Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan

5 Menu Kuliner Indonesia yang Wajib dicoba Ketika Berkunjung ke Semarang

on
Jumat, 10 Juli 2020
Ketika berkunjung ke suatu daerah, kini kita tak lagi berfokus hanya pada mengunjungi tempat-tempat wisatanya, melainkan hampir bisa dipastikan kita juga akan tertarik mencicipi berbagai menu khas daerah tersebut. Dari situ, istilah wisata kuliner menjadi trend beberapa tahun terakhir ini.

Wisata kuliner menjadi berkembang semakin pesat, ditunjang dengan menu kuliner Indonesia yang sangat kaya jenisnya. Kalau dulu sebagian orang menganggap 'wah' menu-menu asing dari negara lain, kini menu dan makanan tradisional pun tidak kalah pamornya, berkat trend wisata kuliner di berbagai media.

Nah, bagi kalian yang akan berkunjung ke Semarang dan ingin mencicipi kuliner nusantara, 5 menu ini wajib kalian coba ketika berkunjung ke Semarang:

1. Tahu Gimbal

Tahu gimbal merupakan menu yang berisi tahu, gimbal atau udang yang digoreng dengan tepung beras berbumbu, lontong, dilengkapi dengan beberapa jenis sayuran, lalu disiram dengan saus kacang yang dipasukan dengan kecap.

credit: travelingyuk.com


Bisa dibilang tahu gimbal tampilannya agak mirip dengan gado-gado, meski dari segi rasa sangat berbeda. Kalian harus mencobanya ketika berkunjung ke Semarang. Dijamin nggak akan nyesel :)

2. Mie Kopyok

Mie kopyok juga tidak boleh ketinggalan dari susunan menu yang wajib dicoba ketika kalian berkunjung ke Semarang. Mie kopyok merupakan menu kuliner sederhana yang berisi mie, lontong, tahu dan krupuk karak yang diberi kuah dengan bumbu hanya bawang putih saja.

credit: travelingyuk.com


Meski sangat sederhana, mie kopyok terasa sangat khas, dan patut dicoba.

3. Putu Bumbung

Putu bumbung merupakan makanan tradisional yang kini mulai agak langka. Meski begitu, masih ada beberapa penjual putu bumbung keliling di beberapa daerah di Semarang. Biasanya para penjual berkeliling dengan cara menandu berlengkapan berjualan mereka.

credit: cookpad


Putu bumbung terbuat dari tepung beras yang diberi filling gula merah. Yang membuat khas adalah cara membuatnya yang dibuat dengan cetakan dari bambu. Jajanan tradisional ini memiliki rasa yang gurih dari kelapa berpadu manis dari gula merah.

4. Lekker Paimo

Ini salah satu menu jajanan kuliner legendaris di Semarang. Meski hanya berupa warung tenda yang terletak di pinggir jalan, nambun lekker paimo tidak pernah sepi pengujung, bahkan selalu mengular antriannya.

Baca cerita saya saat mencoba Lekker Paimo di sini.

Yang khas dari Lekker Paimo adalah varian isiannya yang terdiri dari banyak sekali pilihan. Sekarang mulai bermunculan lekker yang mencoba mengadopsi ide tersebut. Tapi tetap saja belum bisa menyaingi pamor Lekker Paimo.

5. Lumpia Semarang

Kenapa lumpia saya letakkan di urutan terakhir? Ya karna menu kuliner ini sudah terlalu terkenal. Hehe.

Siapa yang belum tau tentang Lumpia Semarang? Saya yakin hampir tidak ada. Lumpia Semarang sekarang punya banyak sekali pilihan merk terkenal. Kalian boleh coba yang mana saja. Ada Lumpia Mbak Lin, Lumpia Express, dll.

