersebut merupakan nama yang si artis buat sendiri, murni dari pemikirannya sendiri, nggak cari-cari dari buku manapun, dll.

Ini jadi heboh gara-gara si artis komen langsung di salah satu foto si anak yang namanya sama dengan nama anak si artis itu. Gak cuma komen di salah satu foto, bahkan si artis kirim DM panjaaaaang banget ke ortu si anak. Secara blak-blakan menunjukkan kemarahan karna nama anaknya dijiplak, plek setulisan-tulisannya. Bahkan sampe bilang 'anakmu gak pantas pakai nama ini', gitu. Ahihihi.



Btw, ada yang belum tau soal gosip ini juga sebelum baca tulisan saya ini? Atau saya doang yang kemarin ketinggalan? Haha.

Pas pertama kali tau soal kasus ini, saya melongo sih. Antara geli, lucu, heran, dll. Soalnya kayaknya belum pernah ada kasus kayak gini ya sebelumnya?

Nama anak artis disamain bukannya udah hal yang sangat sering terjadi? Bahkan biasanya sebuah nama akan jadi nama yang sangat pasaran saat ada artis yang makai nama tersebut untuk anaknya.

Tapi sebenernya, saya ngerti banget sih perasaan si mbak artis. Saya mungkin juga salah satu orang yang kurang suka kalo ada orang lain yang nyama-nyamain apa-apa tentang kita.

Waktu kecil, saya pernah dibikinin baju sama ibu. Eh terus ada teman yang bikin baju dengan model yang sama. Sayanya ngambek nggak mau pake baju itu. Haha. Pun sebaliknya. Misal saya pengeeennn banget gamis warna A karna lagi hits. Terus tiba-tiba orang-orang di lingkungan saya udah ada yang makai. Saya seringnya lebih milih untuk nggak jadi beli aja, karna nggak mau banget dikira nyama-nyamain.

Pun tentang nama anak. Saya nggak sekreatif itu untuk bikin nama anak yang nggak ada yang nyamain di dunia ini. Tapi saya emang bertekad untuk ngasih nama anak saya dengan nama yang setidaknya nggak pasaran banget. Makanya saya menghindari nama-nama yang ada di hasil pencarian "daftar nama anak laki-laki" dll di google, nama anak yang udah dipakai sama artis, dan nama tokoh-tokoh. Karna fix deh, pasti udah banyak banget yang pakai.

Tapi ya tetep aja bukan berarti nama si Faza nggak ada yang nyamain. Dan saya akui, kalo ketemu anak yang namanya sama dengan si Faza, ada sedikit perasaan nggak nyaman. 'Ih, kok namanya sama sih, 'Mafaza''. Tapi yaudah. Lha wong nama itu dari Al-Qur'an, emang bisa saya larang orang lain untuk pakai?

Point dari cerita saya di atas adalah, memang ada kok orang yang nggak nyaman banget kalo disamain sama orang lain. Iya, kan?

Makanya, saya bisa ngerti sikap si mbak artis itu. Dia pasti geraaaam bangetttt, karna udah berusaha banget bikin nama anaknya beda, eeehh malah ada yang nyamain, plek-ketiplek pula 😂 Jelaslah mencak-mencak.

Jadi, menurut saya nggak adil kalo netijen langsung semena-mena ngejudge negatif banget si mbak artis, tanpa mempertimbangkan perasaan si mbak artis. Hmmm. Tapi netijen julid emang pernah pake pertimbangan perasaan? 😅

Tapi di sisi lain, ya emang sih si mbak artis agak berlebihan. Bukan soal ketidaksukaannya ada yang nyamain nama anaknya. Tapi, heii... si mbak apa lupa kalo belionya seorang public figure? Yang mana, saat dia melakukan tindakan seperti itu, haqqul yaqin pasti akan jadi viral. Apalagi sampai ngatain 'anakmu gak pantes pakai nama itu'. Hmmm.


Kecuali emang sengaja pengen viral sih ya apa boleh buat. Hahaha.

Dan apa mbaknya nggak tau, bahwa nama anak artis itu salah satu rujukan banyak orangtua dalam memberi nama untuk anaknya? Kalo misal emang dari awal nggak pengen nama anaknya ditiru, ya nggak usah dong dipublish nama si anak. Kan bisa pake inisial aja, misalnya. Atau pake nama julukan aja. Kan ada juga ya yang kayak gitu? Yang saya tau Blogger sih ada, kalo artis saya kurang tau. Ada gak sih?

Atau kenapa gak dari awal daftarin hak paten nama anaknya itu. Ahihi. Eh, bisa nggak sih nama orang dihak patenkan? 😂

Yah, gitulah. Jadi postingan ini memang bukan postingan berfaedah sih. Cuma pengen ngoceh receh aja 😅

Kalian termasuk yang cuek aja kalo ada yang nyamain kalian, atau sebel juga kayak saya?

