Tentang Kanker Payudara dan Harapan yang Tak Pernah Sirna

on
Jumat, 25 Oktober 2019
Namanya Bu Harti. Saya mengenal beliau sejak lima tahun yang lalu, di sebuah lembaga badan wakaf yang saat itu menjadi tempat kerja baru saya.

Di sebuah acara pelatihan kantor yang mengharuskan kami menginap, kebetulan saya sekamar dengan beliau. Malam hari sebelum beristirahat, beliau bercerita pada saya. Tentang sebuah benjolan di payudara bagian kirinya, yang tak henti membuatnya resah.

credit: beritasatu.com
Pertama kali saya tau tentang hal itu, jujur saya kaget sekali. Pasalnya, Bu Harti ini tipe orang yang sangat ceria, humoris dan penuh semangat. Tidak tercermin sedikit pun di keseharian beliau, bahwa beliau sedang 'membawa' sebuah bom waktu di tubuhnya.

Saya dan teman-teman yang lain tak henti memotivasi beliau untuk segera berobat secara medis. Sayangnya, saat itu Bu Harti menganggap jalan medis bukan pilihan yang ingin beliau ambil. Beliau memilih untuk berikhtiar mencari kesembuhan melalui berbagai pengobatan tradisional. Sebagai teman yang baik, kami tetap medukungnya. Bagaimanapun, Bu Harti yang paling berhak mengambil keputusan atas tubuhnya.

Lambat laun, benjolan di payudara itu tampak semakin mengintimidasi dari hari ke hari. Adakalanya Bu Harti merasa amat kesakitan. Hingga pada akhirnya, Bu Harti tiba-tiba bercerita pada kami tentang tekadnya untuk memulai ikhtiar melalui jalan medis.

Ia mulai menemui dokter. Lalu melewati tahap biopsi, dan divonis kanker payudara stadium 3. Dan akhirnya menjalani operasi pengangkatan payudara kurang lebih sebulan lalu, setelah diminta menunggu antrian berbulan-bulan karna memakai fasilitas BPJS. Dan kini, ia masih dalam tahap menjalani serangkaian kemoterapi.

Satu hal yang sangat saya dan teman-teman kagumi dari sosok Bu Harti. Yaitu tentang besarnya semangatnya. Tentang harapannya yang tak pernah sekalipun sirna. Harapan bahwa suatu hari ia pasti akan sembuh. Tidak pernah sekalipun kami melihat beliau terpuruk lantaran vonis apapun yang ia terima.

Bahkan, hanya selang dua minggu setelah operasi pengangkatan payudara yang ia jalani, Bu Harti dengan mantap berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umroh.


Bu Harti, 2 minggu setelah operasi pengangkatan payudara

Kanker Payudara dan Kewaspadaan yang Harus Selalu Ada

Dari Bu Harti, saya juga belajar. Bahwa betapa dalam tubuh cantik dan anggun seorang perempuan, tersimpan berbagai mavam potensi bahaya yang seharusnya selalu kita waspadai. Salah satunya kanker payudara.

Maka, melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua teman perempuan saya untuk lebih aware dengan diri sendiri. Salah satunya dengan selalu memeriksa payudara sendiri, atau sering disingkat dengan istilah SADARI.

Kapan SADARI sebaiknya kita lakukan?

Pemeriksaan payudara sendiri atau SADARi sebaiknya dilakukan setiap bulan, tepatnya yaitu beberapa hari setelah menstruasi.

Bagaimana caranya?

credit: haibunda.com

Jika menemukan gejala-gejala yang mencurigakan, jangan pernah ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Karna semakin dini ditangani, Insya Allah peluang untuk terbebas dari kanker akan semakin besar.