5 menu kuliner di atas, semoga bisa menjadi referensi saat kalian hendak menyusun daftar itinerary wisata kuliner saat akan berkunjung ke Semarang ya. Sebenarnya masih banyak menu yang lain yang wajib kalian coba. Tapi 5 menu kuliner nusantara di atas menurut saya adalah yang paling wajib dicoba saat sedang berkunjung ke Semarang.

Selamat mencoba :)

Tips Tetap Hemat Saat Jajan di Luar

on
Senin, 03 September 2018
credit: Pixabay.com

Siapa yang hobi jajan di luar, cung??

*saya ngacung pertama* 😀

Jadi, kalau teman-teman perempuan lain sebagian pada bilang boros banget karna hobi belanja, saya beda. Soal belanja gak terlalu hobi. Yang dibeli ya yang emang lagi dibutuh aja. Jarang impulsif. Tapiii, borosnya di bagian makan. Hobi banget jajan :(

Kalau lagi bete atau suntuk juga gak perlu diajak traveling -- karna saya kurang suka traveling. Diajakin jajan aja udah seneng banget!

Tapi namanya jajan, meskipun kelihatannya dana yang dikeluarkan gak seberapa, tetep aja lhoo kalau dihitung dan diakumulasi, totalnya sering bikin shock. Karna memang beneran makan dana lumayan besar.

Kalo masih single sih gak masalah ya. Kenapa dulu saya waktu single malah gak bisa nabung sama sekali ya karna habis buat jajan ini. Hahaha.

Tapi kalau udah berumahtangga, dan palagi sudah punya anak, ya gak mungkin lah hobi jajan saya di pol-polin kayak dulu. Apa kabar masa depan kalau masih mau jajan terus?

Sejujurnya, untuk kondisi ekonomi kami (saya dan suami) saat ini, beberapa kali kami berwacana untuk stop jajan di luar. Demi biar bisa lebih hemat.

Tapi apakah berhasil?

Tentu saja tidak! 😂

Jatuhnya malah saya cranky kalo gak pernah jajan sama sekali.

Yasudah, akhirnya kami berdamai dengan diri sendiri. Saya dan mas suami memilih untuk meramu cara agar bisa tetap hemat saat jajan di luar. Karna kalau dipaksa gak jajan sama sekali malah stress kan buat apa?

Tips Tetap Hemat Saat Jajan di Luar

Yang harus diperhatikan adalah frekuensi. Iyalah, mau secanggih apapun tips hemat saat jajan di luar, kalau jajannya tiap hari ya tetep gak bakal bisa berfungsi lah! 😅
Saya dan mas suami sepakat, kami jajan maksimal sebulan dua kali. Tapi jajan dalam artian makan besar di tempat makan/warung/resto gitu ya. Bukan jajan remeh-temeh macam cilok, dll gitu.

Sebulan sekali itu udah miniiiimm banget, mengingat dulunya kami jajan di luar bisa seminggu tiga kali. Hahaha.

Nah langsung aja ya, tips pertama: pilih tempat makan yang menunya sesuai banget sama selera kita dan harganya bersahabat dengan dompet kita.

Gimana kalau harganya bersahabat tapi menunya gak sesuai selera? Jangan deh. Kan tujuan jajan biar seneng dan bahagia. Kalau gak sesuai selera, artinya gak bisa bikin hati seneng. Tujuan utama jajannya gak terpenuhi dong. Sia-sia.

Kalau menu sesuai selera tapi mahal? Ya jangan juga. Karna selesai jajan pasti bakal merasa bersalah. Karna kan ceritanya sedang harus hemat.

Nah, saya dan mas suami udah punya nih tempat makan yang menunya cocooookkk banget dengan selera kami, dan harganya bersahabat banget sama kantong.

Saya kasih bocoran ya, salah satu tempat jajan favorit kami adalah SS alias Spesial Sambal. Haha. Pecinta pedas kami sih 😊


Oke, cus tips kedua ya: Kalau jajannya berdua (entah sama teman, entah sama pasangan), usahakan jangan pesan menu yang sama. Biar apa? Biar bisa saling nyicip. Xixixixi. Gak bikin hemat banget sih. Tapi kan dengan dana yang sama, bisa mencicipi lebih banyak varian menu. Bandingkan dengan jika kita dan teman jajan kita pesan menu yang sama?!