Cara Mengatur Uang Gaji Untuk Pengeluaran Bulanan

on
Selasa, 03 September 2019
Saya seriiiing sekali heran. Dulu, sebelum punya anak, dengan nominal gaji saya dan suami yang katakan saja nggak jauh beda dengan saat ini, kok besarnya pengeluaran kami gak jauh beda ya? nabungnya juga segitu-segitu aja. Padahal pos pengeluarannya, jelas jauh lebih banyak sekarang -- setelah punya anak.

Dulu gak harus mikir bayar Budhe yang jaga Faza selama saya kerja. Gak mikir beli susu, pampers dan segala macam juga. Harusnya bisa nabung jauuhh lebih banyak dibanding sekarang dong? Tapi kok kenyataannya gak gitu?

Setelah berkelana mencari petunjuk *halah*, akhirnya saya menemukan jawabannya.

Apa sebabnya? Ya, yang pertama saya harus tau dulu apa penyebabnya, biar bisa mencari solusi yang paling tepat.

Sebabnya adalah: karna pengeluaran bulanan kami NGGAK DIATUR. Ngalir aja, tanpa punya patokan dan arah yang jelas. Semrawut.

Iya sih, dulu hampir tiap hari kami makan siang dan makan malam jajan mewah (mewah untuk ukuran kami lho ya, wkwkwk). Budget buat jajan kami dulu sebulan, mungkin bisa dipake buat makan dua bulan kalo sekarang.

Nah, jadi apa solusinya?

Kalo dulu semrawut karna gak diatur, ya solusinya jelas, berarti HARUS DIATUR.


Cara Mengatur Uang Gaji Untuk Pengeluaran Bulanan

Gaji cuma segini, gimana ngaturnya sih?

Ada yang merasa seperti itu? Bahwa kalo gaji pas-pasan itu ya nggak perlu diatur, toh akan habis juga.

Selama ini mindset saya juga seperti itu. Ternyata, mindset itu salah. Justru karna gaji pas-pasan itulah maka harus diatur, biar penggunaannya tepat guna.

Tapi saya sempat bingung, gimana ngaturnya ya? Mulainya dari mana? Nominal yang harus dialokasikan per-pos pengeluaran berapa idealnya? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Alhamdulillah, saat iseng scroll Bestseller Books di Gramedia Digital, saya nemuin buku yang menarik hati saya. Judulnya:10 langkah Menjadi Financial Planner Untuk Diri Sendiri, yang ditulis oleh Lutfi Trisandi Rizki, SE, MM, RFA, CFP, QWP, AEPP & Iin Susanto.

Yang bikin saya suka dari buku ini, karna saya merasa seperti mendapat pencerahan tentang bagaimana cara mengatur pengeluaran bulanan tanpa harus menyewa financial planner. Hehe.

Selain menjelaskan dengan gamblang tentang masing-masing pos yang harus ada di pengeluaran bulanan, penulis juga menjelaskan berapa persentase ideal untuk masing-masing pos.

Nah, ini nih yang saya cari-cari! Kalian mau tau juga? Cuss saya kutipkan dari buku tersebut di atas yaaa:

1. Kebutuhan rumah tangga (termasuk uang kos/kontrak rumah, dll): 25%
2. Transportasi: 10%
3. Makan: 15%
4. Kebutuhan pribadi (termasuk pakaian): 10%
5. Dana darurat: 5%
6. Asuransi: 10%
7. Investasi: 5%
8. Tabungan: 5%
9. Kredit: 10%
10. Hiburan: 5%

Nah, bulan ini saya mulai nyoba untuk mengatur uang gaji dengan persentase di atas, Gak persis plek sih. Contohnya bagian asuransi. Berhubunga saya gak ada niatan pake asuransi, maka pos asuransi saya alokasikan untuk yang lain.

Apakah efektif setelah melakukan pengaturan seperti di atas? Ya belum kerasa lah, wong baru bulan pertama. Hehe.

Tapi yang jelas, saya jadi mereka lebih 'terkendali'. Saya biasanya boros banget di bagian makan. Jajaaaaan terus. Begitu udah di bagi-bagi dengan persentase di atas, saya jadi punya patokan, berapa sih anggaran buat makan selama sebulan, lalu dibagi jadi per minggu, lalu dibagi lagi jadi per hari. Jadi saya bisa tau, untuk hari ini masih ada anggaran jajan gak emangnya? Kalo udah melebihi limit ya ditahan.

Apa gak jadi tersiksa kalo diatur kayak gitu?

Ya balik lagi ke goals kita sih. Kalo kitanya emang pengen banget uang gaji jadi lebih teratur penggunaannya, Insya Allah gak akan tersiksa. Mungkin butuh penyesuaian saja. Doakan saya istiqomah ya!

Ohya, yang dimaksud dana darurat tuh ternyata bukan dana yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu lho. Misal, duh pulsa habis, tapi posnya udah gak ada nih. Yaudah ambil dulu deh dari dana darurat. Bukan gitu ternyata. Hihi.

Kapan-kapan saya akan nulis tentang dana darurat yaa. Semoga inget. Aamiin.

Selamat mengatur uang gaji 😀

Signature

Signature