Sedangkan beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kanker payudara, di antaranya adalah:

1. Memperbanyak makan sehat seperti buah dan sayur
2. Berolahraga secara teratur
3. Menghindari alkohol, rokok, dan makanan-makanan kurang sehat
4. Menyusui
5. Membatasi terapi hormon
dll.
Untuk siapapun yang tengah berjuang melawan kanker payudara atau kanker-kanker lainnya, tetap semangat. Yakinlah bahwa harapan yang tak pernah sirna akan menjadi salah satu kekuatan yang membuat sel kanker takluk.

Sedangkan bagi yang masih Allah beri kesehatan, yuk mensyukurinya dengan selalu menjaga kesehatan tersebut, dan tidak lupa turut menjadi support system bagi siapapun yang tengah berjuang melawan kanker.

Bagi yang punya kelebihan rejeki, kalian juga bisa membantu saudara-saudara kita yang tengah diuji dengan kanker payudara melalui kotak donasi yang tersedia di toko-toko Wacoal sebagai bentuk kepedulian dan dukungan mereka di bulan kanker payudara ini.

“Breast Cancer Blogger Perempuan Movement, in Collaboration with Wacoal

Review Erha21 Acne Care Lab: Acne Cleanser Scrub Beta Plus (ACSBP) dan Acne Spot Gel

on
Rabu, 23 Oktober 2019
Fiiuuuhhh. Tarik nafas panjang dulu.

Beneran nggak pernah nyangka sih saya akan ada di tengah pusaran masalah jerawat sampai hari ini. Kirain ya, dulu tu jerawatan parah gitu gara-gara hormon kehamilan dan menyusui. Eh ternyata keterusan sampai sekarang, saat anak yang dulu di perut udah lari-lari dan udah nggak doyan ASI. Hiks.

Sebenernya jerawat saya udah nggak separah dulu sih. Tapi hampir selalu ada. terutama menjelang masa menstruasi. Dan jadi kayak lingkaran setan. Mau mens, jerawat muncul satu, lalu jerawat sembuh tapi meninggalkan bekas (soalnya saya jail banget hobinya pegang-pegang jerawat), bekas belum ilang, eh udah mau mens lagi, muncul jerawat lagi, dan otomatis nambah satu bekas jerawat baru.

Kan jadi pengen ambyar yaaakk 😭

Ohya, jerawat saya itu selalu dan selalu di bagian dahi dan dagu. Entah kenapa. Padahal berminyak pun enggak. kering banget pun juga enggak. Entahlah. 

Anyway, seminggu lalu saya memutuskan untuk mencoba produk dari Erha21. Saya nyobain dua produk yang dari varian Acne Care Lab, yaitu Acne Cleanser Scrub Beta Plus (ACSBP) dan Acne Spot Gel.



Nah, sekarang saya akan coba ceritain ke kalian satu per satu yaa.

Acne Cleanser Scrub Beta Plus (ACSBP)

Acne Cleanser Scrub Beta Plus ini merupakan sabun pembersih wajah untuk kulit berjerawat dan dapat mengurangi produksi minyak berlebih, membunuh bakteri penyebab jerawat serta mempercepat pengeringan jerawat. Terdapat butiran scrub bulat sempurna di dalamnya yang berfungsi membersihkan dan mengangkat sel kulit mati dan kotoran hingga ke pori-pori.

Ingredients:
Aqua, Saodium Laureth Sulfate, Myristic Acid, PEG-7 Slyceryl Cocoate, Glycerin, Palmitic ACid, Stearic Acid, SUlfur, CMC, PEG-400, Cocomide DEA, Triethanolamine, Salicylic Acid, Synthetic Wax, Caprylic/Capric Glycerise, Sodium Hydroxide, Fragrance, Propylene Glycol, Disodium EDTA, Xanthan Gum, Alumina, Acid Blue 9 Alumunium Lake C1 42-090, D&C Yellow No. 10 CI 47005, Iron Oxide Black CI 77499, Diazolidinyl Urea, Methylparaben, Propylparaben.