Tips ketiga: Kombinasikan antara menu dengan harga 'agak mahal' dan yang murah.

Kalau saya biasanya gini: kalau lauknya udah agak 'wah', minumnya yang biasa aja. Es teh, atau mentok es jeruk.

Nah, sebaliknya... kalau lagi pengen minuman yang agak 'wah' macam jus-jusan gitu, ya ambil lauknya yang biasa macam telur gobal-gabul gitu. Xixixi. Yang sering ke SS pasti tau telur gobal-gabul.

Dengan cara itu, saya dan mas suami rata-rata hanya habis 50 ribuan lhooo tiap makan di SS. Menurut saya itu muraaahhh banget, karna bisa sekenyang itu! Kan SS nambah nasi gratis 😂 Sudah dapet lauk, sayur, sambal, kadang plus buah juga.

Jadi dompet gak jebol, perut kenyang, hati bahagia 😍

Kalau kalian punya tips hemat yang lain, boleh ditambahi di kolom komentar yaa! Saya lagi butuh macam-macam tips hemat saat jajan nih. Hehe.

Giggle Box Kompol Maksum, Salah Satu Tempat Makan Instagramable dan Enak di Semarang

on
Jumat, 22 Juni 2018
Akhirnya tuntas sudah rasa penasaran saya pada salah satu tempat makan yang instagramable di Semarang ini. Btw, ini (seperti biasa) latepost banget, karna saya ke Giggle Box-nya mah pas bulan Ramadhan kemarin. Buka bareng sama sohib. Haha.

Giggle Box yang terletak di jalan Kompol Maksum no. 219 Semarang ini merupakan cabang keempat setelah Giggle Box yang ada di Jalan Diponegoro (Siranda) no. 45 Semarang, Jalan D.I Pandjaitan no. 47B Semarang dan di Jalan Ngesrep Timur V no. 57 Semarang.

Sedangkan untuk saya sendiri, ini merupakan cabang kedua Giggle Box yang saya kunjungi, setelah sebelumnya saya pernah dua kali makan di Gigle Box yang ada di Jalan Diponegoro.

Dari dua sabang yang sudah pernah saya datangi, saya langsung bisa mengambil garis besar untuk tema yang dipakai Giggle Box dalam penataan ruangnya. Modern, klasik, elegan dan anak muda banget. Instagramable, kalo kata kids zaman now 😀 Designya kalo gak salah nuansa eropa gitu.

suasana outdoor di dalam giggle box

suasana outdoor di dalam giggle box, ga sempet foto indoor-nya. hehe
Entah saya gak mudeng-mudeng amat lah soal istilah-istilah design tata ruang ini. Yang jelas saya suka banget sih sama suasananya. Kalo lagi di dalam Giggle Box tuh serasa lagi dimanaaa gitu yang spesial. Jadi gak sekedar merasa lagi di tempat makan.

Giggle Box cabang kompol maksum ini terdiri dari area indoor dan outdoor. Kemarin kami pilih yang outdoor karna kan bawa bocah ya.

Menu yang tersedia di Giggle Box bisa dibilang sebagian besar bukan menu Indonesia ya. Jadi untuk yang lidahnya Indonesia banget kayak kakak saya, pilihannya bakal terbatas banget. Mentok paling nasi goreng atau ayam goreng. Haha, nasi goreng kan menu penyelamat ya.

Ini nih foto daftar menunya:

maapkan kualitas foto yang seadanya yah

Saya sendiri kemarin pesen Hot Crispy Spicy Chicken. Dan, WOW enak banget menurut saya. Daging ayamnya lembuuuttt banget. Kentangnya banyaakk. Cuma pedesnya tipis sih, kurang terasa. Ohya, katanya salah satu keunggulan Giggle Box ini memang kafe dengan porsi menu yang cukup besar. Harganya 33 ribu rupiah. Menurut saya gak mahal untuk ukuran resto atau kafe, dan dengan porsi sebesar itu.

ini porsinya gedhe! entah kenapa di foto ga terlalu keliatan gedhe

Mas Suami kemarin pesen... aduh apa ya, lupa namanya 😂 Gak kefoto pula tulisannya di buku menu. Hadeehh, monmaap yaa. Yang jelas isinya nasi, ayam terus pakai saus teriyaki gitu. dan enaaak banget juga! Aduh saya gak pinter mendeskripsikan kuliner selain dengan kata enak, kurang enak dan gak enak. Haha. Semoga enaknya bukan karna saat itu saya pas laper aja yaa. Hehe. Harganya kurang lebih 30 ribuan gitu lah. Huhu, lupa juga.


Minumnya saya pesen Jus Jambu alias Guava Juice, seharga 19 ribu rupiah. Bagi saya untuk ukuran jus, harganya mayan mahal ya. Jambunya kerasa banget banget, dan gulanya minim. Jadi kasih ke Faza juga oke aja.

Sedangkan Mas Suami pesen lemon tea. Enak, tapi ya standar lemon tea aja sih. Tapi sama kayak jusnya, mahal menurut saya. 17 ribu rupiah cobak! 😪

Ohya, hampir lupa. Saya juga pesen banana split. Harganya 25 ribu rupiah. Porsinya lumayan gedhe juga. Untuk 2 orang bisa banget lah. Rasanya, standar sih pisang sama es krim gitu gimana sih rasanya. Haha. *review ga niat*

Yang paling saya suka dari pelayanannya Giggle Box kemarin adalah makanannya cepet banget datengnya. Soale waktu itu kan kami baru buka cuma dengan minum, sholat magrib, baru deh ke situ. Udah sempet suudzon, pasti lama deh datengnya. Eh ternyata cepet!

Karna bagi saya yang stok sabarnya sering minim, tempat makan sekece apapun dan rasa makanan seenak apapun, kalo datangnya lama sih BYE aja ya. Yang ada malah uring-uringan duluan. Huhu.

Terakhir, rating. Saya kasih 4 dari 5 bintang untuk Giggle Box! 😊

Kalian yang anak gawl Semarang, belum sah ya kayaknya jadi anak gawl kalau belum pernah makan di Giggle Box 😁

5 Tempat Makan Romantis di Semarang

on
Jumat, 20 April 2018
Bagi pasangan seperti saya dan suami yanggak hobi traveling, salah satu refreshing yang sering kami pilih adalah wisata kuliner. Tentu saja alasan lainnya adalah karna kami sama-sama hobi makan 😂 

Plus gak punya cukup budget juga deng kalo harus sering traveling 😅 Soalnya, semurah-murahnya traveling, menurut saya tetap butuh budget khusus. Biaya perjalanan, biaya makan selama traveling, belum lagi biaya menginap jika travelingnya memakan waktu lebih dari satu hari dan jauh dari rumah.

Beda sama wisata kuliner yang budgetnya bisa kita ukur banget. Mau makan di mana, cari tau dulu gambaran harganya. Juga pilihan menunya. Kalau cocok, yaudah cus berangkat.

Apalagi sejak trend wisata kuliner naik daun beberapa tahun terakhir ini, banyak sekali pengusaha kuliner yang berlomba-lomba membuat terobosan baru. Gak cuma dari segi menu masakan, tapi juga memoles tempatnya sedemikian rupa, hingga menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Salah satu tema design tempat makan yang sepertinya akan selalu laris adalah tempat makan yang menawarkan suasana romantis. Semarang pun gak ketinggalan dalam hal ini. Ada beberapa tempat makan romantis di Semarang yang patut dicoba karna selain menawarkan menu makan yang menggoda, juga sekaligus menawarkan suasana romantis yang cocok dijadikan pilihan tempat makan pasangan suami-istri.