Dimulai dari kemasan. ACSBP ini dikemas dalam tube berwarna dasar putih, khas Erha. Di sana tertera berbagai info produk yang harus diketahui konsumen, seperti komposisi, tanggal expired, cara pakai, dll. Berat bersih dari ACSBP ini adalah 60 gram.

Acne cleanser scrub beta plus bertekstur cream agak encer berwarna kehijauan. Mengandung scrub yang nggak terlalu kasar. Jadi ketika dipakai rasanya tetep lembut di muka.



Aromanya? Seperti yang tertera di kemasannya yang mengandung sulfur, aromanya tu sulfur banget, Tapi tetep ada aroma harumnya. Untuk saya yang nggak terlalu rewel soal aroma sih oke-oke aja.

Awalnya saya agak takut Acne cleanser scrub beta plus ini akan bikin muka terasa kering dan seperti ditarik setelah dipakai. Soalnya saya paling nggak suka model sabun muka yang seperti itu. Tapi ternyata enggak lho, Alhamdulillah! Enggak bikin muka berasa ditarik.

Gimana hasilnya di muka saya?

Waktu pertama pake ini, wajah saya lagi mode darurat jerawat karna lagi kedatangan tamu. Di dahi ada sekitar 4 jerawat besar-besar nan menggemaskan. Di dagu ada tak terhitung jerawat kecil-kecil, dan satu jerawat besar. Parah lah pokoknya. Paraaahhh.

Hari ini, tepat seminggu saya pakai Acne cleanser scrub beta plus dari Erha21 Acne Care Lab, dan Alhamdulillah kondisi muka sudah membaik. Ada dua jerawat baru sih. Tapi itu saya jadi curiga, kayaknya ada produk lain yang memicu jerawat dan masih saya templokin ke muka.

Tapi hampir semua jerawat yang ada saat kali pertama saya pakai ACSBP ini, sudah sembuh.

Acne Spot Gel

Acne Care Lab Acne Spot Gel merupakan obat jerawat dari ERHA yang terbukti secara klinis menghilangkan jerawat dan noda hitam bekas jerawat sejak hari ketiga. Diformulasikan untuk mengurangi peradangan, mempercepat penyembuhan dan mencegah hiperpigmentasi pada spot jerawat aktif.

Ingredients:
Aqua, Sulfur, Propylene Glycol, Hydrogen Peroxide, Hydroxy-ethyl Acrylate/ Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Ethyl Alcohol, Salicylic Acid, Zinc Gluconate, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Sodium Hydroxide, Dipotassium Glycyrrhzate, Citric Acid, Disodium EDTA.

Berbeda dengan ACSBP yang tanpa memakai kotak, Acne spot gel dilengkapi dengan kotak karton. Dan segala info tentang produknya tertera dalam kotak karton tersebut.



Tekstur dari Acne Spot Gel ini berupa gel berwarna putih, yang tidak terlalu kental. Terasa ringan. Ada sedikiiitt aroma obat, tapi sama sekali nggak mengganggu karna baunya bener-bener tipis.



Klaim produk yang tertera dalam kotaknya adalah terbukti secara klinis sejak hari ketiga membantu mengurangi jerawat dan menyamarkan noda hitam.

Apakah di saya terbukti?

Yep, terbukti. Alhamdulillah!

Terutama soal menyamarkan bekas noda. Di awal artikel ini, saya udah cerita kan kalo saya ini hobi banget mencetin jerawat. Kebiasaan semacam itu bikin jerawat menyisakan bekas-bekas hitam di muka, so pasti.

 Nah, salah satu jerawat paling besar di dahi yang muncul saat awal saya memakai produk ini tuh sempat saya pencet sampai berdarah dan meninggalkan bekas hitam sekali, dan besar.

Yang nggak saya sangka, sekitar empat hari setelah saya oles Acne Spot Gel dari Erha21 ini, bekasnya udah jadi samar banget. Huhu, terharuuu.