Simak yuk, 5 tempat makan romantis di Semarang yang patut kalian coba ini 😉

1. Giggle Box

Di Semarang, Giggle Box memiliki beberapa cabang. Hanya saja, yang pernah saya dan mas suami kunjungi adalah Giggle Box yang ada di Jl. Diponegoro (Siranda) No. 45. Beberapa kali ke situ, kami bisa dibilang puas. Puas pada makanannya, juag puas dengan suasananya.
Menu yang ditawarkan Giggle Box sangat beragam. Mulai dari menu asli Indonesia, sampai menu kebarat-baratan. Dari yang asin sampai yang manis. Dari yang panas maupun dingin. Semua ada.

Harganya pun bersahabat. Kalau gak bersahabat, gak mungkin saya dan mas suami berkunjung ke situ lebih dari sekali 😅

Suasananya bisa dibilang cenderung kekeluargaan. Eh kok kekeluargaan ya. Kalo kekeluargaan nanti boleh gak bayar dong 😂 Maksudnya, banyak pengunjung yang terdiri dari keluarga (lumayan) besar, atau sekelompok muda-mudi. Karna memang suasana yang ditawarkan Giggle Box sangat nyaman untuk dijadikan tempat bercengkrama.

Meski begitu, jika kalian berkunjung hanya berdua dengan pasangan pun atmosfer romantis akan tetap bisa dirasakan. Mungkin hal ini didukung oleh pilihan musik yang diputar, dan dekorasi ruangan yang terasa 'hangat'.

2. Martabak House

Saya adalah penggemar berat martabak manis, atau kadang ada yang menyebut kue terang bulan. Cuma kalau ukurannya besar, kadang suka gak habis.

Nah, Martabak House ini salah satu tempat makan terfavorit saya. Ada berbagai macam menu martabak manis dengan ukuran kecil, dan berbagai varian toping. Ada juga martabak asin, dengan macam-macam pilihan isi. Daging sapi, ayam, atau seafood.

Tempatnya bisa dibilang sederhana. Tapi penataannya entah kenapa bikin nyaman untuk ngobrol berdua dengan pasangan. Martabak House ini terletak di Jl. Singosari Raya No. 45 Semarang.

3. Dapur Mama

Dapur Mama menjadi salah satu tempat makan yang paling bersejarah bagi saya dan suami. Karena beberapa hari sebelum acara pertunangan, kami sempat makan berdua di sana, ngobrolin masa depan. Halah 😂

Suasana romantisnya masih terbayang-bayang sampai sekarang gara-gara masih terngiang isi obrolan, sekaligus suasanan di Dapur Mama. Dapur Mama terbagi menjadi 2 pilihan tempat duduk, yaitu outdoor dan indoor. Kebetulan saat itu kami duduk di bagian outdoor

Di bagian outdoor, penerangannya dibuat agak redup sehingga semakin menguatkan kesan romantis. Pilihan musik yang diputar pun merupakan musik-musik dengan irama romantis.

Sayangnya, saat itu saya agak kecewa dengan pilihan menu saya yang rasanya kurang cocok di lidah saya. Tapi saya lupa persisnya menu apa yang saat itu saya pesan. Yang jelas, Dapur Mama memiliki menu unggulan yang patut dicoba dan gak akan mengecewakan, yaitu risol mayo.

4. The Harvest

di The Harvest, lemes mikirin bakal habis berapa 😂

Di antara 5 tempat makan romantis di Semarang yang saya sebutkan, secara objektif yang paling romantis adalah The Harvest ini.

Jelas lah, interiornya WAH. Bernuansa klasik -- kalo ga salah ya, gak paham soal istilah design 😂 Gak terlalu rame, dan terkesan eksklusif.

Tapi, saya dan mas suami kayaknya gak berencana untuk ke The Harvest lagi sih. Bisa ditebak lah sebabnya. Mahal, cyiinn 😅 Mahal, dan gak cocok pula sama lidah. Yah, kecuali yang coklat-coklatnya sih. Cuma ya itu, mahal 😁

5. Spesial Sambel

Nah, ini JUARANYA buat saya dan mas suami 😂 Spesial Sambel junjungan kami sekali.

Kenapa saya memasukkan Spesial Sambel sebagai salah satu tempat maka romantis sebenernya tolok ukurnya subjektif sekali. Jadi sama sekali bukan karna suasana dll-nya. Melainkan murni karna kami penggemar peda.

Baca juga: Review Spesial Sambal

Kan jadi romantis tuh, saling berbagi sambel, terus kepedesan bareng 😂😂

Tapi meskipun begitu, tentu saja bukan berarti saya dan mas suami gak ada keinginan untuk traveling ke tempat-tempat romantis seperti yang diceritakan Mbak Manda melalui artikel Tempat Romantis Saat Berlibur di Pulau Lombok.

Mungkin nanti, kalo Faza udah agak gedhe. Sekarang nabung dulu. Lalu, lahirlah adeknya Faza, terus gak jadi liburan lagi 😂😂😂😂

Kalo kalian tim makan di tempat romantis, atau tim traveling ke tempat romantis?

Lekker Paimo, Lekker Legendaris di Semarang

on
Selasa, 01 November 2016
Saya sebenarnya bukan tipe orang yang hobi sekali wisata kuliner. Bahkan seringkali saya ragu-ragu saat hendak mencoba menu baru atau tempat makan baru. Semacam takut rugi, udah terlanjur nyoba ternyata rasanya gak pas sama lidah. Sayang duitnya. Haha. Makanya saya cenderung jarang berspekulasi. Makannya di tempat itu-itu saja. Pesannya juga menu itu-itu saja.

Tapi adakalanya saya juga tergoda mencoba tempat makan baru atau menu baru. Apalagi jika saat blogwalking gak sengaja ketemu artikel-artikel kuliner. Ditambah ada embel-embel harga bersahabat, pasti akan tergoda. Maklum ya, semenggoda apapun menunya kalau sudah dibilang harganya mahal sih gak bakal tergoda kayaknya. Hihi.

Beberapa kali membaca artikel tentang artikel yang membahas kuliner-kuliner di Semarang yang patut di coba, saya hampir selalu menemukan Lekker Paimo sebagai salah satunya. Hmm, penasaran, karna ulasan dan gambar-gambarnya selalu menarik. Apalagi Lekker Paimo konon hanya jajanan pinggir jalan, namun peminatnya luar biasa banyak. Ditambah, beberapa teman kantor bercerita juga tentang kelezatan lekkernya. Juga tentang antriannya yang mengular.

Lalu saya mengajak Mas Suami untuk mencoba Lekker Paimo tersebut. Seperti biasa, Mas Suami mengiyakan, tapi dengan syarat. Kalau pas ada waktu, katanya. Sampai akhirnya saya positif hamil, janji itu saya tagih. Hihi, saya sempat menggunakan kehamilan saya sebagai alasan biar segera diajak ke Lekker Paimo. Tapi gak berhasil, karna kami sudah sepakat untuk gak percaya ngidam-ngidaman.

Sampai akhirnya hari sabtu kemarin, saat kami ada perlu ke daerah Semarang Bawah, saya mencoba lagi mengingatkan beliau tentang janjinya mengajak saya ke Lekker Paimo. Dan beliau mengiyakan. Yeay, Alhamdulillah.