Kelihatan kan di foto before-after, di bagian dahi, jerawat yang besar-besar udah mulai pada kempes dan sembuh. Di dagu jugaaa. Nah, kalo jerawat yang di atas bibir di foto after itu, jerawat baru. Hihi.

Kalau untuk jerawat yang masih aktif, acne spot gel ini bukan tipe yang langsung bikin jerawat langsung kering gitu sih. Tapi efektif bikin jerawat kempes, dan sembuh tanpa bekas kurang lebih dalam jangka waktu tiga hari. Sukaaa banget lah pokoknya sama Acne Spot Gel ini.

Kalian ada yang lagi bermasalah sama jerawat juga nggak sih? Udah cobain produk apa saja?

Kalo kalian pengen cobain Acne Care Lab-nya Erha21 juga, kalian bisa mendapatkan produk Erha Acne Facial Wash ACSBP dan Erha Acne Spot Gel ini tanpa resep dokter di seluruh Erha clinic di Indonesia atau di Erha Apothecary yang ada di Mall ataupun bisa juga secara online di Erhastore.co.id 😊

Tentang Kejamnya Komentar Netizen dan Isu Kesehatan Mental

on
Rabu, 16 Oktober 2019
Kalau dulu, lidah itu udah yang paling tajam. Sekarang, ternyata ada yang sama tajamnya. Bahkan kadang jauh lebih tajam.

Apa itu?

Oh, right. Jari tentu saja.

Dulu saya pernah nulis tentang lidah yang mampu menghancurkan hidup seseorang. Hari ini, kisah demi kisah kita dengar, tentang jari yang ternyata juga mampu menghancurkan hidup seseorang.


Jujur ya, saya tu salah satu orang yang bertanya-tanya, kenapa sih akhir-akhir ini isu kesehatan mental santer banget dikampanyekan? Sedarurat apa sih? Ada apa sih sebenernya?

Iya, sebut saja saya enggak peka.

Lalu pada suatu hari (kayak dongeng aja yak 😂), saya nonton vlognya Ussy Sulistyowati. Fyi, saya lagi suka nonton yutubnya keluarga Pratama itu.

Vlog yang saya tonton dua diantaranya adalah yang pas lagi ngobrol sama Heidy istrinya Sunan Kalijaga.



Dalam Vlog Ussy, Heidy Sunan mengungkapkan tentang koemntar-komentar pedas netizen tentang putrinya yang sempat membuatnya sangat sedih, dan memberikan dampak besar dan negatif pada putrinya.

"Hanya karna ketikan kalian itu, kalian nggak akan terbayang dampak apa yang akan terjadi dari ketikan tersebut" (Heidy Sunan).

Dari situ, saya makin ngeh. Oh, pantesan ya kesehatan mental sedang diangkat banget. Lha gimana, era sosmed ini kan hate speech bertebaran di mana-mana. Apalagi kalo public figure. Kayaknya udah jadi makanan sehari-hari mereka.

Nah, terus kemarin, GONG-nya, saya baca berita tentang salah satu public figure asal Korea yang bunuh diri, dan gara-garanya -- salah satunya -- adalah karna kesehatan mentalnya terganggu sejak jadi bulan-bulanan hujatan netizen.

Subhanallah 😭

Dulu saya pikir, dampak dari hate speech itu, paling dampaknya cuma bikin sakit hati. Ternyata enggak sesederhana itu.

Hate speech ternyata bisa banget mengoyak kesehatan mental seseorang :(

Iya juga sih. Dikomentarin, "kok sekarang jerawatan" sekali-dua kali aja udah bikin nelangsa dan hilang percaya diri. Apalagi kalo komentarnya  -- Subhanallah, kejem-kejem bangettt.