Kami sampai di lokasi sekitar pukul sebelas siang. Dan kami ternganga karna pembelinya ternyata benar-benar banyak. Antriannya mengular! Lekker Paimo terletak tepat di depan SMA Loyola, Jalan Karang Anyar No. 37, Brumbungan, Semarang Tengah. Selain heran dengan pembeli yang sebegitu banyak, saya juga dibuat heran saat melihat seperti apa tempat berjualan Lekker Paimo ini yang amat sangat sederhana sekali. Sama sekali gak sepadan dengan seberapa legendaris namanya.


Lekker Paimo terdiri dari lekker manis dan asin, dan menawarkan berbagai varian rasa. Diantaranya pisang coklat keju, tuna sosis keju, telur sosis mozzarela, dll. Kalo gak salah pilihan isian ini bisa divariasi sesuai permintaan pembeli.


Saat sampai di tempat, kita akan dipersilakan untuk menulis pesanan kita di kertas. Setelah kita menulis, serahkan kertas pesanan kita pada abang-abangnya. Abang pembuat lekkernya selalu memberitahu bahwa antriannya panjang pada pembeli yang menyerahkan kertas pesanannya. Mungkin maksudnya agar si pembeli siap dan gak emosi kalau pesanannya gak kunjung datang. Ohya, jangan lupa tulis nama kita di kertas pesanan, karna saat lekker kita akan dibuat atau sudah jadi, nama kita akan dipanggil (atau lebih tepatnya diteriakkan). Kemarin, saya hampir satu jam antri sampai akhirnya pesanan saya datang.



Untuk harga cenderung jauh lebih mahal yang kelompok asin karna isiannya jauh lebih beragam. Untuk harga menurut saya gak bisa dibilang murah untuk ukuran jajanan pinggir jalan, dan gak terlalu mengenyangkan. Tapi menurut saya sangat sepadan dengan citarasa yabg ditawarkan. Kemarin saya pesan empat lekker asin dengan varian isian yang berbeda-beda dan satu lekker manis, total habisnya sekitar enam puluh sekian ribu.



Setelah mencicipi rasanya, saya jadi maklum sih melihat pembeli yang sebegitu banyaknya. Meskipun untuk kembali mengunjungi Lekker Paimo lagi rasanya harus berpikir dua kali, karna harus benar-benar saat waktu kita luang. Jangan pernah datang saat kita diburu agenda-agenda lain yang lebih penting.

Jangan lupa mampir di Lekker Paimo ya saat berkunjung ke Semarang. Kapan lagi mencicipi jajanan pinggir jalan yang sebegitu legendaris? :)

Pengalaman Pertama Mencicipi Kuliner Khas Aceh

on
Rabu, 22 Juni 2016
Kamis minggu lalu, saat magrib tiba, saya dan mas suami masih berjibaku di tengah padatnya jalanan kota Semarang. Otomatis, kami memutuskan untuk rehat dan mencari tempat untuk berbuka puasa. Yeaayy! Haha

Seperti biasa, mas suami menyerahkan pilihan tempat makan yang akan kami pilih kepada saya. Setelah cap cip cup kembang kuncup, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada sebuah Kedai Kopi Aceh Meutia -- sebuah kedai kecil yang menawarkan menu masakan khas Aceh, terutama Mie Aceh. Hihi, iya sih, saya tau kok buka puasa dengan mie kayaknya kurang pas. Tapi gimana lagi, saya sudah lama penasaran pengen nyicipin Mie Aceh. Dan saya merasa ini momen yang tepat banget. Hihi

Saat kami datang, di Kedai Meutia ada beberapa pengunjung, kalo gak salah tiga keluarga. Yang ternyata, tiga keluarga tersebut pesanannya belum datang semua. Itu artinya, saya dan si mas harus cukup lama bersabar *eluselusperut*.

Saat itu saya memesan Mie Aceh Basah cumi (sebenernya pengen yang kepiting, tapi harganya kok bikin berubah pikiran =D), dengan level pedas sedang. Sempat galau sih mau pesan mie atau nasi gorengnya. Tapi kembali ke niat awal, kan penasarannya sama mie-nya. Sedangkan si mas pesan nasi gorengnya - nasi goreng daging telur. Untuk minum, saya masih belum tertarik nyobain minuman khas Aceh macam teh tarik, kopi aceh de el el itu. Pilihan saya masih selalu jatuh pada Jus Alpukat, dan pilihan si mas juga tetep istiqomah es jeruk. Hihi.

Mie Aceh punya saya. Maapin fotonya yg miring2 ga jelas yaa... haha

nasi goreng punya si mas :)

Begitu pesanan datang, gak pake lama langsung lah kami santap. Pertama saya nyicip nasi gorengnya si mas. Saya kira rasanya bakal 11-12 sama nasi goreng pada umumnya. Ternyata beda. Rasa rempah-rempahnya terasa banget -- tapi saya gak tau sih apa aja bumbu yang dipakai. Porsinya lumayan, pas lah kalo buat perutnya si mas yang 'langsing'. Hihi.

Sementara punya saya - Mie Aceh Cumi - rasanya juga gak kalah unik. Bumbunya terasa kuat. Sendokan pertama dan kedua, lidah saya masih agak merasa 'aneh', tapi menikmati. Jujur saya agak nyesel kenapa gak pesen yang goreng aja, soalnya yang saya pesan itu kan basah, jadi rasanya jadi cepet enek. Terus, cuminya cuma 3 biji apa ya, dan lumayan alot =(( Tapi secara keseluruhan, saya cukup menikmati citarasa Mie Aceh yang baru pertama kali saya coba ini sih.

Kalo jus alpukatnya, menurut saya kurang sip. Soalnya pakainya susu putih, bukan susu coklat. Saya lebih suka alpukat dipadukan dengan susu coklat soalnya. Sementara untuk es jeruknya, saya gak bisa komentar lah. Lha gimana mau komentar cobak, wong nyicipin aja enggak! Langsung tandas sekali tenggak sama si mas -_-

Nah, sekarang soal harga. Berhubung saya gak tau standar harga kuliner khas Aceh itu berapa, dan ini merupakan pengalaman pertama, jujur aja saya lumayan kaget sih lihat harganya. Hihi. Saya kira harganya setara sama Mie Jowo dan nasi goreng pada umumnya gitu lah. Ternyata enggak. Hehe. Untuk Mie Aceh Cumi yang saya pesan harganya dua puluh ribu. Sedangkan nasi goreng daging telurnya si mas, harganya dua puluh lima ribu.  Jus alpukatnya rata-rata sih harganya -- sepuluh ribu, sedangkan es jeruknya lumayan mahal cyin -- delapan ribu. Hehe. Totalnya? Tolong dihitung sendiri, ya. Haha =))

daftar menu plus harganya
 Seneng sih akhirnya bisa nyoba citarasa kuliner khas Aceh. Langka banget nih saya nyobain makanan khas daerah tertentu. Biasanya sih paling khas Padang, alias Nasi Padang. Haha. Saya tipikalnya kurang berani mencoba soalnya, kalo makan di suatu tempat terus sudah merasa cocok, yaudah, biasanya saya akan cari aman dengan memilih itu terus berulang-ulang -- dan butuh waktu untuk bisa memutuskan berani nyoba yang lain.

Ohya, anehnya... setelah makan Mie Aceh, smalemnya saya kebangun tengah malem gara-gara perut melilit, dan diare! Heran, kok bisa... masa' gara-gara makan mie aceh? Setelah diinget-inget, kayaknya enggak sih. Gara-garanya bukan Mie Aceh, tapi gara-gara selama nunggu pesanan kami datang, saya dan si mas makan gorengan sambil nyeplus cabe beberapa biji. Haha.

Anyway, Kata Mbak Muna Sungkar -- si momtraveler -- ada Kedai Mie Aceh yang menurut dia enak di daerah Tembalang. Semoga suatu saat ada kesempatan untuk bisa nyoba =))

Signature

Signature