Jadi masuk akal banget kalo kampanye isu kesehatan mental bener-bener jadi fokus banyak orang sekarang ini. Lha gimana, dunia maya makin guanaasss. Huhu. Kalo emang belum semua orang sadar tentang betapa pentingnya kesehatan mental.

Kalo ngerasa sakit perut, kita akan enteng aja datang ke dokter. Tapi kalo kita insomnia gara-gara stress mikirin masalah, pasti nggak akan seenteng itu kita memutuskan datang ke psikolog atau psikiater, kan? Nah itu contoh kesadaran tentang kesehatan mental yang masih rendah.

Anyway, mereka para netizen yang hobinya komentar kejam, mungkin habis ngetik, terus udah, lupa dan bisa kembali melanjutkan aktivitas seperti biasa. Tapi kebayang nggak sih, yang menjadi sasaran komentar kejam si netizen tersebut, mungkin menimbulkan dampak yang panjang dan nggak pernah kita pikirin sedetik pun.

Huhu, sedih banget yaaa. Beneran deh, kalo kita punya hati nurani, harusnya kita sedih kalo kita jadi penyebab atas kesedihan orang lain. Apalagi atas terganggunya kesehatan mental orang lain.

Artis tu juga manusia lho. Pejabat juga manusia. Sama seperti kita. Bisa sedih, bisa terpukul, bisa marah. Coba dong sebelum nulis komentar tuh dibayangin dulu, 'kalo aku yang dikomentarin gini gimana ya rasanya?'

Terus, kebayang nggak sih, pas di hari perhitungan nanti, kita tiba-tiba dituntut sama Allah atas kesalahan yang bisa jadi sama sekali kita udah lupa karna melakukannya nggak pakai mikir. Kan kadang kalo habis komentar atau ngetik apapun di sosmed, kita langsung lupa gitu aja kan?

Itu kita bakal kayak apa kagetnya nanti di akhirat? 😭

Kebebasan berekspresi di sosial media itu tetap dibatasi sama banyak hal, seharusnya. Terutama, dibatasi oleh rasa kemanusiaan kita.

Mari jadi manusia yang memanusiakan manusia :)

Pengalaman Berinvestasi Reksadana Melalui Tokopedia

on
Selasa, 01 Oktober 2019
Sejak ada jouska.id, siapa sih yang nggak kenal reksadana?

Termasuk saya. Reksadana termasuk hal baru bagi saya sejak sekitar dua tahun lalu. Tapi, setahun ini, reksadana seperti menggaung di mana-mana. Banyak orang yang ngomongin soal salah satu instrumen investasi tersebut.

Dulu, satu-satunya yang saya tau itu ya menabung. Saat kenal istilah investasi pun, saya kira tabungan merupakan salah satu bentuk investasi selain tanah, rumah, dan emas. Ternyata, bukan. Investasi dan tabungan itu sama sekali nggak sama.

Lalu beberapa tahun belakangan ini, investasi dalam bentuk reksadana semakin dikenal. Konon, reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang paling ramah untuk orang-orang dengan pengetahuan terbatas, terutama soal pasar modal. Yah, kayak saya ini lah contohnya.

Tapi, meski sudah cukup sering mantengin soal reksadana, tetap aja belum membuat saya berani untuk mulai berinvestasi dalam bentuk reksadana. Tertarik. Tapi masih maju-mundur terus. Masih merasa harus nambah pengetahuan lagi dulu terus.

Sampai akhirnya, pada suatu siang, tema obrolan di grup Emak-Emak Blogger adalah tentang investasi. Lalu salah satu emak bercerita bahwa ia sering 'iseng' investasi emas dan reksadana melalui Tokopedia. Saya langsung amaze dong. wah, bisa ya ternyata?

Saya termasuk juarang banget makai Tokopedia sebagai sarana berbelanja online. Jadi ya jarang buka juga. Tapi sejak obrolan siang itu, langsung deh saya kulik-kulik Tokopedia.

Dan gak tau kenapa, tanpa pikir panjang saya apply permohonan untuk bisa berinvestasi reksadana di Tokopedia. Biasa sih, isi identitas lengkap, lalu foto KTP. Permohonan diproses kurang-lebih dalam waktu dua hari.

Setelah diapprove, gak pake lama saya langsung nyoba berinvestasi reksadana melalui Tokopedia. Tapi namanya nyoba, ya nominalnya kecil dulu dong, hihi. Cuma biar gak penasaran aja.

Tokopedia ternyata bekerjasama dengan bareksa sebagai pihak agen penjual reksadananya. Sedangkan pilihan produk reksadananya, Tokopedia hanya menyediakan 2 pilihan, yaitu: Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dan Syailendra Dana Kas. Keduanya merupakan reksadana pasar uang.


Kalian yang bener-bener belum ngeh soal reksadana, pasti agak bingung, apa sih itu reksadana pasar uang? Jadi, reksadana itu ada 4 jenis. Yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham. Untuk keterangan deskripsi dari masing-masing reksadana, silakan googling yaa. Hihi.

Sebenernya, sebelum memilih mau beli reksadana jenis yang mana, kita harus tau dulu tuh profil resiko kita. Apakah kita tipe orang yang beraninya sama resiko rendah, sedang atau tinggi. Karna masing-masing jenis reksadana di atas punya tingkat resiko masing-masing.

Tapi berhubung di Tokopedia hanya ada reksadana pasar uang, dan niat saya masih sekedar coba-coba, yaudah saya ambil aja langsung yang Mandiri Pasar Uang Syariah. Kekurangannya, di Tokopedia ini keterangan produk reksadananya kurang lengkap. Nggak ada prospektusnya, nggak ada keterangan Bank Kustodiannya siapa (meskipun kalo yang Mandiri Pasar Uang mah jelas bank kustodiannya Bank Mandiri. Tapi gak dicantumkan keterangannya). Lalu nggak ada keterangan tentang alokasi asetnya bakal ditaruh mana, dll.



Ohya, kelebihan dari investasi reksadana melalui Tokopedia ini adalah bisa dimulai dengan nominal yang sangat ringan. Yaitu, sepuluh ribu rupiah. Wah, itu sih anak SMA juga bisa ya.

Nah, pada pembelian pertama, saya beli reksadana sebesar lima puluh ribu rupiah. Pembelian diproses sekitar dua hari bursa kalo gak salah. Sebagai pemula, saya sering banget tuh intip-intip. Tiap hari saya intipin. Penasaran, investasi saya tumbuh jadi berapa yaaa hari ini, gitu. Hehe.

Dan wow, saya seneng karna tiap hari, pasti ada penambahan. Ya jangan bayangin akan banyak ya, lha wong investasinya aja lima puluh rebu rupiah, masa mau untung banyak. Wkwkwk.

Terus saya semangat dong. Nambah lagi sepuluh ribu rupiah. nambah lagi delapan puluh ribu rupiah. Tapi belum beli lagi sampai sekarang, karna saya sedang mencoba investasi reksadana di marketplace sebelah yang pilihan produknya jauh lebih banyak. Nanti saya review di blog juga deh ya, Insya Allah.

Nah, ada yang penasaran uang delapan puluh ribu rupiah saya sekarang jadi berapa dalam waktu kurang dari sebulan?

Nih saya kasih lihat.

Dapet 300 rupiah. Mayan yaaa buat beli permen =D
Kesan saya selama sebulan investasi reksadana di Tokopedia ini, puas banget sih. Menurut saya ini recomended banget untuk orang-orang yang nggak punya waktu untuk datang langsung ke Bank Kustodian urus pembukaan rekening dll. Dan lebih user-friendly dibanding jika beli langsung melalui agen penjual reksadana online macam bareksa.

Kira-kira, tertarik nggak kalian investasi reksadana lewat markeplace gini?

Signature

Signature